Itera Teliti Limbah Serabut Kelapa jadi Struktur Pelindung Pantai

- Serabut kelapa bisa jadi struktur pelindung pantai
- Penelitian dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Itera dan ITB
- Desain efektivitas akan diuji pada Oktober 2025
- Berharap membuka peluang baru bagi Desa Pahawang
Pesawaran, IDN Times - Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK) Institut Teknologi Sumatera (Itera), meneliti potensi limbah serabut kelapa (pericarp) sebagai material struktur pelindung pantai alami di Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Penelitian ini juga melibatkan kolaborasi dengan dosen dari Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebagai tahap awal, tim peneliti bersama mahasiswa telah melakukan survei potensi pantai di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, beberapa waktu lalu.
1. Serabut kelapa bisa jadi struktur pelindung pantai

Penelitian berjudul Penguatan Ketahanan Pesisir Berkelanjutan: Transformasi Limbah Pericarp Buah Kelapa sebagai Material Inti Struktur Perlindungan Pantai Alami ini merupakan bagian dari program pendanaan BIMA Kemendiktisaintek melalui skema Penelitian Dosen Pemula (PDP).
Penelitian tersebut diketuai oleh Muhammad Rizki Saleh, dosen Teknik Kelautan Itera. Beberapa akademisi juga turut berperan, di antaranya Hendra Achiari dari Teknik Kelautan ITB, serta Maria Yosephine Simbolon dari Teknik Kelautan Itera.
Ketua tim penelitian, Rizki Saleh, menjelaskan, selama ini limbah pericarp kelapa cenderung tidak dimanfaatkan dan hanya menjadi sisa buangan. "Padahal, jika ditransformasi dengan tepat, material ini berpotensi menjadi inti struktur pelindung pantai atau breakwater," ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Menurut Rizki, breakwater konvensional membutuhkan biaya konstruksi yang sangat tinggi, sementara Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dengan jumlah titik kritis yang banyak. Karena itu, diperlukan inovasi berbasis material lokal yang lebih murah dan berkelanjutan.
2. Efektivitas desain akan diuji Oktober 2025

Rizki mengatakan, survei ini menjadi langkah awal sebelum penelitian berlanjut ke tahap transformasi material pericarp menjadi desain pelindung pantai. Selanjutnya, efektivitas desain akan diuji melalui simulasi pemodelan fisik yang dijadwalkan pada Oktober 2025.
"Harapannya, hasil penelitian ini dapat menjadi terobosan baru dalam pemanfaatan sumber daya lokal untuk mitigasi bencana pesisir sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah pesisir Lampung," harapnya.
3. Berharap membuka peluang baru bagi Desa Pahawang

Kepala Dusun Panggetahan, Desa Pahawang, Satiman, menyambut positif penelitian tersebut. Menurutnya, serabut kelapa selama ini hanya dianggap limbah tanpa nilai tambah oleh masyarakat.
“Kami berharap penelitian ini bisa membuka peluang baru bagi Desa Pahawang, sekaligus menjadi contoh nyata pemanfaatan limbah kelapa untuk mendukung ketahanan pesisir,” ujar Satiman.