Songsong Tahun Baru, Khilafatul Muslimin Tegaskan Komitmen Berbangsa

- Khilafatul Muslimin menegaskan bukan gerakan politik, melainkan wadah persaudaraan umat Islam dalam menjalankan ajaran agama.
- Penghormatan terhadap Bendera Merah Putih tidak bertentangan dengan keyakinan keagamaan Khilafatul Muslimin.
- Khilafatul Muslimin tidak berkeinginan mengganti ideologi Pancasila dan berkontribusi melalui kegiatan sosial seperti pendirian pondok pesantren dan bakti sosial.
Bandar Lampung, IDN Times – Menyongsong pergantian tahun menuju 2026, Khilafatul Muslimin mengemukakan pandangan mengenai makna kemajemukan, persatuan bangsa, hingga peran dalam pembangunan nasional.
Pandangan itu disampaikan Juru Bicara Khilafatul Muslimin, Abu Salma saat seminar bertajuk "Menakar Peran Khilafatul Muslimin dalam Membangun Negeri digelar Media Anak Negeri, Senin (29/12/2025).
"Ini momentum untuk membangun komunikasi yang terbuka dan sehat antara kami, masyarakat, dan pemerintah, dalam bingkai kebangsaan,” ujarnya saat dimintai keterangan.
1. Tegaskan bukan gerakan politik

Abu Salma menyampaikan, forum dialog publik tersebut menjadi ruang penting untuk meluruskan berbagai persepsi selama ini berkembang di masyarakat.
Menurutnya, konsep khilafah dipahami Khilafatul Muslimin kerap disalahartikan sebagai upaya politik untuk merebut kekuasaan. Padahal, khilafah sejatinya dimaknai sebagai wadah persaudaraan umat Islam dalam menjalankan ajaran agama, baik secara personal maupun berjamaah.
“Kami tidak memiliki niat sedikitpun untuk merongrong kedaulatan negara atau mengubah sistem politik dan pemerintah di Indonesia,” katanya.
2. Bendera Merah Putih tidak bertentangan dengan keyakinan Khilafatul Muslimin

Terkait simbol negara, Abu Salma menegaskan, penghormatan terhadap Bendera Merah Putih tidak bertentangan dengan keyakinan keagamaan Khilafatul Muslimin. Itu tak ubahnya suku atau masyarakat Lampung memakai Siger sebagai simbol budaya, tanpa menyingkirkan nilai keislaman
Lebih lanjut ia menilai, kontribusi Khilafatul Muslimin bagi bangsa tidak semata bersifat fisik, tetapi juga menyentuh pembinaan mental dan spiritual masyarakat. “Selama puluhan tahun kami membina warga agar jujur, taat hukum, dan menjauhi kemaksiatan. Ini bagian dari kontribusi kami untuk membangun masyarakat yang baik,” kata dia.
Menurutnya, Khilafatul Muslimin bersikap terbuka terhadap dialog ilmiah dan akademis. “Kami ingin menunjukkan bahwa keberadaan kami adalah bagian dari kekayaan bangsa dalam bingkai kebhinekaan,” lanjutnya.
3. Tepis anggapan ganti ideologi Pancasila

Humas Khilafatul Muslimin, Ustaz Zulmar turut menepis anggapan organisasi tersebut berkeingin mengganti ideologi Pancasila. Ia menegaskan, Khilafatul Muslimin merupakan bentuk jemaah dalam menjalankan ajaran agama, bukan gerakan politik.
“Berjamaah adalah perintah agama. Berkhilafah bagi kami adalah ibadah, bukan agenda merebut kekuasaan,” katanya.
Selain itu, Zulmar juga menegaskan tidak ada ajaran Khilafatul Muslimin yang bertentangan dengan Pancasila. “Kami warga negara Indonesia. Kami punya KTP, SIM, paspor. Pimpinan kami juga sudah menyatakan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam,” tegas dia.
4. Berkontribusi melalui kegiatan sosial

Zulmar menambahkan, kontribusi organisasi tersebut kepada bangsa dan negara Indonesia diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial seperti pendirian pondok pesantren secara mandiri, bakti sosial, pengobatan gratis, hingga layanan bekam dan hijamah.
Bukan hanya di Lampung, Khilafatul Muslimin terus membina para generasi di wilayah Aceh, Makassar, hingga Papua. Termasuk menekankan nilai persatuan menjadi titik temu antara ajaran Islam dan Pancasila.
“Dalam Islam ada perintah persatuan. Dalam Pancasila juga ada Persatuan Indonesia. Jika nilai-nilai itu dijalankan dengan benar, maka keadilan dan kemanusiaan akan terwujud,” imbuhnya.


















