Situs Purbakala Pugung Raharjo Potensial jadi Pengamatan Astronomi 

Galaksi Bima Sakti masih bisa diamati tanpa alat bantu

Bandar Lampung, IDN Times - Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan tergabung dalam Pusat Riset dan Inovasi Wisata Geopark Global dan Wisata Langit (WG2WL) memaparkan hasil penelitian. Lokasi penelitian mengukur kecerlangan langit kawasan Situs Purbakala Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur.

Hasil penelitian menggunakan Sky Quality Meter (SQM) di beberapa titik di situs purbakala tersebut didapatkan nilai kecerlangan langit malam tertinggi yaitu 20,07 MPAS dengan rata-rata 20,01 MPAS. 

Hal ini berarti, daerah Situs Purbakala Pugung Raharjo merupakan tempat dengan kondisi langit malam yang masih dalam kondisi gelap dan sangat cocok menjadi tempat pengamatan astronomi dan menjadi pusat geopark dan astrowisata. 

Baca Juga: Sampah Organik Rest Area KM 215 B Tol Terpeka Disulap Jadi Maggot

1. Galaksi Bima Sakti masih bisa diamati tanpa alat bantu

Situs Purbakala Pugung Raharjo Potensial jadi Pengamatan Astronomi NASA/JPL-Caltech

Menurut Ketua tim penelitian, Hendra Agus Prastyo, dengan nilai kecerlangan langit malam tertinggi yaitu 20,07 MPAS dengan rata-rata 20,01 MPAS, berarti daerah Situs Purbakala Pugung Raharjo merupakan tempat dengan kondisi langit malam masih dalam kondisi gelap dan sangat cocok menjadi tempat pengamatan. 

Beberapa hasil fotografi objek langit di Pugung juga ditampilkan saat sosialisasi ini berlangsung. Salah satunya Galaksi Bima Sakti masih bisa diamati tanpa alat bantu apapun di wilayah Punden. Selain itu, Galaksi Andromeda juga cukup mudah dilihat dengan menggunakan kamera maupun binokuler. 

2. Memiliki potensi geosite berupa batu basalt vesikule

Situs Purbakala Pugung Raharjo Potensial jadi Pengamatan Astronomi Punden berundak di situs taman purbakala pugungraharjo (Instagram adat_lampung)

Tidak sampai di situ, Situs Purbakala Pugung Raharjo juga dinilai memiliki potensi geosite berupa batu basalt vesikuler. Itu merupakan batuan konstruksi pembangunan punden berundak di Situs Purbakala ini. Terbentuknya batu basalt ini memiliki daya tarik tersendiri karena mirip dengan batuan basalt ada di daerah Hawaii Amerika Serikat.  

“Pada Situs Purbakala Pugung Raharjo juga terdapat sumber mata air yang sering digunakan sebagai tempat peribadatan masyarakat setempat. Mata air ini terbentuk akibat perpotongan antara muka air tanah dengan elevasi (ketinggian lahan). Hal ini menyebabkan air dapat mengalir melalui akar-akar pohon dan terbentuk kolam,” terang Agus.  

3. Pengelola Situs Pugung Raharjo berharap ada kegiatan lanjutan terkait penelitian

Situs Purbakala Pugung Raharjo Potensial jadi Pengamatan Astronomi Taman Purbakala Pugung Raharjo. (Instagram/@mariamitsura)

Hendra mengatkan, survei terkait potensi astrowisata dan geosite Situs Pugung Raharjo telah dilakukan sejak 5 Juli 2022. Hasil penelitian tersebut disosialisasikan kepada pengelola Situs Purbakala Pugung Raharjo dan para pemangku kepentingan, di Rumah Museum Situs Purbakala Pugung Raharjo, pekan lalu.  

Tim pengelola Situs Purbakala Pugung Raharjo menyampaikan beberapa masukan berupa usulan kegiatan pengamatan melibatkan pelajar setempat. Diharapkan dari kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan bagi pelajar di wilayah sekitar terkait astronomi. Selain itu, tim pengelola Pugung menyarankan kegiatan lanjutan terkait penelitian pengukuran pH air kolam untuk mengetahui kemurnian air. 

Baca Juga: ITERA Buka Pengamatan Gerhana Bulan Total di Lampung Fair dan Kampus

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya