Itera Gagas Prodi Sosial Humaniora Berbasis STEM, Wujudkan Society 5.0

- Itera membuka program studi sosial-humaniora berbasis STEM
- Keseimbangan antara teknologi dan nilai kemanusiaan menjadi fokus utama
- Belajar dari IPB dan ITS, integrasi sosial dan teknologi bukan hal mustahil
Lampung Selatan, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (Itera) mulai membuka ruang besar bagi integrasi teknologi dan nilai kemanusiaan. Hal ini ditandai dengan gelaran Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) bertajuk “Menuju Society 5.0 di Sumatera – Perintisan Program Studi Rumpun Sosial Humaniora Berbasis STEM”.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis pertukaran gagasan antarakademisi untuk memperkuat sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial humaniora dalam mewujudkan visi Society 5.0 di Sumatera.
1. Teknologi tanpa nilai kemanusiaan tak akan bermakna

Ketua Senat Itera, Sunarsih, menegaskan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan nilai kemanusiaan. Menurutnya, di era Society 5.0, masyarakat tak hanya dituntut cakap teknologi, tapi juga harus bijak menggunakannya untuk kebaikan manusia dan lingkungan.
“Senat melihat inisiatif perintisan program studi sosial-humaniora sebagai langkah penting untuk memperkaya khazanah keilmuan di Itera agar tercipta keseimbangan antara penguasaan teknologi dan pemahaman sosial,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Sunarsih menambahkan, pembentukan program studi baru harus berbasis kajian akademik yang matang agar memiliki arah pengembangan jelas serta selaras dengan regulasi. Kajian ini akan menjadi dasar strategis penyusunan dokumen pendirian prodi sosial-humaniora di Itera.
2. Jadi langkah awal membangun ekosistem pendidikan seimbang

Melalui forum ini, pihaknya berharap lahir inspirasi dan rekomendasi akademik yang mendorong tumbuhnya rumpun sosial-humaniora di kampus teknologi seperti Itera. Menurutnya, kemajuan teknologi akan jauh lebih bermakna jika berjalan seiring nilai sosial dan kemanusiaan.
“Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai langkah awal menuju Itera yang unggul dalam teknologi, kuat dalam nilai kemanusiaan, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan Sumatera serta Indonesia,” ujarnya.
3. Belajar dari IPB dan ITS, integrasi sosial dan teknologi bukan hal mustahil

Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof Anna Fatchiya, berbagi pengalaman sukses IPB dalam mengembangkan Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Program tersebut menjadi contoh nyata bagaimana ilmu sosial dan teknologi dapat berkolaborasi dalam pembangunan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Program Studi S1 Sains Komunikasi ITS, Hermanto, memaparkan pentingnya kehadiran prodi komunikasi sains. Ia menilai kemajuan teknologi komunikasi, media baru, kecerdasan buatan (AI), dan big data telah mengubah cara hidup masyarakat secara signifikan. Menurutnya perubahan perilaku sosial, ekonomi, hingga politik akibat perkembangan teknologi menuntut perguruan tinggi untuk merespons secara positif.
"Melalui Prodi Sains Komunikasi, kami fokus pada pemahaman peran dan fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia," jelasnya.