Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengintip Kesiapan Sekolah Lampung Ajarkan Coding ke Siswa

Ilustrasi Coding (Pexel/Lukas)
Ilustrasi Coding (Pexel/Lukas)
Intinya sih...
  • Mata pelajaran coding belum wajib
  • Tantangan mengajar coding, siswa belum melek teknologi
  • Digitalisasi di sekolah semakin meningkat

Bandar Lampung, IDN Times - Hari Anak Nasional 2025 seharusnya menjadi momentum untuk menyoroti kesiapan sistem pendidikan dalam membekali anak-anak dengan keterampilan masa depan, salah satunya coding. Namun, kesiapan sekolah-sekolah di daerah, termasuk di Provinsi Lampung, masih sangat beragam.

Tak sedikit sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai, guru yang terlatih, hingga kurikulum yang stabil untuk pelajaran berbasis teknologi. Di salah satu sekolah kejuruan di Kota Metro, Lampung, pelajaran coding baru mulai diterapkan tahun ajaran ini. Komputernya memang tersedia, tapi tantangan justru datang dari sisi siswa.

1. Mata pelajaran coding belum wajib

Illustrasi Digital (Pexel/Markus Spiske)
Illustrasi Digital (Pexel/Markus Spiske)

Salah satu guru mata pelajaran Coding di SMK Kejuruan Kota Metro, Rio Darmawan mengatakan kebijakan pengenalan coding ini mengikuti arahan dari Kementerian Pendidikan. Ia ditunjuk langsung oleh pihak sekolah untuk mengajar coding karena lulusan Sistem Informasi. Meski belum ada pelatihan, menurutnya tak jadi persoalan karena saat ini media pembelajaran sangat mudah diakses dari dunia digital.

"Tapi penerapan kurikulum ini kan disesuaikan dengan kesiapan masing-masing sekolah, jadi belum bersifat wajib dan masuk dalam mata pelajaran pilihan. Kalau sekolah yang fasilitasnya sudah memadai saya kira langsung diterapkan juga,” kata Rio kepada IDN Times, Sabtu (18/7/2025).

2. Tantangan mengajar coding, siswa belum melek teknologi

Illustrasi Pendidikan (Pexel/Max Fischer)
Illustrasi Pendidikan (Pexel/Max Fischer)

Rio mengakui, tantangan terbesar dalam mengajar coding adalah rendahnya literasi teknologi para siswa. Banyak dari mereka berasal dari desa yang belum pernah mengoperasikan komputer. Apalagi menurutnya mata pelajaran coding masih sangat awam bagi siswanya sehingga di awal pembelajaran ini masih belum antusias mengikuti pelajaran coding.

“Tantangan mengajar mata pelajaran ini agak berat karena mereka dari SD belum pernah belajar coding. Ditambah lagi ada siswa yang menghidupkan komputer belum bisa, jadi masih jauh banget buat bisa belajar coding," jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu, Rio menerapkan metode bertahap. Ia tidak hanya mengenalkan coding saat pelajaran khusus, tapi juga disisipkan dalam mata pelajaran informatika.

Menurutnya coding sebagai pembelajaran yang cukup penting di era sekarang yang tak bisa jauh dari teknologi. Sehingga pelajaran ini akan mendorong pola pikir siswa untuk lebih kritis.

"Di mapel ini kan belajar analisis dan algoritma. Itu yang melatih anak-anak lebih kritis terhadap suatu hal. Jadi gak cuma belajar kode program aja di mapel ini," jelasnya.

3. Digitalisasi di sekolah semakin meningkat

Illustrasi Digital (Pexel/Karolina Grabowska)
Illustrasi Digital (Pexel/Karolina Grabowska)

Menurut Rio di sekolah tempatnya mengajar kini mulai beralih ke sistem digital dalam berbagai kegiatan. Ulangan dilakukan melalui aplikasi, absen mulai merambah digital, dan siswa diperbolehkan membawa ponsel sebagai alat pendukung belajar. Namun ia menyoroti pentingnya pendampingan dalam penggunaan teknologi.

“Kita belum bisa sepenuhnya optimistis menuju Indonesia Emas kalau belum bisa kontrol penggunaan teknologi. Apalagi kalau anak-anak justru terjerumus buat judi online. Tapi kalau dimanfaatkan secara bijak, itu bisa jadi harapan buat Indonesia Emas 2045,” terangnya.

Ia juga berharap, sistem pendidikan nasional ke depan lebih mengedepankan kemampuan dan karakter siswa, bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif.

“Sekarang anak tetap harus naik kelas, walaupun belum tentu bisa baca atau perilakunya belum baik. Dulu kalau belum siap, ya gak naik. Kalau kebijakan pemerintah kan semua harus dinaikkan,” tandasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us