Prihatin Gagal Ginjal Anak, Pemkot akan beri Pelatihan bikin Bekal

- Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung membantah adanya anak cuci darah karena gagal ginjal di kota tersebut.
- Desti Mega Putri mengingatkan orang tua untuk mengawasi jajanan anak-anak dan menghindari makanan dan minuman manis kemasan.
- Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, mengimbau orang tua membatasi konsumsi makanan dan minuman manis kemasan oleh anak-anak serta berencana mengadakan pelatihan membuat bekal makanan sehat.
Bandar Lampung, IDN Times – Isu mengenai makanan dan minuman manis kemasan kembali mencuat setelah temuan ratusan anak yang menjalani terapi gagal ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah kasus gagal ginjal anak di DKI Jakarta pada 2023 mencapai 439 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus gagal ginjal yang menimpa sejumlah anak di Jakarta. Ia menegaskan, hingga saat ini, tidak ada anak di Kota Bandar Lampung yang menjalani cuci darah akibat gagal ginjal atau diabetes.
“Di Bandar Lampung tidak ada pasien anak yang cuci darah karena gagal ginjal. Proses cuci darah anak juga dilakukannya di rumah sakit dan tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan,” katanya, Kamis (8/8/2024).
1. Orang tua harus mengawasi jajan anak

Desti mengingatkan orang tua untuk berhati-hati dalam mengawasi jajanan anak-anak. Ia menekankan pentingnya menghindari makanan dan minuman manis dalam kemasan. “Mending bawain bekal saja. Sebisa mungkin sempatkan mempersiapkan bekal untuk anak. Bisa juga membawakan bekal buah yang jelas sehat dan praktis untuk anak,” ujarnya.
Ia berharap orang tua memahami dampak jangka panjang dari konsumsi makanan atau minuman manis kemasan, agar tidak menyesal setelah anaknya terkena diabetes atau gagal ginjal.
2. Uang jajan diganti dengan bekal dari rumah

Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, juga mengimbau orang tua untuk membatasi dan tidak membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan dan minuman manis kemasan. Ia mengakui bahwa siswa TK dan SD berada pada usia yang sulit dikontrol dalam hal jajan.
“Anak SD kan biasanya susah ya kalau gak jajan, susah untuk dilarang. Makanya kita yang harus pandai untuk menyiasati supaya gak jajan gimana, misalnya bawain bekal yang cantik, lucu, tapi enak dan sehat,” jelasnya.
3. Memberi pelatihan membuat bekal makanan sehat dan enak

Eva berencana mengajak PKK di Bandar Lampung untuk mengadakan pelatihan bagi orang tua dalam membuat bekal makanan yang enak dan sehat. “Bunda juga pengin nih nanti kita lewat PKK ya buat pelatihan membuat bekal makanan seperti yang ada di kafe atau resto. Enak, sehat, tapi buatnya mudah dan bisa dibuat di rumah,” katanya.
Ia berharap angka kasus gagal ginjal atau diabetes pada anak-anak di Indonesia dapat terus menurun dan semua anak Indonesia bisa tetap sehat serta mendapatkan pendidikan yang baik untuk mewujudkan cita-citanya.