Sulap Tambak Jadi Sawah, Petani Lamsel Panen Padi Biosalin

- Pemkab Lamsel siap membantu petani dengan bibit dan alat berat
- Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, akan memberikan dukungan penuh kepada petani dengan bantuan bibit dan alat berat.
- Panen perdana padi biosalin bikin bangga Pemkab Lamsel
- Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama mengapresiasi kreativitas para petani Sragi dalam panen raya padi biosalin di Desa Bandar Agung.
- Egi optimistis Sragi menjadi model pertanian pesisir berbasis inovasi lokal
Lampung Selatan, IDN Times - Para petani di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan menyulap lahan bekas tambak yang sempat terbengkalai 4 tahunan, menjadi area persawahan produktif. Dengan inovasi mereka, lahan itu mampu menghasilkan padi varietas biosalin atau Bio Saline Rice, jenis padi yang tahan terhadap air payau.
Hasil panen mereka pun tak main-main, yakni 6 ton per hektare. Angka yang terbilang tinggi untuk wilayah pesisir yang selama ini identik dengan tanah berair asin.
Kang Jalu, sosok di balik gagasan pengembangan padi biosalin, menceritakan proses panjang uji coba yang mereka lakukan di dua lokasi, yakni Ketapang dan Bandar Agung. Meski percobaan di Ketapang gagal karena banjir, hasil di Bandar Agung justru menunjukkan hasil maksimal.
“Kami butuh dukungan alat berat seperti ekskavator agar lahan bisa ditata lebih baik. Ini program penting untuk ketahanan pangan daerah,” kata Jalu pada Jumat (7/11/2025).
1. Pemkab Lamsel siap membantu petani dengan bibit dan alat berat

Menanggapi hal itu, Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama langsung meminta agar ada yang bisa membuatkan masterplan pengembangan pertanian biosalin secara berkelanjutan. Ia memastikan pemerintah siap memberikan dukungan penuh, termasuk bantuan bibit dan alat berat.
“Ekskavator dan bibit akan kami bantu. Pemerintah siap menjadikan ini pilot project pertanian pesisir,” kata Egi.
Egi menilai langkah para petani Sragi sejalan dengan komitmen Pemkab Lampung Selatan dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis potensi lokal, khususnya di wilayah pesisir.
2. Panen perdana padi biosalin bikin bangga Pemkab Lamsel

Egi yang juga hadir dalam panen raya padi biosalin di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi itu juga mengapresiasi kreativitas para petani Sragi. “Ini panen perdana dari lahan yang lama tak produktif. Berkat semangat Kang Jalu dan para petani, biosalin bisa tumbuh subur dengan hasil bagus. Ini contoh nyata bagaimana masyarakat bisa berinovasi dari bawah,” ujar Egi.
Menurut Egi, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa inovasi pertanian tidak selalu harus dimulai dari kebijakan pemerintah, melainkan bisa lahir dari masyarakat yang berani mencoba hal baru.
Panen raya itu juga dihadiri Ketua BPH Yayasan Batutta Bangun Negeri Universitas Indonesia Mandiri, Toto Priyana; Forkopimda; Bulog Lampung Selatan; Karang Taruna; Dekopinda; serta jajaran perangkat daerah tersebut.
3. Egi optimistis Sragi menjadi model pertanian pesisir berbasis inovasi lokal
Egi menegaskan, keberhasilan petani Sragi menjadi bukti bahwa inovasi masyarakat bisa tumbuh dari bawah dan memberi dampak nyata bagi daerah.
“Wilayah kita sekitar 70 persen merupakan lahan pertanian dan pesisir. Inovasi seperti ini sangat relevan dan perlu kesinambungan. Saya minta agar lahan bisa diperluas dari 2 hektare saat ini menjadi lebih luas ke depan,” ujarnya.
Dengan keberhasilan panen perdana padi biosalin ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan optimistis model pertanian pesisir berbasis inovasi lokal akan terus berkembang. Tak hanya menjaga ketahanan pangan, tapi juga menghadirkan nilai ekonomi baru bagi masyarakat pesisir yang selama ini bergantung pada tambak.
“Kami berharap panen perdana ini menjadi titik awal pengembangan pertanian biosalin di daerah lain,” harapnya.


















