ITERA Siap Bantu Atasi Banjir Bandar Lampung, Caranya?

- Rektor ITERA, I Nyoman Pugeg Aryantha, komitmen tangani banjir Bandar Lampung
- ITERA luncurkan Pusat Mitigasi Bencana untuk tangani banjir dan kondisi alam
- Pengepul data wilayah rawan banjir dan susun strategi tata kelola pengaliran air
Bandar Lampung, IDN Times – Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA), I Nyoman Pugeg Aryantha, menyatakan komitmen kampus dipimpinnya untuk turut berkontribusi dalam penanganan masalah banjir di Bandar Lampung. Menurutnya, banjir adalah persoalan serius membutuhkan solusi jangka panjang dan kolaborasi lintas sektor.
"Itu salah satu hal urgent yang menjadi perhatian ITERA. Kita sudah melakukan berbagai upaya, termasuk komunikasi intensif dengan Pemkot Bandar Lampung," ujarnya, Senin (28/4/2025).
1. Bentuk pusat mitigasi bencana

Sebagai langkah konkret, ITERA telah meluncurkan Pusat Mitigasi Bencana. Meski awalnya fokus pada gempa dan tsunami, pusat ini juga akan menangani isu banjir dan pengelolaan wilayah berbasis kondisi alam.
"Selama ini faktor kondisi alam sering diabaikan dalam perencanaan. Lewat pusat ini, kami ingin memberi kontribusi nyata," jelasnya.
2. Libatkan alumni dan mahasiswa teknik

Rektor menyampaikan, banyak alumni ITERA saat ini sudah berkiprah di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Dirinya juga aktif dalam penyusunan perencanaan wilayah, termasuk yang berkaitan dengan infrastruktur dan pengelolaan banjir. "Bahkan ada mahasiswa kita yang sudah meraih penghargaan di bidang ini," tambahnya.
3. Siapkan pemetaan wilayah dan rekomendasi kebijakan

Pugeg menegaskan, ITERA saat ini sedang melakukan pengumpulan data dan pemetaan wilayah rawan banjir di Bandar Lampung. Data tersebut nantinya akan menjadi dasar memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah.
"Wilayah yang sudah tergenang harus ditindak dengan kebijakan tegas. Sedangkan wilayah baru, jangan sampai dibangun tanpa kajian," tegasnya.
Selain itu, ITERA juga sedang menyusun strategi tata kelola pengaliran air agar lebih efektif, dengan mempertimbangkan kondisi topografi kota. "Semua ini butuh proses bertahap, tidak bisa instan. Tapi kami siap terus mencari solusi terbaik," imbuhnya.