Praktik Love Scamming 12 WNA Nigeria di Lampung Sasar Wanita Paru Baya

- Sindikat kasus penipuan love scamming melibatkan 12 WNA Nigeria diamankan di Lampung Timur, sasaran korban wanita paruh baya di luar Indonesia.
- Para pelaku menyasar korban dari negara Asia karena dianggap lebih berisiko jika menipu korban di Indonesia, barang bukti berupa laptop, smartphone, dan paspor diamankan.
- Pihak keimigrasian akan melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap barang bukti elektronik dengan bantuan petugas Keimigrasian Kemenkumham RI.
Bandar Lampung, IDN Times - Sindikat kasus penipuan berkedok asmara alias love scamming dilancarkan 12 Warga Negara Asing (WNA) Nigeria diamankan di Kabupaten Lampung Timur sasar para korban wanita paruh baya di luar Indonesia.
Kepala Divisi Keimigrasian Kemenkumham Lampung, Tato Juliadin Hidayawan mengatakan, pihaknya masih mendalami tindak pidana love scamming tersebut dengan berkoordinasi bersama Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham RI.
"Mereka sempat berbicara itu (praktik love scamming) sudah dilakukan tapi korbannya itu di luar Indonesia. Artinya, warga negara asing yang di luar. Jadi menyasar kepada perempuan, korban yang sudah STW atau berumur," ujarnya saat memimpin press release, Kamis (1/7/2024).
1. Enggan sasar korban Indonesia

Menurut Tato, para warga Nigeria ini sengaja mengincar korban wanita paruh baya dari sejumlah negara Asia dibandingkan korban di Indonesia dianggap lebih berisiko. Pasalnya, besar kemungkinan praktik penipuan ini dapat terendus pihak kepolisian di Tanah Air.
Salah satu negara langganan korban dijadikan target para komplotan ini berasal dari Thailand. Namun demikian, praktik love scamming ini masih perlu didalami lebih lanjut.
"Mereka beranggapan akan berisiko jika menyasar korban di Indonesia, tapi yang jelas ini masih didalami," ungkapnya.
2. Sita laptop, handphone hingga paspor

Dalam pengungkapan kasus ini, Tato menambahkan, petugas Imigrasi Lampung mengamankan sejumlah barang bukti eletronik berupa 5 unit laptop, 15 unit smartphone, dan 9 buku paspor.
"Ada handphone sampai laptop yang kita amankan, nanti akan kita lakukan pemeriksaan lanjutan," ucapnya.
3. Bakal dilakukan digital forensik

Tato menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap barang-barang bukti elektronik tersebut, dengan meminta bantuan petugas Keimigrasian Kemenkumham RI.
"Kita tidak bisa langsung memeriksa begitu saja, akan kita minta bantuan dari Keimigrasian di Jakarta untuk mengungkap terkait kasus love scamming," tandasnya.