Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cara CCEP Indonesia Wujudkan Ekonomi Sirkular Lewat Bank Sampah

Program Bank Sampah di Kota Metro (IDN Times/Istimewa)
Intinya sih...
  • Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mendukung pendekatan ekonomi sirkular melalui transformasi Bank Sampah di Kota Metro, Lampung.
  • Bank Sampah Metro Lampung berhasil menerapkan tata kelola persampahan tingkat kota berkelanjutan melalui kolaborasi sinergis.
  • Bank Sampah di Kota Metro menaungi sekitar 22 unit bank sampah dan melayani kurang lebih 1.600 rumah tangga dengan hasil yang cukup signifikan.

Metro, IDN Times - Persoalan sampah masih menjadi masalah serius sulit ditangani di Indonesia. Salah satu upaya penanganan sampah dilakukan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) adalah mendukung terwujudnya pendekatan ekonomi sirkular melalui transformasi Bank Sampah. Komitmen ini disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah 2024 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 

Salah satu contoh keberhasilan dukungan CCEP Indonesia terhadap Bank Sampah dapat dilihat di Kota Metro, Provinsi Lampung. Melalui kolaborasi sinergis, Bank Sampah Metro Lampung saat ini berhasil menerapkan tata kelola persampahan tingkat kota berkelanjutan.

Program diterapkan meliputi jaminan kerja sama tetap, pembelian kemasan plastik PET, pelatihan intensif manajemen dan kewirausahaan, pengembangan produk daur ulang bernilai tambah, digitalisasi bank sampah, serta pendampingan akses ke insitusi keuangan dan pendidikan.

1. Hasil program bank sampah di Metro signifikan

Hasil daur ulang sampah SDN 4 Dauh Peken (IDN Times/Vanny El Rahman)

Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia menyampaikan, hasil dicapai dari program ini cukup signifikan. Bank Sampah di Kota Metro menaungi sekitar 22 unit bank sampah dan melayani kurang lebih 1.600 rumah tangga di Kota Metro, Lampung.

Menurutnya, terjadi peningkatan volume sampah terkumpul dan didaur ulang, pertumbuhan pendapatan Bank Sampah dan anggotanya, perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta peningkatan partisipasi dan pemberdayaan kaum perempuan setempat.

"Sebagai produsen minuman kemasan, CCEP Indonesia berkomitmen menjadi katalis perubahan sistem pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular yang menyeluruh. Pendekatan ini mencakup seluruh rantai nilai, dari hulu hingga hilir," terangnya, Minggu (7/7/2024).

2. Pengelolaan sampah dari hulu ke hilir

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/Magda Ehlers)

Lucia menjelaskan, untuk di hulu perusahaan, fokus pada desain kemasan berkelanjutan, transisi dari botol berwarna menjadi transparan, peningkatan penggunaan bahan baku daur ulang (recycled PET/rPET) pada kemasan, efisiensi sumber daya air dan energi, minimalisasi limbah produksi, serta peningkatan penggunaan energi terbarukan dalam proses operasi.

Sementara di hilir, CCEP Indonesia memberikan dukungan pada sistem pengumpulan kemasan pascakonsumsi yang bertanggung jawab melalui fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara. Kemudian, edukasi dan kampanye kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

"Kami percaya bahwa pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci menuju masa depan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk bank sampah, kami optimis dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat,” terangnya.

3. Peran penting bank sampah

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/shkrabaanthony)

Lucia menegaskan, pentingnya peran Bank Sampah dalam mencapai target pengelolaan sampah dicanangkan Pemerintah Indonesia. Menurutnya, Bank Sampah bukan sekadar wadah pengumpulan sampah, melainkan katalis perubahan pola pikir masyarakat tentang pengelolaan sumber daya.

"Melalui Bank Sampah, kita dapat mengubah paradigma sampah dari masalah menjadi sumber daya ekonomi dan sosial. Bank sampah memiliki peran penting dalam mendorong perilaku pemilahan sampah, menciptakan nilai ekonomi, memberdayakan perempuan, hingga menciptakan tatanan sosial yang berkeadilan gender," jelasnya.

4. Tantangan bank sampah

Rappo Indonesia, bisnis sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam upaya memerangi masalah sampah plastik. (Dok. Rappo Indonesia)

Kendati demikian, Lucia menjelaskan l saat ini, lanjut Karina, bank sampah menghadapi berbagai tantangan dalam keberlangsungan operasionalnya. Berdasarkan temuan di lapangan, tantangan tersebut meliputi kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang, keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah, dan keterampilan bisnis, fluktuasi harga material daur ulang.

“Kemudian, hambatan peningkatan skala operasional dan kurangnya dukungan infrastruktur pengelolaan sampah di berbagai daerah. Akibatnya, banyak bank sampah yang tidak berumur panjang dan tidak dapat beroperasi secara optimal,” bebernya.

5. Cara menjawab tantangan bank sampah

Ilustrasi sampah berserakan (pixabay.com/Hans)

Menanggapi tantangan-tantangan tersebut, CCEP Indonesia menghadirkan beberapa inisiatif inovatif untuk mendukung transformasi Bank Sampah.

Inisiatif ini mencakup pelatihan manajemen dan keterampilan bisnis, pendampingan teknis untuk meningkatkan efisiensi operasional, pengembangan produk daur ulang bernilai tambah, pembukaan pasar baru untuk produk daur ulang, serta kolaborasi multi-pemangku kepentingan.

“CCEP Indonesia juga melibatkan kemajuan teknologi dan digitalisasi dalam upaya mendukung transformasi bank sampah,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us