TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Millennial Lampung Ajak Warga Pesisir Tak BABS di Laut

Kampanye sanitasi lewat mural toilet dan salawat cuci tangan

IDN Times/Istimewa

Bandar Lampung, IDN Times - Sanitasi merupakan upaya mewujudkan kondisi lingkungan yang bersih serta berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Sayangnya, tak banyak masyarakat yang sadar dalam menjaga kebersihan sanitasi. Salah satunya adalah kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS)  yang masih sering dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir atau pinggiran sungai.

Merujuk hal itu, mengundang keprihatinan kelompok pemuda atau komunitas tergabung dalam Youth with Sanitation Concern (YSC) yang peduli dengan isu sanitasi. Mereka menggulirkan berbagai ide kreatif sanitasi untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat yang masih melakukan BABS. 

1. Percantik dinding toilet dengan mural

IDN Times/Istimewa

Toilet umum seringkali dianggap hanya sebagai tempat pembuangan kotoran, sehingga perawatannya jadi terabaikan dan akhirnya membuat fasilitas menjadi rusak. Padahal toilet pun bisa menjadi tempat yang bersih, nyaman dan keren sehingga membuat penggunanya nyaman menggunakan fasilitas.

YSC berkolaborasi bersama pemuda dan masyarakat Kampung Gudang Agen, Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan untuk merehabilitasi toilet umum dan agar lebih terawat dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan rehabilitasi toilet tersebut bertujuan untuk mendororong warga mengakses toilet sehat dan tidak berperilaku BABS.

Kegiatan yang dimulai sejak pertengahan September 2020 ini membuat gambar laut yang bersih serta kata-kata yang mengajak masyarakat untuk merawat fasilitas tersebut. “Gambar laut itu menceritakan laut bersih tanpa sampah. Sama ada tulisan datang buru-buru pergi siram dulu. Ya pokoknya gimaana caranya warga sadar menjaga kebersihan jamban,” ujar Ketua YSC, Khorik Istiana, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Kece! Bandar Lampung Punya Destinasi Ekowisata Baru Konsep Zero Waste

2. Keadaan sanitasi di Kampung Gudang Agen cukup memprihatinkan

IDN Times/Istimewa

Sebelum melakukan rehabilitasi pada dinding toilet, YSC sudah melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana kondisi di lapangan. Menurut Khorik Istiana, kondisi sanitasi masyarakat di Kampung Gudang Agen cukup memprihatinkan.

“Kenapa kita ngambil Gudang Agen karena ini wilayah yang padat penduduk, kumuh dan juga wilayah rentan gitu kan. Ekonominya menengah ke bawah,” terangnya.

Dari hasil survei tersebut diketahui ada tiga fasilitas toilet dan fasilitas sumur umum yang sudah di bangun namun hanya satu toilet yang befungsi. “Dari tiga itu pintunya cuma satu yang bisa ditutup. Sedangkan ada lima belas kepala keluarga. Kalau satu keluarga ada empat misalnya, berarti ada 60 orang dan cuma ada satu toilet. Makanya kita merehab toilet dua pintu,” jelasnya,

Menurut beberapa keterangan warga, masyarakat di Kampung Gudang Agen ada yang sudah memiliki toilet tetapi langsung dibuang ke laut atau ke selokan sekitar. Bahkan ada yang sharing atau numpang di tempat tetangga.

3. Bangun kepercayaan warga lewat sosialisasi

IDN Times/Istimewa

Menurut Khorik, cukup sulit memasuki wilayah yang penduduknya sudah nyaman dengan budaya mereka dalam membuang hajat. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat pemuda pejuang sanitasi tersebut.

Kedatangan mereka tidak serta merta hanya membangun fasilitas namun juga membangun kesadaran masyarakat untuk lebih peduli dengan kebersihan sanitasi. Hal tersebut mereka lakukan dengan cara berbaur langsung dengan warga dan melakukan sosialisasi.

“Karena kalau kita ngebangun fasillitas tapi nggak ngebangun sumber daya manusianya itu pecuma. Yang ada malah fasilitasnya rusak lagi seperti yang sudah-sudah. Kalau fasilitas sebelumnya itukan rusak karena mampet, pintu rusak dan nggak ada kesadaran buat memperbaiki. Seperti iuran bulanan untuk melakukan perawatan toilet, atau membuat jadwal piket misalnya,” ujar khorik.

Merujuk hal itu, YSC sudah membentuk pengurus jamban agar ada yang bertanggung jawab dalam menggerakkan warga merawat bangunan yang sudah dibuat apik tersebut. “Kita ngelibatin masyarakat supaya mendorong masyarakat juga dan ngasih tau kalau ini bukan kegiatan YSC. Kita datang bukan mau ngasih bantuan, tapi ini kegiatan mereka dan untuk kepentingan mereka. Jadi yuk sama-sama kita bangun daerah ini,” tuturnya.

4. Ajak masyarakat salawat cuci tangan

IDN Times/Istimewa

Ide kreatif lainnya yang diusung YSC untuk menggerakkan masyarakat pada perilaku hidup sehat adalah mengajak melakukan salawat cuci tangan pakai sabun yang diumumkan di masjid setiap menjelang azan. Pembuatan video pencegahan penyebaran covid-19 bersama anak-anak dan pemuda juga dilakukan.

Muhammad Ilham Afandi selaku koordinator wilayah menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan puncak dari project "Millenials Fight COVID-19". "Sebelumnya kami sudah sosialisasi dan FGD soal cuci tangan pakai sabun untuk anak-anak, pemuda dan warga. Kami juga melakukan kampanye bersama soal respons pencegahan COVID-19 melalui video, broadcast dan salawat cuci tangan pakai sabun yang diputar di masjid sebelum Azan," terangnya.

5. Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk wujudkan sanitasi aman dan nyaman

IDN Times/Istimewa

Kegiatan ini didukung oleh International Water Secretariat of the Swiss Agency for Development and Cooperation dan pendampingan dari SNV Netherland Development Organisation sebagai upaya mendorong perilaku cuci tangan di masyarakat dan akses sanitasi yang layak sebagai bagian dari respons COVID-19.

Camat Telukbetung Selatan, Ichwan Aji Wibowio juga turut mendukung kegiatan tersebut. “Kegiatan ini sangat menarik yah selain membuat dinding lebih cantik juga memiliki pesan yang baik. Kegiatan mural ini mungkin bisa di lakukan d TPS-TPS lain karena banyak lokasi yang bisa dipercantik dengan mural” ujarnya saat menghadiri dan ikut serta dalam pembuatan mural.

Dalam menjalankan kegiatan ini, YSC juga berkolaborasi dengan Mahardika,  Mahasiswa Arsitektur Universitas Lampung untuk membantu desain toilet yang akan direhab. Selain itu, YSC juga berkolaboras dengan Mouri, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Lampung untuk membantu mendampingi pemuda gudang agen membuat mural di posyandu dan toilet.

Baca Juga: Hak tak Terpenuhi, Penyandang Disabilitas Lampung Tolak Raperda 

Berita Terkini Lainnya