9.232 Satwa Liar Ilegal Disita di Lampung hingga Agustus 2025

- Bekasi hingga Tangerang tujuan pengiriman terbanyak, dengan Provinsi Lampung masih menjadi pintu keluar utama penyelundupan satwa liar asal Sumatera menuju Jawa.
- Dipicu tingginya permintaan pasar terhadap praktik jual beli satwa liar, khusus di wilayah Pulau Jawa, yang dipicu adanya nilai ekonomi dapat memberikan keuntungan secara finansial.
- Pentingnya perkuat patroli hutan untuk memastikan burung aman dari pemburu dan menjaga burung agar hidup aman di habitat alaminya, daripada menyelamatkan dari perdagangan ilegal ketika satwa sudah jauh meninggalkan habitatnya.
Bandar Lampung, IDN Times - Sebanyak 9.232 ekor peredaran satwa liar ilegal ditertibkan dan digagalkan di Provinsi Lampung selama setahun terakhir hingga Agustus 2025. Ribuan satwa liar ini didominasi jenis burung.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, total hasil penertiban peredaran satwa liar secara ilegal pada 2025 sampai dengan bulan Agustus sebanyak 9.232 ekor. Rinciannya, satwa dilindungi 854 ekor meliputi jenis burung (820 ekor), mamalia (21 ekor), dan reptilia (13 ekor).
Sedangkan satwa tidak dilindungi sejumlah 8.378 ekor meliputi jenis burung (8.152 ekor), mamalia (2 ekor), dan reptilia (224 ekor). Ribuan satwa liar ini berasal dari Jambi sebanyak 31.3 persen, Lampung (24.4 persen), Sumatera Selatan (23.8 persen), Riau (19.7 persen), dan tak terdata (0.9 persen).
1. Bekasi hingga Tangerang tujuan pengiriman terbanyak

Mengonfirmasi data tersebut, Kepala Seksi KSDA Wilayah 3 Lampung BKSDA Bengkulu, Itno Itoyo mengatakan, Provinsi Lampung hingga saat ini masih menjadi pintu keluar utama penyelundupan satwa liar asal Sumatera menuju Jawa, terutama memanfaatkan jalur penyeberangan via Pelabuhan Bakauheni.
Tujuan pengiriman satwa liar asal Sumatera ini diangkut menuju Bekasi (26.6 persen), Tangerang (18.6 persen), Jakarta (15.2 persen), Kampung Rambutan, Jakarta (14.2 persen), Klaten dan Jakarta Timur (7.3 persen), Pati (0.7 persen).
"Iya, dari data yang dihimpun paling banyak satwa liar jenis burung. Ini yang berhasil kita amankan di 2025, terhitung sampai bulan Agustus," ujarnya dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).
2. Dipicu tingginya permintaan pasar

Jenis burung paling banyak diperdagangkan meliput Zosterops montanus sebanyak 2.500 ekor, Acridotheres javanicus (1.100 ekor), Prinia Famillants (700 ekor), Ploceus manyar (800 ekor), dan Pycnonotus melanicterus hingg Pycnonotus golavier (400 ekor.
Sejalan dengan data penertiban tersebut, Itno mengungkapkan, angka penertiban ini dipicu tingginya permintaan pasar terhadap praktik jual beli satwa liar, khusus di wilayah Pulau Jawa. Kondisi ini dipicu adanya nilai ekonomi dapat memberikan keuntungan secara finansial.
"Kami akui belum bisa menjangkau seluruh penertiban. Maka dari itu selain melakukan penangkapan pelaku penyelundupan, kami intens melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat rentan, hingga menggandeng aparat dan NGO terkait," imbuhnya.
3. Pentingnya perkuat patroli hutan

Direktur Eksekutif FLIGHT Marison Guciano menambahkan, upaya penyelamatan satwa liar dari perdagangan ilegal perlu sinergi semua pihak, baik itu dari instansi pemerintah terkait, NGO, media dan kelompok masyarakat lainnya.
Selain operasi penyitaan, patroli di hutan perlu diperkuat untuk memastikan burung aman dari pemburu. Lebih baik menjaga burung agar hidup aman di habitat alaminya, daripada menyelamatkan dari dari perdagangan ilegal ketika satwa sudah jauh meninggalkan habitatnya.
"Ini untuk menghindari resiko kematian yang tinggi ketika burung dalam pengiriman, dimana mereka di tempatkan di kotak-kotak kecil," ucapnya.
4. Lampung masih menjadi tempat transit

Marison melanjutkan, Provinsi Lampung sejauh ini hanya menjadi tempat transit atau lalu lintas bagi burung-burung asal Pulau Sumatera ini sebelum dikirim ke beberapa daerah di Pulau Jawa.
"Pasar burung terbesar masih di Jawa. Permintaan di Jawa sangat tinggi. Lampung hanya transit sebelum mereka diselundupkan ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan," tegasnya.