200 Hektare Lahan TNWK Terbakar, Pengelola Cemas Muncul Lagi Hot Spot

Lampung Timur, IDN Times - Kebakaran di beberapa titik Taman Nasional Way Kambas (TNWK) selama dua bulan terakhir membuat cemas pihak TNWK. Pasalnya kebakaran ini diduga sengaja dilakukan oleh oknum agar memudahkan mereka memasang jerat pada satwa.
Meski demikian, Humas Taman Nasional Way Kambas Lampung, Sukatmoko mengatakan pihaknya sampai hari ini belum menemukan lagi hot spot atau titik panas akibat kebakaran hutan.
“Saat ini belum terpantau adanya hot spot, murah-mudahan tidak ada. Karena dalam dua bulan terakhir ini saja sudah ada enam titik terbakar dengan luas lahan mencapai 200 hektar,” katanya ketika dihubungi IDN Times, Senin (9/10/2023).
1. Kasus satwa mati hanya ada pada peristiwa kebakaran September

Sukatmoko mengatakan, kebakaran selama dua bulan terakhir tersebut hanya kebakaran pada September saja ada dampak hingga beberapa satwa mati. Sedangkan pada kebakaran Oktober ini tidak terdeteksi ada satwa mati.
“Kalau jumlah satwa mati itu kita tidak ada. Tapi memang ada temuan tenggiling terbakar dan beberapa satwa kecil seperti ular mati itu dari kejadian kebakaran bulan lalu, sementara yang kemarin belum ada temuan,” ujarnya.
Sedangkan untuk satwa besar seperti gajah tidak ada yang mati. Ia pun mengatakan enam titik kebakaran selama dua bulan ini terdapat di seksi 1 Way Kanan, seksi 2 Bungur, dan seksi 3 Kuala Penet.
2. Musim kemarau membuat ladang ilalang dan rawa gambut kering

Sukatmoko menjelaskan, kawasan TNWK di beberapa wilayah memang merupakan vegetasi rawa gambut. Selama musim kemarau, lokasi rawa gambut itu memang cenderung kering sehingga sangat mudah terbakar.
“Sebagian besar juga vegetasinya ilalang dan semak belukar. Sehingga lokasi terbakar ini rata-rata reaksi dengan vegetasi tersebut. Oleh karena itu satwa mati di sana adalah satwa yang hidup di vegetasi ilalang, semak, dan rawa gambut,” katanya.
Selain itu saat kebakaran terjadi kondisi angin sedang kencang sehingga api mudah menyebar. Ia mengatakan lokasi terbakar cukup sulit terjangkau saat itu oleh kendaraan sehingga proses pemadaman dilakukan secara manual.
3. Pelaku masih dalam proses pencarian

Meski pihaknya telah menduga pelaku pembakaran mengincar satwa, Sukatmoko menyampaikan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk memburu pelaku bersama Polres Lampung Timur.
“Terkait pelaku, pihak Polres Lampung Timur dan Balai TNWK masih melakukan penyelidikan,” tutupnya.
Sedangkan untuk pencegahan, pihaknya (Satgas Karhutla) masih terus memantau titik hot spot di TNWK dan segera melakukan pemadaman jika muncul titik api.