Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terendah Sedekade, Angka Penduduk Miskin Lampung 887 Ribu Orang

Ilustrasi kemiskinan (Pexels.com/Mumtahina Tanni)
Ilustrasi kemiskinan (Pexels.com/Mumtahina Tanni)
Intinya sih...
  • Jumlah penduduk miskin perkotaan dan perdesaan turun
  • Garis kemiskinan Maret 2025 sebesar Rp612.451 per kapita per bulan
  • Dipengaruhi laju inflasi hingga tingkap pengangguran terbuka

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mengumumkan angka penduduk miskin mencapai 887,02 ribu orang atau setara 10 persen dari total populasi per Maret 2025. Jumlah ini secara umum tingkat kemiskinan di Lampung mengalami penurunan selama periode satu dekade terakhir, baik dari sisi jumlah maupun persentase.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution mengatakan, jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2025 dibandingkan September 2024 menurun sekitar 52,28 ribu orang dan dibandingkan Maret 2024 menurun sebanyak 54,21 ribu orang.

"Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat mencapai 887,02 ribu orang atau sebesar 10,00 persen, menurun 0,62 persen poin terhadap September 2024 dan menurun 0,69 persen poin terhadap Maret 2024," ujarnya saat menyampaikan keterangan pers, Sabtu (26/7/2025).

1. Jumlah penduduk miskin kota dan desa turun

ilustrasi kemiskinan (pexels.com/Riya Kumari)
ilustrasi kemiskinan (pexels.com/Riya Kumari)

Secara umum pada periode satu dekade terakhir, Ahmadriswan menyampaikan, tingkat kemiskinan di Lampung menurun dari sisi jumlah maupun persentase. Kenaikan terjadi pada Maret 2016, Maret 2018, dan Maret 2020.

Menurutnya, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode ini terjadi karena variasi musim. Sementara kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada September 2020 terjadi ketika ada pembatasan mobilitas penduduk saat pandemik COVID-19 melanda Lampung.

"Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2025–September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 10,35 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 41,95 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 0,42 persen menjadi 7,49 persen. Sementara di perdesaan turun dari 12,04 persen menjadi 11,32 persen," terangnya.

2. Garis kemiskinan Maret 2025 sebesar Rp612.451 per kapita per bulan

Ilustrasi kemiskinan (Foto: IDN Times)
Ilustrasi kemiskinan (Foto: IDN Times)

Menelisik periode Maret 2024-Maret 2025, Ahmadriswan menyampaikan, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan pada Maret 2025 adalah sebesar Rp612.451 per kapita per bulan.

"Dibandingkan September 2024, garis kemiskinan naik sebesar 2,24 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2024, terjadi kenaikan sebesar 4,42 persen," urainya.

Lebih lanjut garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. "Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga di Lampung pada Maret 2025 adalah sebesar Rp2.872.395 per bulan, naik sebesar 1,81 persen dibanding kondisi September 2024 sebesar Rp2.821.375 per bulan," lanjut dia.

3. Dipengaruhi laju inflasi hingga tingkap pengangguran terbuka

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ahmadriswan menambahkan, kondisi ekonomi makro berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2024-Maret 2025 di Lampung mulai dari laju inflasi pada periode September 2024 sebesar 2,16 persen menurun dibanding kondisi Maret 2025 sebesar 1,58 persen dengan inflasi Year on Year sebesar 0,58 persen poin.

Kemudian ekonomi Lampung Triwulan I 2025 tumbuh 5,47 persen (YoY), pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Triwulan I 2025 mencapai Rp78,8 miliar yang meningkat 3,03 persen dibanding Triwulan III 2024 sebesar Rp76,5 miliar dengan besar pertumbuhan year on year sebesar 5,06 persen.

Lalu tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari Agustus 2024 sebesar 4,19 persen menjadi 4,07 persen di Februari 2025. Begitupun jumlah pengangguran turun dari 209,16 ribu menjadi 206,8 ribu, dan produksi padi Maret 2025 mencapai 435.510 ton.

Terakhir, penurunan angka penduduk miskin ini juga ditunjang harga gabah kering panen (GKP) di tingkat Petani pada Maret 2025 sebesar Rp 4.853 sementara pada September 2024 masih sebesar Rp4.847.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us