5 Daerah Punya Sarana Kesehatan Paling Sedikit di Provinsi Lampung

- Tulang Bawang: Tidak ada desa/kelurahan dengan rumah sakit bersalin, hanya 3 desa/kelurahan dengan rumah sakit umum, dan minimnya poliklinik dan puskesmas.
- Way Kanan: Hanya 2 desa/kelurahan dengan rumah sakit, tidak ada yang memiliki rumah sakit bersalin, minimnya poliklinik dan puskesmas.
- Kota Metro: Hanya 8 desa/kelurahan dengan rumah sakit, tidak ada yang memiliki rumah sakit bersalin, minimnya poliklinik dan puskesmas.
Bandar Lampung, IDN Times -Sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, hingga apotek memiliki peran krusial dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan. Sebab itu, pemerataan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah, termasuk hingga ke desa dan kelurahan, menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah.
Namun, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, masih terdapat beberapa kabupaten dan kota yang menghadapi keterbatasan dalam hal jumlah sarana kesehatan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, mengingat kondisi tersebut dapat berdampak langsung pada kualitas hidup dan produktivitas masyarakat setempat.
Berikut IDN Times rangkum lima daerah yang memiliki jumlah sarana kesehatan paling sedikit di Provinsi Lampung berdasarkan data BPS Lampung, disertai dengan data rinci mengenai jenis dan jumlah fasilitas tersedia di masing-masing wilayah.
1. Kabupaten Tulang Bawang

Kabupaten Tulang Bawang memiliki wilayah cukup luas, yakni mencapai 3.466,32 km², menjadikannya salah satu kabupaten dengan cakupan wilayah terbesar di Provinsi Lampung. Dengan luas wilayah sebesar itu, idealnya Tulang Bawang memiliki distribusi sarana kesehatan merata untuk menjangkau seluruh kecamatan dan desa yang tersebar di berbagai penjuru daerah.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan hal berbeda. Kabupaten ini justru menjadi daerah dengan sarana kesehatan paling sedikit urutan kelima di Lampung.
Minimnya fasilitas kesehatan di Tulang Bawang terlihat dari tidak adanya satu pun desa atau kelurahan yang memiliki rumah sakit bersalin. Padahal, keberadaan fasilitas ini sangat krusial untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama di daerah dengan akses jauh dari pusat layanan kota.
Selain itu, jumlah desa atau kelurahan yang memiliki poliklinik dan puskesmas juga masih tergolong rendah, masing-masing hanya terdapat di 20 desa atau kelurahan. Ini menunjukkan, layanan kesehatan dasar dan rawat jalan belum tersebar secara merata di wilayah yang luas ini.
Tercatat, hanya ada tiga desa atau kelurahan yang memiliki rumah sakit umum. Sementara puskesmas pembantu tersebar di 61 desa atau kelurahan dan apotek terdapat di 35 desa atau kelurahan.
Jika seluruh jenis fasilitas kesehatan dijumlahkan, totalnya mencapai 139 unit. Angka ini masih belum memadai jika dibandingkan dengan kebutuhan dan tantangan geografis di Tulang Bawang yang memiliki wilayah cukup luas dan beragam karakteristik pemukiman.
Kondisi ini menegaskan Tulang Bawang menghadapi tantangan besar dalam pemerataan layanan kesehatan. Upaya peningkatan dan pembangunan fasilitas kesehatan lebih merata dan terjangkau sangat dibutuhkan untuk menjamin akses layanan kesehatan layak bagi seluruh masyarakat, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil.
2. Kabupaten Way Kanan

Kabupaten Way Kanan memiliki luas wilayah sekitar 3.921,63 km², menjadikannya salah satu kabupaten dengan wilayah cukup luas di Provinsi Lampung. Namun, meskipun luas, ketersediaan sarana kesehatan di daerah ini masih tergolong terbatas.
Hal ini terlihat dari jumlah desa atau kelurahan yang memiliki fasilitas kesehatan, belum merata dan masih kurang mencukupi kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Berdasarkan data BPS Lampung, hanya terdapat dua desa atau kelurahan yang memiliki rumah sakit.
Sementara tidak ada satupun desa atau kelurahan memiliki rumah sakit bersalin. Ketiadaan rumah sakit bersalin tentu menjadi perhatian khusus, mengingat pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat krusial dalam menurunkan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, poliklinik dan puskesmas masing-masing hanya tersedia di 20 desa atau kelurahan, berarti sebagian besar wilayah Way Kanan belum terlayani secara langsung oleh fasilitas kesehatan primer. Sementara itu, puskesmas pembantu ditemukan di 73 desa atau kelurahan, menunjukkan sebagian besar layanan kesehatan tingkat pertama justru ditopang oleh fasilitas pelengkap biasanya memiliki tenaga dan peralatan lebih terbatas dibanding puskesmas utama.
Jumlah apotek juga belum banyak, yakni hanya tersedia di 31 desa atau kelurahan. Jika ditotal, terdapat 146 unit fasilitas kesehatan dari berbagai jenis di seluruh wilayah Way Kanan.
Jumlah ini tergolong minim jika dibandingkan dengan luas wilayah dan persebaran penduduknya. Dengan minimnya sarana kesehatan Way Kanan masuk dalam urutan ke-4 sebagai daerah dengan sarana kesehatan paling minim di Lampung.
3. Kota Metro

