Dampak La Nina, BMKG Ingatkan Potensi Bencana, Basarnas Siaga 24 Jam
La Nina berpotensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta pusat iklim lainnya memprakirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020. Diprakirakan, akan mulai meluruh pada Januari sampai Februari dan berakhir sekitar Maret sampai April 2021.
Menurut catatan historis BMKG, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya. “Hampir semua kabupaten kota di wilayah Lampung berpotensi terjadi cuaca ekstrem,” ujar Rudi Harianto Kasi Pelayanan Data dan Informasi BMKG Lampung, Jumat (13/11/2020).
Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat maupun pihak-pihak bisa melakukan mitigasi dini terhadap adanya dampak hidrometeorologi tersebut. Contohnya, bergotong royong membersihkan jalan air, normalisasi sungai, membersihkan sampah-sampah yang ada di selokan.
"Imbauan kami kepada masyarakat supaya berhati-hati dan waspada tehadap bencana hidrometeorologi yang mungkin bisa timbul di musim penghujan seperti, banjir, banjir bandang, genangan, dan tanah longsor,"ujarnya.
1. Warga sudah terbiasa hadapi banjir
Menghadapi bencana banjir seolah menjadi hal biasa dialami Sakinah Yusuf, warga Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung. Pasalnya, daerah tempat tinggalnya kerap menjadi langganan banjir.
Namun, masyarakat setempat sudah terbiasa sehingga tidak begitu panik jika ada informasi akan terjadinya banjir. Terkait antisipasi potensi dampak La Nina, menurutnya tidak ada persiapan khusus dilakukan.
“Kalau persiapan yang benar-benar persiapan sih gak ada karena kita gak tau kapan bakal kejadiannya juga. Terus karena sudah sering kebanjiran juga jadi gak terlalu panik ya kecuali kalau tsunami,” ujar Sakinah.
Ia menambahkan, masyarakat hanya meningkatkan kewaspadaan saja dan lebih sering melihat debit air sungai. “Beberapa hari lalu kondisi sungai juga lumayan mengkhawatirkan tapi alhamdulillah sejauh ini belum ada tanda-tanda banjir sih. Karena kadang gak hujan juga tiba-tiba banjir. Jadi sebelum air itu masuk permukiman warga udah siap-siap ngungsi ke rumah yang lebih tinggi,” jelasnya.
Sakinah juga berharap pemerintah bisa menyediakan air bersih pasca banjir karena warga kesulitan mendapatkan air bersih jika banjir sudah sudah melanda.
Pendapat lainnya disampaikan Murdani Aritonang warga Kabupaten Pesisir Barat yang tinggal di sekitar pesisir pantai. Menurutnya, saat ini masyarakat di pesisir masih beraktivitas normal dan belum melakukan persiapan antisipasi bencana.
“Kondisi air laut sekarang masih stabil. Curah hujan juga seminggu ini stabil. Dua hari hujan sisanya cerah. Tapi kalau hujannya deras jadi susah beraktivitas, ” ujarnya.
Baca Juga: Itera Kembangkan Riset Mitigasi Bencana dan Desa Berbasis Sains
Baca Juga: BMKG: Mitigasi Bencana Alam Berkembang ke Arah Artificial Inteligence