Gerebek Tambang Pasir Ilegal di Lamteng, Polisi Tangkap 2 Tersangka

Bandar Lampung, IDN Times - Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Lampung mengungkap tindak pidana ilegal mining atau pertambangan tanpa izin pasir. Pengungkapan berlangsung di Perairan Sungai Pegadungan, Desa Rantau Jaya Ilir, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah.
Tindak pidana tersebut menangkap dua tersangka masing-masing inisial ZRW (36) dan WYD (42). Kedua tersangka diketahui merupakan pemilik kapal sekaligus pelaku penambang pasir ilegal
"Kedua tersangka diamankan awal September kemarin, Kegiatan penambangan pasir ini diduga tanpa dilengkapi izin yang sah," ujar Dirpolairud Polda Lampung, Kombes Pol Sis Mulyono saat memimpin konferensi pers, Senin (19/9/2022).
Baca Juga: Tersangka Polisi Tembak Polisi Diberhentikan Tidak Dengan Hormat
1. Polisi amankan kapal hingga alat penyedot pasir
Bersamaan kedua tersangka, Mulyono menyampaikan, kepolisian turut mengamankan barang bukti kejahatan berupa 1 unit kapal tongkang tanpa nama bermuatan pasir lebih kurang 2 kubik milik ZRW, 1 kapal tongkang tanpa nama bermuatan 16 kubik milik WYD, 2 perahu klotok bermesin YANMAR 18 PK.
Selain itu, 2 unit mesin blower merk Donveng 2 PK sebagai alat penyedotan pasir dan 1 unit kompayer merk donveng 10 PK.
"Pengungkapan ini hasil patroli personel Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Lampung bersama anggota Kapal Patroli Polisi XXV-1010, dengan menemukan kegiatan penambangan pasir tanpa dilengkapi izin yang sah," terangnya.
2. Terancam penjara 5 tahun
Lebih lanjut Mulyono menyampaikan, kedua tersangka dan seluruh barang bukti talah diamankan di Rutan Ditpolairud Polda Lampung. ZRW dan WYD akan dipersangkakan Pasal 158 Undang-Undang (UU) RI Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas UU RI No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batu.
"Ancaman pidana paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 100 miliar rupiah," tegas Dirpolairud Polda Lampung.
3. Penambangan ilegal sudah berlangsung 2 tahun
Terkait keterlibatan tersangka lain dibelakang kedua tersangka, Mulyono menegaskan, pihaknya masih terus mendalami dugaan tersebut. Meski demikian, ZRW dan WYD telah mengamini melancarkan aksi penambangan ilegal pasir salama 2 tahun terakhir.
"Dugaan-dugaan lain masih ditelusuri, untuk penjualan tersangka biasa menjual pasir ke warga sekitar tergantung sesuai pesanan," tandas dia.
Baca Juga: KPK Periksa 8 Pejabat Unila di Polda Lampung