Lamsel Kembangkan Padi Biosalin, Ubah Lahan Asin jadi Sawah Produktif

- Varietas Padi Biosalin tumbuh dan berproduksi dengan baik
- Solusi nyata bagi masyarakat di kawasan pantai
- Membangun ekosistem pertanian adaptif
Lampung Selatan, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan mendorong inovasi di sektor pertanian melalui pendekatan kolaboratif pentahelix. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus memperkuat kesejahteraan petani.
Salah satu terobosan yang jadi sorotan adalah penerapan program padi biosalin (bio salinity tolerant rice) di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi. Program tersebut sukses mengubah lahan bekas tambak udang berair asin menjadi hamparan sawah produktif yang bernilai ekonomi tinggi.
1. Varietas padi biosalin tumbuh dan berproduksi dengan baik

Inovasi padi biosalin digagas oleh tokoh masyarakat, Kang Jalu, yang berupaya memanfaatkan lahan pesisir terdampak intrusi air laut agar tetap produktif.
“Ladang ini dulunya tambak udang dengan air payau. Kami ingin membuktikan bahwa tanah seperti ini tetap bisa produktif jika ditanami varietas yang tepat,” ujar Jalu.
Ia menjelaskan, uji coba dilakukan di lahan dengan kadar garam tinggi dan hasilnya menunjukkan varietas Padi Biosalin mampu tumbuh serta berproduksi dengan baik. “Ke depan, kami akan terus mendorong masyarakat memanfaatkan lahan-lahan tidur. Meski airnya payau atau asin, padi ini tetap bisa tumbuh dan memberikan hasil,” tambahnya.
2. Solusi nyata bagi masyarakat di kawasan pantai

Kadis Kominfo Lampung Selatan Anasrullah menilai, keberhasilan padi biosalin merupakan langkah cerdas dalam memanfaatkan lahan pesisir yang selama ini dianggap tidak potensial.
“Ini solusi nyata bagi masyarakat di kawasan pantai. Saat musim kemarau dan pasokan air tawar terbatas, petani tetap bisa memanfaatkan air laut untuk bercocok tanam. Dengan begitu, roda ekonomi masyarakat tetap bergerak,” ujarnya.
Ia menambahkan, inovasi pertanian adaptif seperti biosalin menjadi bukti nyata bahwa teknologi mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam.
3. Membangun ekosistem pertanian adaptif

Sementara itu, Direktur Riset, Inkubasi Bisnis, dan Kualitas UIM, Sigit Apriyanto menyebut, pengembangan padi biosalin di lahan bekas tambak merupakan langkah strategis menuju pertanian berkelanjutan.
“Upaya ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian, tetapi juga memperkuat sinergi pentahelix antara akademisi, pemerintah, dan swasta dalam membangun ekosistem pertanian adaptif dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Menurutnya, dengan hasil menjanjikan, program Padi Biosalin diharapkan menjadi model pertanian adaptif di Lampung Selatan, membuka peluang baru bagi petani pesisir sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.


