Kota Metro memiliki luas wilayah relatif kecil, yaitu sekitar 68,74 km², namun sebagai kota administratif, seharusnya Metro memiliki fasilitas kesehatan lebih memadai. Sayangnya, kenyataan di lapangan menunjukkan Metro justru menjadi salah satu daerah dengan jumlah sarana kesehatan paling sedikit di Provinsi Lampung.
Tercatat hanya 8 desa atau kelurahan memiliki rumah sakit, dan tidak ada satupun rumah sakit bersalin tersedia, yang tentu menjadi perhatian penting dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Poliklinik hanya tersedia di 13 desa atau kelurahan, dan puskesmas pun baru mencakup 12 desa atau kelurahan. Kondisi paling mengkhawatirkan adalah puskesmas pembantu hanya ditemukan di 3 desa atau kelurahan, angka yang sangat minim untuk ukuran kota. Sedangkan apotek tersedia di 18 desa atau kelurahan.
Total keseluruhan fasilitas kesehatan di Kota Metro hanya mencapai 54 unit, menjadikannya sebagai daerah dengan jumlah sarana kesehatan paling sedikit ketiga di Provinsi Lampung. Keterbatasan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Metro untuk meningkatkan pelayanan kesehatan memadai bagi seluruh penduduknya, khususnya dalam hal pemerataan dan kemudahan akses.
4. Kabupaten Mesuji

Kabupaten Mesuji memiliki luas wilayah sekitar 2.184,00 km² dan juga termasuk daerah dengan keterbatasan sarana kesehatan. Meski wilayah ini tidak sebesar beberapa kabupaten lainnya, namun distribusi fasilitas kesehatan belum optimal, terutama pada pelayanan rumah sakit bersalin dan poliklinik.
Hingga saat ini, hanya terdapat dua desa atau kelurahan yang memiliki rumah sakit, dan tidak ada desa atau kelurahan memiliki rumah sakit bersalin. Poliklinik hanya tersedia di enam desa atau kelurahan, menunjukkan rendahnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan spesialis.
Untuk layanan kesehatan dasar, puskesmas baru menjangkau 14 desa atau kelurahan, dan puskesmas pembantu cukup banyak tersebar di 46 desa atau kelurahan. Sementara itu, apotek hanya tersedia di 21 desa atau kelurahan.
Jika dijumlahkan, terdapat 89 unit sarana kesehatan dari enam kategori tersebar di seluruh wilayah Mesuji. Hal ini membuat Mesuji berada di posisi kedua sebagai daerah dengan sarana kesehatan paling sedikit di Provinsi Lampung.
Meski sedikit lebih baik dibandingkan Pesisir Barat, angka ini tetap mencerminkan perlunya penguatan infrastruktur kesehatan, terutama untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu-anak dan akses obat-obatan di daerah ini.
5. Kabupaten Pesisir Barat

Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas wilayah sekitar 2.907,23 km² dan menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Lampung dengan jumlah sarana kesehatan paling sedikit. Luas wilayah cukup besar tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan merata, sehingga berdampak pada terbatasnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di desa-desa yang berada jauh dari pusat kabupaten.
Berdasarkan data, hanya terdapat satu desa atau kelurahan memiliki rumah sakit, dan tidak ada satupun rumah sakit bersalin di wilayah ini. Jumlah poliklinik pun sangat terbatas, hanya tersedia di tiga desa atau kelurahan.
Untuk layanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas hanya terdapat di 11 desa atau kelurahan, sedangkan puskesmas pembantu lebih banyak menjangkau wilayah, yaitu tersedia di 26 desa atau kelurahan. Sementara itu, apotek hanya dapat ditemukan di 18 desa atau kelurahan.
Secara keseluruhan, jumlah fasilitas kesehatan tersedia di Kabupaten Pesisir Barat hanya mencapai 59 unit. Angka ini merupakan yang paling rendah dibandingkan kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Lampung, dan menggambarkan pentingnya perhatian khusus dalam pembangunan infrastruktur kesehatan di wilayah ini, agar pelayanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.