Viral Anak Putus Sekolah di Lampung Ngaku Dibully, Begini Faktanya

- Viral di TikTok, Gina Dwi Sartika mengaku sering dibully karena latar belakang ekonomi keluarganya
- Sekolah membantah Gina dikeluarkan, menyatakan bahwa dia mengundurkan diri atas kemauan pribadi pada 2023
- Pemerintah Kota Bandar Lampung mendatangi keluarga Gina dan menawarkan bantuan agar dia melanjutkan pendidikan
Bandar Lampung, IDN Times – Kasus dugaan perundungan atau bullying dialami Gina Dwi Sartika, seorang siswi SMPN 13 Bandar Lampung mendadak ramai alias viral di media sosial (Medsos).
Anak kini berusia 16 tahun ini mengaku jadi korban ejekan teman-teman sekolahnya karena latar belakang ekonomi keluarganya. Bahkan menyebut telah keluar dari sekolah setelah peristiwa tersebut.
Namun, hasil penelusuran IDN Times menunjukkan sebagian klaim tersebut tidak sepenuhnya benar. Berikut hasil cek fakta dari berbagai sumber resmi dan keterangan pihak sekolah.
1. Viral setelah unggahan di TikTok

Dalam video beredar di media sosial, Gina Dwi Sartika mengaku kerap dibully oleh teman sekolahnya. Ia menyebut sering diejek karena ibunya bekerja sebagai pemulung hingga berhenti sekolah, karena tak tahan dengan perlakuan teman-temannya.
"Pengen jadi guru, kalau gak jadi dokter. Iya (masih ingin sekolah). Harapannya semoga bapak ibu pemerintah bisa bantu, terus adik yang kecil bisa sekolah juga," ujarnya sambil tertunduk.
Ibu Gina, Misna Megawati mengaku anaknya tak lagi bersekolah sejak peristiwa tersebut. “Katanya dari sekolah, daripada milih satu orang, yang lain bubar. Akhirnya anak saya keluar,” ujarnya dalam video beredar di TikTok.
Merujuk pernyataan peristiwa menimpa anaknya tersebut, sang ibu meminta bantuan pemerintah agar putrinya bisa kembali melanjutkan pendidikan. "Kalau bisa pemerintah bantu pemerintahnya, tolong bikinin akte dan KK supaya bisa sekolah," lanjutnya sambil berurai air mata.
2. Sekolah bantah Gina dikeluarkan, tapi mengundurkan diri

Merespons peristiwa viral ini, Wakil Kepala Sekolah SMPN 13 Bandar Lampung, Abdul Rohman membantah klaim Gina dan ibunya tersebut. Ia menegaskan, anak tersebut mengundurkan diri atas kemauan pribadi pada 2023.
"Gina bukan dikeluarkan. Orang tuanya datang ke sekolah menyampaikan bahwa anaknya ingin mondok di pondok pesantren. Kami sudah mencoba mencegah agar tetap sekolah,” katanya, Jumat (24/10/2025).
Lebih lanjut Abdul menegaskan, pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan siswa tanpa proses pembinaan. “Kami tidak pernah mengeluarkan siswa. Justru kami dorong agar mereka tetap belajar,” lanjut dia.
3. Keluar sekolah alasan ingin mondok

Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mendatangi kediaman Gina dan keluarganya terletak di Desa kurungan Nyawa, Kecamatan Gedong Tatatan, Kabupaten Pesawaran, Rabu (22/10/2025).
Hasil pengecekan, ternyata dugaan bullying terjadi 2 tahun lalu dan Gina diketahui merupakan anak selama ini mendapat Pendampingan Dinas PPPA Kota Bandar Lampung. "Gina selama ini selalu kami dampingi. Dia pernah main dipusat perbelanjaan, waktu itu, ada masalah lain tapi sudah diselesaikan," ujar Maryamah, Kadis PPPA Kota Bandar Lampung.
Pada 2 tahun lalu, Maryamah juga menuturkan Dinas PPPA telah menawarkan Gina untuk melanjutkan pendidikan, tapi tawaran tersebut ditolak. "Dulu juga Gina kita tawarkan untuk melanjutkan sekolah, tapi menolak dengan alasan ingin mondok," lanjut dia.
4. Disdikbud Lampung minta Gina lanjut sekolah

Menindaklanjuti kejadian tersebut, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Bandar Lampung membenarkan adanya laporan dugaan perundungan terhadap Gina. Berdasarkan keterangan korban dan keluarga, anak itu memang sempat mengalami ejekan dan hinaan dari rekan sekelasnya.
“Ada indikasi bullying verbal yang berkaitan dengan pekerjaan orang tua korban,” kata Ketua Komas PA Bandar Lampung, Ahmad Apriliandi Passa.
Sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung juga turun langsung meninjau kondisi Gina dan adik-adiknya di rumah. “Pesan pak gubernur tetap harus sekolah ya. Nanti kami bantu, tidak boleh patah semangat, harus sukses ke depannya," ucap Kadisdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico.


















