Kisah Kakak Beradik Ranto dan Satian, Jualan Es demi Sang Ibu
- Ranto dan Satian, siswa SD, menjajakan es demi menyambung hidup
- Mereka menjadi tulang punggung bagi ibu tunanetra setelah ayah kabur
- Kapolres Lampung Tengah memberikan bantuan sembako dan perlengkapan sekolah
Lampung Tengah, IDN Times - Langkah kecil menapaki tanah dan aspal menjadi aktivitas harian Ranto, siswa kelas 6 SD dan adiknya Satian, baru duduk di kelas 2. Aktivitas kakak beradik asal Kampung Tanjung Jaya, Kecamatan Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah ini lakukan adalah menjajakan es demi menyambung hidup.
Di bawah terik matahari siang, dua bocah kecil menenteng termos berisi es menyusuri jalan kampung. Dibalik senyum polos mereka, tersimpan beban yang tak biasa bagi anak seusianya.
Itu lantaran mereka berdua menjadi tulang punggung bagi sang ibu, Marsiah (39), yang tak lagi bisa melihat dunia atau tunanetra. Sedangkan sang ayah telah lama pergi tanpa kabar, meninggalkan keluarga kecil ini dalam kesunyian dan keterbatasan.
1. Kisah kakak beradik menyentuh hati
Tapi di tengah gelap yang menyelimuti mata sang ibu, ada cahaya cinta dan pengorbanan dari dua anaknya yang tak pernah mengeluh. Kisah kakak-beradik ini viral di media sosial.
Setiap rupiah yang mereka dapatkan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan membantu sang ibu yang mengalami kebutaan total sejak beberapa tahun terakhir. Tak pelak, kisah mereka menyentuh hati banyak orang. Bahkan, Kapolres Lampung Tengah, AKBP Alsyahendra bersama jajaran Pejabat Utama secara khusus menyambangi kediaman Marsiah, Sabtu (3/5/2025).
Jajaran Polres Lampung Tengah memberikan bantuan sembako, perlengkapan sekolah, dan layanan kesehatan. "Ini bagian dari tugas kemanusiaan kami sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ujarnya disela kegiatan," kata Alsyahendra.
“Kami tidak bisa tinggal diam melihat anak-anak seusia Ranto dan Satian harus menanggung beban seberat ini. Mereka luar biasa. Kami ingin hadir, bukan hanya sebagai pelindung dan pengayom, tapi juga sebagai saudara bagi masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
2. Sang ibu terharu
Kedatangan jajaran kepolisian disambut haru oleh Marsiah, yang tak kuasa menahan air mata saat menerima bantuan.
"Terima kasih, Pak Kapolres. Saya tidak bisa melihat, tapi saya bisa merasakan kebaikan bapak dan semua yang datang. Ini sangat berarti untuk kami,” ungkapnya lirih.
3. Dorong jajaran aktif menjalin kedekatan dan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari mengatakan, kegiatan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian Polri terhadap warga yang membutuhkan. Terutama mereka yang menunjukkan semangat dan ketabahan luar biasa di tengah keterbatasan.
“Kami sangat terharu melihat semangat Ranto dan Satian. Di usia yang sangat muda, mereka sudah memahami arti tanggung jawab dan pengorbanan," kata Yuni.
"Mereka membantu ibunya dengan tulus, berjualan es keliling sambil tetap bersekolah. Ini adalah cermin ketangguhan anak-anak Indonesia,” tambahnya.
Yuni menjelaskan, Polda Lampung akan terus mendorong jajaran di seluruh wilayah untuk aktif menjalin kedekatan dan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat. "Kami hadir bukan hanya sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Lampung,” jelasnya.
