Unila Gelar Webinar Malah Raih Rekor MURI, Kok Bisa? 

Penghargaan MURI kedelapan diterima Unila

Bandar Lampung, IDN Times - Universitas Lampung (Unila) kembali menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Penghargaan MURI kedelapan diterima lantaran menggelar webinar nasional diikuti total 250 rektor dan wakil Rektor terbanyak.

Webinar itu bertemakan Strategi Meningkatkan Jumlah Guru Besar dan Mempercepat Kenaikan Jabatan Fungsional dosen digelar, Selasa (5/4/2022). Terkait penghargaaan tersebut, Rektor Unila Prof Karomani mengucapkan terima kasih ke mURI.

"Selanjutnya juga masih ada catatan rekor untuk Unila. Semoga bisa mencapai 10 rekor MURI sampai akhir saya menjabat," jelasnya.

Rekor superlatif webinar

Unila Gelar Webinar Malah Raih Rekor MURI, Kok Bisa? Universitas Lampung (Unila) kembali menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Selasa (5/4/2022). (Dok. Unila).

Senior Manager MURI, Awam Rahargo mengatakan, MURI mencatat rekor secara superlatif atau yang terbanyak dalam kegiatan webinar nasional yang diikuti oleh para rektor dan wakil rektor di seluruh Indonesia.

"Semoga dengan adanya webinar ini, diharapkan ada banyak masukan yang bisa diberikan kepada universitas atau perguruan tinggi lain untuk bisa seperti Unila," jelasnya.

Unila proses tambah 40 guru besar

Unila Gelar Webinar Malah Raih Rekor MURI, Kok Bisa? (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Terkait fokus akademik saat ini, Karomani menjelaskan, Unila sedang memroses  menambah jumlah guru besar. Tercatat, ada 40 dosen saat ini diproses ke Kemendikbuk Ristek untuk memeroleh gelar tersebut.

Diharapkan, proses pengajuan 40 guru besar dapat tercapai hingga akhir 2022. Agar target itu tercapai, Unila membentuk tim percepatan, memberikan insentif serta mendampingi para dosen.

Kami sudah lakukan beberapa upaya membantu para dosen agar cepat menjadi guru besar. "Saya ingin Unila memiliki lebih dari 100 guru besar, karena itu kita akan lakukan percepatan. Saat ini Unila memiliki 85 guru besar," tegas Karomani.

Jumlah guru besar di Indonesia baru 2 persen dari total 312.890 dosen

Unila Gelar Webinar Malah Raih Rekor MURI, Kok Bisa? Unila kukuhkan 15 guru besar di Gedung Serba Guna Unila (22/9/2021) (IDN Times/Silviana)

Anggota Komisi X DPR, Prof Djohar Arifin Husin mengatakan, jumlah guru besar atau profesor di Indonesia hanya 5.479 atau 2 persen dari total dosen 312.890 orang. Dengan kata lain, 98 persen dosen belum bergelar profesor.

“Ini tantangan bagi kita semua untuk dikejar agar kita bisa grow up ke tingkat Asean, Asia, maupun dunia. Jadi, guru besar harus diperbanyak,” ujarnya dalam Webinar Nasional Strategi Meningkatkan Jumlah Guru Besar dan Mempercepat Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen digelar Unila.

Djohar menambahkan, sebaran guru besar juga belum merata. Sebagian besar ada di Pulau Jawa, yaitu 57,44 persen, selebihnya tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

Perguruan tinggi dengan jumlah guru besar terbanyak yaitu Universitas Hasanuddin Makassar memiliki 318 guru besar, Universitas Gadjah Mada 312 guru besar, Universitas Indonesia 284 guru besar, Universitas Airlangga 223 guru besar, dan Institut Pertanian Bogor 216 guru besar.

 

Strategi tingkatkan jumlah guru besar

Unila Gelar Webinar Malah Raih Rekor MURI, Kok Bisa? Universitas Lampung (Unila) tercatat telah menyumbang total lulusan kepada bangsa dan negara Republik Indonesia sebanyak 120.266 orang. (IDN Times/Istimewa)

Djohar berharap, semua perguruan tinggi saling berlomba meningkatkan kualitasnya, termasuk jumlah guru besar di perguruan tinggi masing-masing. “Melalui webinar ini, saya juga berharap semakin banyak dosen yang mau mengupgrade diri meraih gelar guru besar,” katanyarnya.

Terkait strategi meningkatkan jumlah guru besar menurutnya, para dosen memahami pedoman operasional Dikti, baik umum maupun khusus, di antaranya pemilihan jurnal, jurnal kunci, bukan plagiat, dan lain sebagainya. “Termasuk spesifik kategori jurnal Internasional bereputasi, dan bagaimana publikasi bisa masuk ke dalam kategori jurnal Internasional bereputasi tersebut,” urainya.

Ia menambahkan, dosen juga harus mengikuti model laporan penelitian yang dikehendaki. Selain itu, strategi yang dapat dilakukan perguruan tinggi adalah melalui coaching clinic berupa kegiatan pembimbingan dalam menulis artikel sampai tata cara dari awal hingga akhir.

"Pembimbingan dilakukan oleh profesional kepada peserta program calon guru besar. Kepada Rektor, beri semangatlah kepada dosen, dan dirikan tim support sehingga lebih semangat lagi dosen-dosen muda menjadi guru besar,” tukasnya.

Baca Juga: SNMPTN 2022 Unila Peringkat Empat PTN Penerima Terbanyak se-Indonesia

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya