Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BMKG: Musim Hujan Lampung Mulai Oktober 2025, Puncak Desember-Februari

ilustrasi musim hujan (pexels.com/Roman Castillo)
ilustrasi musim hujan (pexels.com/Roman Castillo)
Intinya sih...
  • Puncak musim hujan Desember 2025-Februari 2026, dengan kondisi normal hingga atas normal.
  • Imbauan waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi dan penyesuaian pola tanam untuk petani.
  • Wilayah rawan banjir dan longsor diminta bersiap dengan langkah antisipasi dan perlengkapan darurat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memprediksi musim hujan 2025/2026 terjadi pada Oktober 2025 dasarian 2 (satuan waktu meteorologi selama sepuluh hari) hingga November dasarian 3 tahun ini.

Berdasarkan pemantauan iklim terkini, Provinsi Lampung diprakirakan masuk musim hujan Oktober Dasarian 2 hingga November Dasarian 3. Namun, ada beberapa wilayah mengalami musim hujan sepanjang 2025 serta ada yang sudah masuk musim hujan.

"Awal musim hujan Provinsi Lampung diprakirakan maju 2 dasarian hingga mundur 2 dasarian, apabila dibandingkan dengan kondisi normalnya. Namun ada beberapa wilayah yang sudah masuk musim hujan," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Meteorologi Lampung, Rudi Harianto dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).

1. Puncak musim hujan Desember 2025-Februari 2026

ilustrasi musim hujan di Kamboja (unsplash.com/Anna Seeley)
ilustrasi musim hujan di Kamboja (unsplash.com/Anna Seeley)

Secara umum, Rudi menjelaskan, puncak musim hujan di Provinsi Lampung diprakirakan akan terjadi pada Desember 2025 hingga Februari 2026. Namun untuk wilayah barat Lampung, diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada Oktober hingga November 2025.

"Hasil pemantauan, sifat musim hujan Provinsi Lampung diprakirakan berada pada kondisi normal hingga atas normal," ucapnya.

2. Imbau waspada ancaman bencana hidrometeorologi

ilustrasi bencana hidrometeorologi (pexels.com/Manfred Langpap)
ilustrasi bencana hidrometeorologi (pexels.com/Manfred Langpap)

Selaras dengan prakiraan musim hujan tersebut, BMKG Lampung mengimbau masyarakat dapat selalu mewaspadai terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Sedangkan pada sektor pertanian, para petani diminta agar bisa menyesuaikan dengan pola tanam, guna mendukung kelancaran dan ketahanan pangan nasional.

"Waspada terhadap cuaca ekstrem, BMKG memperingatkan selama musim penghujan, cuaca ekstrem seperti hujan lebat, badai petir, dan angin kencang lebih sering terjadi. Masyarakat diharapkan tetap memantau prakiraan cuaca terkini melalui aplikasi atau media resmi BMKG," kata Rudi.

3. Wilayah rawan banjir dan longsor diminta bersiap

Ilustrasi longsor (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi longsor (IDN Times/Sukma Shakti)

Rudi melanjutkan, daerah-daerah memiliki risiko banjir atau tanah longsor tinggi juga diminta untuk bersiap, khusus masyarakat di wilayah rawan tersebut mengambil langkah antisipasi, seperti menghindari aktivitas di dekat sungai dan tebing.

Selain itu, masyarakat juga diminta memeriksa kondisi bangunan dan ligkungan. Misalnya, disarankan untuk memastikan atap rumah, saluran air dan struktur bangunan kuat untuk menghadapi curah hujan tinggi, hingga memastikan saluran air tidak tersumbat untuk mencegah banjir.

"Persiapkan perlengkapan darurat, BMKG mendorong masyarakat untuk menyiapkan perlengkapan darurat, seperti senter, makanan tahan lama, dan air bersih. Jika terjadi situasi darurat seperti banjir yang dapat mengisolasi rumah-rumah," seru dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

5 Daerah Termiskin di Lampung 2025 Berdasarkan Data BPS Terbaru

16 Sep 2025, 20:01 WIBNews