Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Porseni 2025 Meriah, Ribuan Pelajar SD-SMP Unjuk Gigi di Metro

Pekan Olahraga, Sains, dan Seni (Porseni) 2025 Kota Metro (Dok/Humas Pemkot Metro)
Intinya sih...
  • 1. Porseni 2025 dihadiri 1.980 pelajar SD dan SMP Kota Metro, menekankan karakter holistik melalui olahraga, sains, dan seni.
  • 2. Wali Kota Bambang Iman Santoso membuka acara, mencerminkan strategi pembangunan sumber daya manusia lokal.
  • 3. Kepala Dinas Pendidikan Suwandi menegaskan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan serta pembinaan berkelanjutan bagi peserta yang berprestasi.

Metro, IDN Times - Sebanyak 1.980 pelajar tingkat SD dan SMP dari seluruh penjuru Kota Metro ikut ambil bagian dalam Pekan Olahraga, Sains, dan Seni (Porseni) 2025 dipusatkan di Stadion Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Rabu (21/5/2025).

Kegiatan ini menjadi refleksi nyata komitmen Pemerintah Kota Metro dalam membangun karakter generasi muda melalui pendekatan holistik yang menyatukan pendidikan, budaya, dan sportivitas.

Acara pembukaan berlangsung meriah dengan parade kontingen dari masing-masing sekolah. Mulai dari penampilan drum band, kostum tradisional, hingga atraksi seni khas daerah, seluruh peserta tampil dengan antusias. Porseni kali ini tidak sekadar menjadi ajang kompetisi, tetapi juga panggung ekspresi dan pembinaan talenta generasi muda. 

1. Porseni jadi bagian strategi kota cerdas berbasis budaya

Pekan Olahraga, Sains, dan Seni (Porseni) 2025 Kota Metro (Dok/Humas Pemkot Metro)

Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso, secara resmi membuka kegiatan ini menegaskan, Porseni merupakan bagian penting dari strategi pembangunan sumber daya manusia di tingkat lokal.

“Porseni ini tidak hanya soal kompetisi, melainkan proses membentuk karakter anak-anak kita agar sehat, kreatif, dan inovatif. Ini juga bagian dari visi menjadikan Metro sebagai kota cerdas berbasis jasa dan budaya,” ujarnya kepada awak media.

Bambang juga menyampaikan, pihaknya sedang menjajaki kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengintegrasikan sektor pendidikan dengan industri kreatif. Ia bahkan sempat menyoroti karya robotik dari siswa SD yang turut dipamerkan dalam defile pembukaan. Menurutnya, hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki anak-anak Metro.

“Kita ingin Metro bisa menjadi rujukan nasional untuk pelatihan olahraga dan seni. Bukan sekadar pencetak juara, tetapi penghasil insan-insan unggul yang berkarakter,” tegasnya.

2. Pemerintah dorong pembinaan berkelanjutan dan inklusif

Pekan Olahraga, Sains, dan Seni (Porseni) 2025 Kota Metro (Dok/Humas Pemkot Metro)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro, Suwandi, menjelaskan Porseni merupakan ajang tahunan yang terus dievaluasi secara menyeluruh demi memastikan keberlanjutan pembinaan.

“Kami tidak hanya menyelenggarakan kompetisi, tetapi juga menyiapkan jalur pembinaan untuk peserta yang berprestasi. Dari tingkat kota, mereka akan kami dorong untuk ikut serta dalam ajang provinsi hingga nasional,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya inklusivitas dalam dunia pendidikan. Karena itu, Porseni terbuka untuk seluruh sekolah, termasuk sekolah swasta dan madrasah di bawah naungan Kementerian Agama. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang ekspresi bagi seluruh anak di Metro, bukan hanya dari sekolah unggulan atau negeri.

3. Sekolah terbatas, semangat tak terbatas

Pekan Olahraga, Sains, dan Seni (Porseni) 2025 Kota Metro (Dok/Humas Pemkot Metro)

Kepala SD Negeri 6 Metro Pusat, Atut Dwi Sartika, turut menyampaikan sekolahnya terus berupaya membina murid meski dengan sumber daya yang terbatas. Kegiatan ekstrakurikuler seperti robotik dan program keagamaan dijalankan setiap Sabtu sebagai bentuk pembinaan karakter siswa.

“Kami tidak hanya fokus pada lomba, tetapi pada proses pembinaan yang konsisten. Lewat Porseni, anak-anak bisa tampil, percaya diri, dan menyadari bakatnya,” ujar Atut.

Ia berharap kegiatan seperti Porseni tidak berhenti sebagai agenda tahunan semata, tetapi menjadi bagian dari sistem pembinaan jangka panjang yang terstruktur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us