Perbedaan Awal Ramadan, Ini Pesan Muhammadiyah Lampung ke Masyarakat

- Perbedaan bukan sumber perpecahan, tapi momentum memperkuat rasa saling menghormati antarumat beragama.
- Jaga semangat kebersamaan dan hargai setiap perbedaan bagi setiap ummat beragama di Sai Bumi Ruwa Jurai.
- Momentum perkuat ukhuwah dan semangat belajar antar kelompok dalam menyikapi perbedaan awal Ramadan dan Idul Fitri 2026.
Bandar Lampung, IDN Times – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung mengajak dan mengimbau masyarakat agar menyikapi perbedaan penetapan awal Ramadan dan Idul Fitri 2026 dengan sikap dewasa dan penuh toleransi.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah diketahui telah menetapkan awal Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026, dan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat, 20 Maret 2026. Keputusan ini tertuang dalam maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 2/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 Hijriah.
"Untuk masyarakat Lampung. Kita sudah terbiasa dididik untuk menjadi pembelajar yang baik, kita juga sudah terbiasa didik dalam keberbagaian dan kemajemukan. Itu menjadi anugerah bagi kita bangsa Indonesia," ujar Ketua PWM Lampung, Prof Sudarman dikonfirmasi, Sabtu (25/10/2025).
1. Ingatkan perbedaan bukan sumber perpecahan

Sudarman melanjutkan, perbedaan tersebut seharusnya tidak menjadi sumber perpecahan, melainkan momentum untuk memperkuat rasa saling menghormati antarumat beragama. Oleh karenanya, pemerintah terpenting wajib memfasilitasi semua ummat beragama, untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Jadi pemerintah tidak boleh membela satu kelompok dan menyalahkan satu kelompok beragama lainnya. Tetapi kelompok manapun yang mempunyai keyakinan dan kepercayaan mesti difasilitasi oleh pemerintah," katanya.
2. Minta jaga semangat kebersamaan

Selaras hal ini, Sudarman turut menyerukan kepada masyarakat Lampung untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan menghargai setiap perbedaan bagi setiap ummat beragama di Sai Bumi Ruwa Jurai.
Menurutnya, masyarakat Lampung telah lama hidup dalam keberagaman etnis, budaya, dan agama, sehingga nilai toleransi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Hargailah perbedaan dan jangan alergi, kita harus membuat itu menjadi keindahan dalam hidup dan menjadi rahmat dalam bermasyarakat, sehingga perbedaan menjadi berwarna-warni bukan menjadi pecah belah,” tuturnya.
3. Momentum perkuat ukhuwah

Sudarman juga mengajak seluruh pihak di Provinsi Lampung bisa menjadikan momen ini sebagai sarana memperkuat ukhuwah dan semangat belajar antar kelompok.
“Perbedaan itu sunnatullah, Tuhan menciptakannya agar kita bisa saling belajar dan berlomba menampilkan yang terbaik,” imbuhnya.


















