TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Rektor Unila Karomani, Bidik 2023 Unila Punya 100 Guru Besar

Usung misi Unila berstatus PTNBH

Rektor Unila, Karomani. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Bandar Lampung, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Karomani, M.Si, Sabtu (20/8/2022). Juru Bicara KPK RI, Ali Fikri membenarkan terkait kabar OTT terhadap petinggi universitas negeri setempat. 

"Menindaklanjuti laporan masyarakat. Benar, tim KPK tadi malam dini hari. Pihak yang ditangkap, di antaranya rektor sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Lampung," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times via pesan singkat WhatsApp.

Lebih lanjut, Ali menjelaskan para pihak dimaksud sudah berada di kantor KPK Jakarta dan tim kini masih menggali keterangan dan klarifikasi terhadap pihak-pihak berhasil diamankan. "Perkembangannya akan segera disampaikan," katanya

Berikut IDN Times rangkum profil Rektor Unila Karomani.

1. Terpilih sebagai rektor 2019 lalu

IDN Times/Silviana

Karomani lahir di Pandeglang, Banten 30 Desember 1961. Latar belakang pendidikannya, pendidikan dasar dan menengah di Pandeglang. Ia selanjutnya melanjutkan pendidikan S1 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Bandung1987, S2 Ilmu Sosial dan S3 Ilmu Komunikasi diraih dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

Ia terpilih menjadi Rektor Unila periode 2019-2023 dalam pemilihan rektor 17 Oktober 2019. Saat pemilihan tersebut, Aom sapaan akrabnya memeroleh 44 suara (61,11 persen). Sementara kandidat lainnya,  Prof. Dr. Bujang Rahman, 22 suara (30,56 persen), dan Prof Muhammad Kamal meraih enam suara (8,33 persen).

Sebelum menjabat rektor Unila, Aom menjabat Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan. Menariknya, terpilihnya Aom sebagai rektor Unila kala itu bak menghapus dominasi Fakultas Pertanian Unila sebagai rektor. Pasalnya, fakultas tersebut kerap mendominasi pemilihan rektor.

Mereka adalah Prof. Sitanala Arsyad ( 1973-1981); Prof. Margono Slamet (1980-1990), Alhusniduki Hamim. M.Sc. (1990-1998), Prof. Dr. Muhajir Utomo, M.Sc (1998-2006), Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. (2006-2015), dan Prof.Hasriadi Mat Akin, M.P. (2015-2019).

Baca Juga: Jawab Satu Pertanyaan, Maba Unila Ini Dapat Beasiswa Sampai Lulus!

2. Dilantik Nadiem Makarim

Mendikbud Nadiem Makarim (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim melantik Karomani selaku Rektor Unila periode 2019–2023 di Gedung Kemendikbud lantai 3 Jakarta 25 November 2019.

Usai dilantik Karomani kala itu menyatakan, akan membangun solidaritas dan sinergisitas di kampus dipimpinnya. Sesuai instruksi Mendikbud, Karomani akan membenahi penerapan kurikulum sesuai tuntutan masa depan yakni penguatan sumber daya manusia dan penelitian yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan universitas.

“Dosen-dosen yang masih S2 wajib hukumnya untuk melanjutkan studi ke S3. Selanjutnya dosen-dosen S3 pun akan dioptimalkan untuk segera profesor. Kita bantu dan beri penguatan. Bila hal itu tidak dilakukan kita akan ketinggalan,” jelasnya.

3. Ingin tahun depan Unila miliki 100 guru besar

Unila kukuhkan 15 guru besar di Gedung Serba Guna Unila (22/9/2021) (IDN Times/Silviana)

Terkait misi Karomani mengoptimalkan dosen Unila bergelar guru besar sejatinya cukup baik. Itu ditandai saat ini kampus berlokasi di Jalan Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung per Juli 2022 memiliki 88 guru besar.

Di bawah kepemimpinan Karomani, pertambahan jumlah guru besar di Unila tercatat meningkat pesat. Selama dua tahun terakhir, total guru besar dihasilkan mencapai 24 orang.

Bahkan saat ini sekitar 40 calon guru besar Unila sedang kuliah di Dikti. Apabila dalam tempo akan datang bertambah 20 guru besar lagi, maka target rektor agar Unila memiliki 100 guru besar pada 2023 dapat terwujud.

Karomani kala itu mengatakan, pertambahan jumlah guru besar cukup signifikan merupakan komitmen pimpinan Unila, khususnya rektor mendorong lahirnya guru besar atau profesor di Unila.

Dengan begitu, lanjutnya, iklim akademik akan menjadi lebih baik sekaligus mampu menjadi perguruan tinggi unggul. Salah satunya dengan melakukan lebih banyak sistem secara sistematis agar jumlah guru besar Unila semakin bertambah.

4. Bidik target PNBP 2023 Rp400 miliar

ilustrasi uang THR (unsplash.com/Mufid Majnun)

Selain mengusung misi guru besar, Rektor Unila Karomani juga optimistis, kampus setempat tahun ini mampu membukukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp380 miliar. PNBP itu apabila terealisasi, naik dibanding 2021 sebesar Rp348 miliar. 

"Penguatan PNBP sepanjang saya menjadi rektor 2021 naik 25 persen semula di bawah 300 miliar menjadi 348 miliar. Pada 2022, insya Allah akan menjadi 380 miliar," jelasnya saat Halal Bihahal tatap muka dengan sivitas akademika, Rabu (11/5/2022). 

Karomani juga menyakini, PNBP 2023 diprediksi di atas Rp400 miliar. Itu apabila Unila resmi berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Baca Juga: [BREAKING] KPK RI OTT Rektor Universitas Lampung 

Berita Terkini Lainnya