Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lain

Bandar Lampung, IDN Times - ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan suatu kondisi di mana seseorang kesulitan untuk fokus, memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. ADHD memang bukan penyakit mengerikan, tapi faktanya masih banyak orang awam tak tahu tentang penyakit ini.
Sehingga muncul kasus memilukan yakni penganiayaan orang tua terhadap anak di Kabupaten Tabanan di mana orang tua mengurung sang anak dan merantainya karena tak tahu anaknya menderita ADHD. Padahal, sang anak hanya membutuhkan perhatian lebih karena ia sedikit berbeda tapi orang tua menganggapnya nakal dan merantainya.
Sayangnya, prevalensi ADHD di Indonesia saat ini belum diketahui secara pasti karena penelitiannya masih sangat sedikit. Datanya pun hanya sebatas pada rekam medis di tempat pelayanan anak berkebutuhan khusus.
1. Masih balita, tapi tidak takut duduk sendiri di pinggiran sumur
Berkebalikan dengan cerita orang tua di Kabupaten Tabanan, Mustika Nuraini, seorang ibu di Kecamatan Natar Lampung Selatan telah mengetahui dan menyadari anaknya memiliki kebutuhan spesial dibanding anak lainnya sejak anaknya berusia 2 tahun.
Mustika menjelaskan anak perempuannya ini memiliki ciri-ciri hiperaktif luar biasa dan tak kenal lelah. Sehingga ia harus ekstra perhatian terhadap anaknya tersebut saat bermain.
“Gak bisa diem. Ada aja yang dikerjakan sama dia. Bosan mainan A ganti main B, bosen B ganti lagi, jadi gak istirahat. Terus dia juga kurang bisa melihat situasi di sekitarnya. Misalnya dia bermain itu tidak akan memperdulikan orang lain, dia gak peduli anak lain menangis karena mainannya direbut, asal dia happy dia akan asik dengan dirinya sendiri,” jelasnya.
Tak hanya itu ia juga mengatakan anaknya ini tidak kenal rasa takut dan hanya akan menangis jika ia merasa sakit saja. Sehingga ketika terjatuh dan terluka, selama itu tidak terasa sakit bagi anaknya maka anaknya tidak akan menangis.
“Di lingkungan rumah saya itu masih banyak rumah yang sumurnya pendek-pendek. Sering banget dia duduk di pinggiran sumur dengan arah kaki ke dalam sumur. Bahkan dia senang dan kakinya diayun-ayunkan. Dia gak ada rasa takut dan dia gak tahu kalau itu berbahaya,” katanya.