Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Hubungan Lebih Harmonis jika Punya Attachment Style Sama

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andrik Langfield)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andrik Langfield)
Intinya sih...
  • Komunikasi lebih selaras, mengurangi risiko salah tafsir dan memperkuat rasa aman dalam hubungan.
  • Empati tumbuh secara alami, memahami bahasa emosional pasangan karena memiliki pola respon yang serupa.
  • Mengurangi konflik yang tidak perlu, pasangan lebih mudah menemukan titik temu ketika ada perbedaan pendapat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam menjalin hubungan romantis, setiap individu membawa pola keterikatan emosional yang terbentuk sejak masa kanak-kanak. Pola ini sering disebut sebagai attachment style dan memengaruhi cara seseorang mencintai, berkomunikasi, serta menghadapi konflik.

Tipe keterikatan ini dapat terbentuk dari hubungan awal dengan orang tua atau pengasuh, dan terus terbawa hingga dewasa, termasuk dalam hubungan romantis. Hubungan yang harmonis bukan hanya tercipta dari rasa cinta semata, melainkan juga dari kesesuaian pola pikir dan kebiasaan dalam menghadapi dinamika interaksi sehari-hari.

Jika dua orang memiliki attachment style yang sama, mereka cenderung lebih mudah memahami satu sama lain tanpa perlu penjelasan panjang. Hal ini karena mereka merespons situasi dengan cara yang mirip, baik dalam kondisi nyaman maupun ketika menghadapi masalah.

Bagi kamu yang penasaran, yuk simak tujuh alasan hubungan lebih harmonis jika punya attachment style yang sama berikut ini. Keep scrolling!

1. Komunikasi lebih selaras

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)

Komunikasi merupakan inti dari hubungan romantis. Pasangan dengan attachment style yang sama cenderung memiliki cara menyampaikan pikiran, emosi, dan kebutuhan dengan lebih mudah dipahami satu sama lain. Ketika pola komunikasi serupa, risiko salah tafsir berkurang sehingga percakapan berjalan lebih lancar.

Keselarasan komunikasi ini memperkuat rasa aman dalam hubungan. Setiap individu merasa dipahami tanpa harus menjelaskan berulang kali. Misalnya, jika keduanya memiliki gaya keterikatan aman, mereka akan terbiasa menyampaikan perasaan secara terbuka tanpa takut ditolak. Kesamaan ini membuat komunikasi menjadi jembatan kokoh yang meminimalisasi kesalahpahaman.

2. Empati tumbuh secara alami

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi pasangan. Jika kedua belah pihak memiliki attachment style yang sama, proses menumbuhkan empati akan lebih alami. Mereka memahami bahasa emosional pasangan karena memiliki pola respon yang serupa terhadap situasi tertentu.

Misalnya, dua individu dengan gaya keterikatan cemas sama-sama cenderung membutuhkan kepastian dalam hubungan. Kesamaan ini membuat masing-masing memahami kebutuhan pasangannya tanpa merasa terbebani. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih suportif, di mana empati menjadi pondasi untuk menjaga keharmonisan.

3. Mengurangi konflik yang tidak perlu

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/freshseteyes)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/freshseteyes)

Konflik dalam hubungan seringkali muncul akibat perbedaan pola pikir atau cara menghadapi masalah. Kesamaan attachment style membantu mengurangi potensi konflik yang tidak perlu. Dengan keselarasan pola keterikatan, pasangan lebih mudah menemukan titik temu ketika ada perbedaan pendapat.

Pasangan yang sama-sama memiliki gaya keterikatan aman, misalnya, cenderung menyelesaikan masalah dengan diskusi tenang. Mereka tidak terbiasa menunda persoalan atau melampiaskan emosi secara berlebihan. Hal ini membuat hubungan terasa lebih stabil dan tidak mudah diguncang oleh pertengkaran kecil.

4. Rasa aman lebih kuat

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Shoham Avisrur)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Shoham Avisrur)

Keamanan emosional adalah salah satu kebutuhan dasar dalam hubungan romantis. Kesamaan attachment style menciptakan rasa aman yang lebih kuat karena pasangan memiliki cara yang serupa dalam memberikan dukungan. Jika keduanya sama-sama merasa aman, mereka akan saling menguatkan dalam situasi sulit maupun ketika berada dalam masa-masa penuh kebahagiaan.

Sebagai contoh, pasangan dengan keterikatan aman biasanya mampu menjaga kepercayaan dengan konsisten. Mereka tidak mudah curiga berlebihan atau merasa terancam oleh perhatian pihak lain. Kestabilan ini memberi fondasi bagi hubungan jangka panjang yang penuh ketenangan.

5. Kebutuhan emosional lebih mudah terpenuhi

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/murtts)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/murtts)

Setiap individu membawa kebutuhan emosional yang berbeda. Namun, ketika memiliki attachment style yang sama, kebutuhan tersebut lebih mudah dipenuhi karena kedua belah pihak memahami pola kebutuhan serupa. Hal ini meminimalisasi kesenjangan antara ekspektasi dan kenyataan dalam hubungan.

Jika pasangan sama-sama memiliki gaya keterikatan cemas, misalnya, mereka sama-sama membutuhkan kepastian melalui kata-kata afirmasi atau tindakan nyata. Pemenuhan kebutuhan emosional menjadi lebih sederhana karena keduanya saling tahu bagaimana membuat pasangannya merasa dihargai. Keselarasan ini memperkuat ikatan emosional dan menumbuhkan kepuasan dalam hubungan.

6. Lebih mudah menyusun harapan bersama

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Brooke Cagle)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Brooke Cagle)

Harapan dalam hubungan bisa menjadi sumber kebahagiaan atau kekecewaan. Dengan attachment style yang sama, pasangan cenderung memiliki ekspektasi yang mirip. Hal ini membuat penyusunan tujuan bersama, baik jangka pendek maupun panjang, menjadi lebih realistis.

Kesamaan pola keterikatan memberi kemudahan dalam memahami batasan dan kebutuhan pasangan. Jika keduanya sama-sama aman, misalnya, mereka lebih terbuka untuk menyusun rencana masa depan dengan komunikasi sehat. Hal ini membuat harapan bersama tidak hanya sekadar wacana, tetapi benar-benar menjadi komitmen yang diusahakan bersama.

7. Hubungan lebih stabil dalam jangka panjang

ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Brendan Hollis)
ilustrasi pasangan dengan attachment style yang sama (unsplash.com/Brendan Hollis)

Stabilitas adalah hal penting dalam mempertahankan hubungan. Kesamaan attachment style menciptakan kestabilan karena keduanya tidak perlu terus-menerus menyesuaikan diri dengan perbedaan pola keterikatan. Stabilitas ini membuat hubungan lebih tahan terhadap perubahan situasi eksternal seperti pekerjaan, keluarga, atau lingkungan sosial.

Ketika pasangan memiliki cara yang sama dalam merespons stres atau tekanan, mereka dapat menghadapi tantangan dengan lebih solid. Keadaan ini menciptakan fondasi kuat untuk membangun hubungan jangka panjang yang sehat. Stabilitas emosional yang terjaga membuat hubungan terasa lebih harmonis dan memuaskan.

Kesamaan attachment style membawa dampak positif yang nyata dalam hubungan romantis. Meski tidak ada hubungan yang sempurna, pemahaman terhadap kesamaan ini dapat menjadi jalan untuk membangun hubungan yang sehat, penuh cinta, dan bertahan lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest Life Lampung

See More

5 Cara Mendekorasi Ruang Tamu Agar Terlihat Minimalis dan Rapi

27 Sep 2025, 09:01 WIBLife