Mahasiswa dan Dosen Itera Kenalkan Nugget Jamur Cegah Stunting

- Minimnya variasi pangan fungsional jadi penyebab stunting
- Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang dan minimnya variasi pangan fungsional menjadi salah satu penyebab stunting.
- Kegiatan PKM diharapkan meningkatkan pemahaman gizi seimbang dan memberi pengetahuan baru bagi warga.
- Nutrisi pada jamur bisa cegah stunting karena mendukung pertumbuhan tulang
- Jamur tiram mengandung protein nabati, serat, vitamin B kompleks, zat besi, kalsium, dan mineral penting lainnya.
- Nutrisi tersebut bermanfaat untuk mencegah stunting
Lampung Selatan, IDN Times - Sebagai upaya nyata dalam pencegahan stunting, dosen Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama mahasiswa KKN Rekognisi di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan, menggelar kegiatan edukasi pemanfaatan jamur tiram menjadi produk nutrasetika.
Apt. Untia Kartika Sari menjelaskan, data Dinas Kesehatan Lampung Selatan tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Desa Banjar Agung masih tinggi, yakni mencapai 21,3 persen. Angka ini lebih besar dari ambang batas nasional sebesar 14 persen.
1. Minimnya variasi pangan fungsional jadi penyebab stunting

Untia menyampaikan, rendahnya pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang dan minimnya variasi pangan fungsional menjadi salah satu penyebab stunting masih tinggi di desa tersebut.
Menurutnya, kegiatan PKM ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman gizi seimbang sekaligus memberi pengetahuan baru bagi warga, khususnya kader posyandu dan ibu yang memiliki balita.
"Kandungan gizi jamur tiram ternyata bisa diolah menjadi produk nutrasetika yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak,” ujar Untia.
2. Nutrisi pada jamur bisa cegah stunting karena mendukung pertumbuhan tulang

Dalam sesi edukasi, apt. Juwana Janu, juga memaparkan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu bahan pangan lokal kaya gizi. Jamur ini menurutnya, mengandung protein nabati, serat, vitamin B kompleks, zat besi, kalsium, dan mineral penting lainnya.
"Nutrisi tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah stunting karena mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otak, serta mencegah anemia pada anak," ujarnya.
Apt. Mubarika Sekarsari Yusuf menambahkan, inovasi pangan berbahan jamur tiram menjadi fokus dalam kegiatan ini. Bersama mahasiswa KKN Rekognisi, dosen Farmasi Itera memperkenalkan dua olahan sehat, yakni nugget dan pepes jamur tiram. Nugget dipilih karena mudah diterima anak-anak dengan rasa gurih, tekstur lembut sekaligus renyah, serta bentuk yang familiar.
"Sedangkan pepes jamur tiram diolah dengan cara dikukus sehingga kandungan gizi berupa protein, serat, vitamin, dan mineral tetap terjaga," jelas Mubarika.
3. Dorong masyarakat mengenal pangan sehat

Mubarika menambahkan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya memberikan edukasi tetapi juga mendorong masyarakat Desa Banjar Agung untuk mengadopsi jamur tiram sebagai pangan fungsional bernilai gizi tinggi dalam konsumsi harian keluarga.
"Upaya kolaboratif antara dosen dan mahasiswa ini adalah kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran gizi seimbang, memberdayakan potensi pangan lokal, serta mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting menuju Generasi Emas 2045," terangnya.