Demo Petani Singkong dan Mahasiswa Lampung Bentrok dengan Aparat

- Ratusan petani dan mahasiswa demo di kantor DPRD Provinsi Lampung
- Massa aksi rusuh, tembakan water cannon diterjunkan polisi untuk mengendalikan
- Tuntutan keadilan harga singkong bagi petani disuarakan dalam aksi tersebut
Bandar Lampung, IDN Times - Ratusan petani singkong bersama gabungan mahasiswa kembali menggelar aksi demontrasi di komplek kantor DPRD Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Senin (5/5/2025).
Pantauan IDN Times, aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai lemparan batu hingga saling dorong dari massa ke arah aparat kepolisian dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov Lampung.
Dalam momen tersebut, massa aksi juga berhasil merusak dan melewati kawat berduri terpasang di gerbang utama, hingga akhirnya memasuki paksa area pelataran gedung DPRD.
"Kawan-kawan tahan, kawan-kawan dengarkan mobil komando," seru koordinator aksi dari atas mobil komando.
1. Polisi tembakan water cannon

Merespons tindakan peserta aksi tersebut, aparat kepolisian terpaksa menembak water cannon ke arah massa guna memecah sekaligus mengontrol kerusuhan.
Tak berselang lama, petugas kepolisian berhasil mengendalikan massa. Meski demikian para demonstran kembali melanjutkan dan menyuarakan aksi di pelataran gedung DPRD.
2. Desak Perda tata niaga singkong

Dalam aksi tersebut, sejumlah petani dan mahasiswa turut membentang poster maupun spanduk bernarasikan tuntutan ke pemerintah daerah menyoal kondisi harga singkong.
"Terbitkan peraturan daerah untuk tata niaga singkong yang berkeadilan bagi petani," tulis selembar poster dibawa beberapa petani.
"Buatkan kami payung hukum tentang harga singkong bapak gubernur," tulis spanduk dibawa salah satu mahasiswa.
3. Sebut harga singkong belum berpihak petani

Salah satu orator mengatakan, kedatangan massa guna menuntut rasa keadilan harga singkong bagi para petani di Provinsi Lampung. Sebab, kondisi harga saat ini diserukan cenderung lebih berpihak kepada oligarki maupun perusahaan.
"Segera tetapkan harga singkong, kami menuntut keadilan bagi petani bukan untuk oligarki," serunya dari mobil komando aksi.