TPID Lampung Selatan Pantau Pasar, Harga Beras Premium Mulai Turun

- Harga beras premium mulai turun, contohnya merek Ratu Koki dijual Rp14.400/kg dan kemasan 25 kg turun menjadi Rp14.300/kg.
- Pemantauan harga beras akan dilakukan secara berkala untuk memastikan sesuai HET, meski masih terdapat perbedaan harga di sejumlah kios.
- Pemkab berencana memperluas imbauan kepada produsen agar turut menurunkan harga beras premium sesuai aturan.
Lampung Selatan, IDN Times – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kembali melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok, khususnya beras premium, di Pasar Inpres Kalianda.
Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Kementerian Dalam Negeri sekaligus respons hasil pemantauan sebelumnya pada 16 Agustus, yang mencatat harga beras premium sempat menembus Rp16.000 per kilogram.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Badan Pangan Nasional, yakni Rp14.900/kg.
Monitoring lapangan dipimpin langsung oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Setdakab Lampung Selatan, Dulkahar, bersama tim gabungan TPID. Dalam keterangannya, ia menyebutkan, sidak ini tidak hanya bertujuan untuk menekan harga, melainkan juga menjaga keseimbangan antara kepentingan pedagang dan masyarakat.
“Intinya surat imbauan yang kami keluarkan itu baik, untuk menjaga keseimbangan harga. Kami tidak ingin pedagang rugi, tapi masyarakat juga harus terlindungi. Karena itu, Pemkab juga akan menyampaikan imbauan langsung ke pabrik dan produsen,” ujar Dulkahar, Rabu (20/8/2025).
1. Ada penurunan harga sejumlah merek beras premium

Dulkahar menyampaikan, hasil pemantauan menunjukkan adanya tren penurunan harga pada sejumlah merek beras premium. Contohnya, beras merek Ratu Koki kini dijual Rp14.400/kg, bahkan untuk kemasan 25 kilogram harga turun lagi menjadi Rp14.300/kg. Produsen juga diketahui memberikan kompensasi kepada pedagang yang sebelumnya terlanjur menyetok beras dengan harga lebih tinggi.
“Alhamdulillah, dari hasil pemantauan, harga sudah mulai turun. Artinya, imbauan kita dipatuhi. Produsen pun menunjukkan itikad baik dengan memberikan kompensasi ke pedagang lama,” terangnya.
2. Pemantauan akan terus dilakukan secara berkala

Meski demikian, Dulkahar mengakui masih terdapat perbedaan harga di sejumlah kios. Kondisi ini dinilai wajar lantaran adanya perbedaan stok maupun proses distribusi di lapangan. Namun, Pemkab memastikan pemantauan akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan harga beras sesuai HET.
“Kami sudah keliling di beberapa toko beras di Pasar Inpres Kalianda, memang masih ditemukan harga yang bervariasi. Tapi kita terus upayakan agar semua pedagang bisa menjual sesuai HET. Tujuannya supaya pedagang tetap maju usahanya dan masyarakat, terutama yang kurang mampu, bisa membeli beras dengan harga terjangkau,” jelasnya.
3. Pemkab berencana memperluas jangkauan imbauan kepada produsen

Dulkahar menegaskan, kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi pedagang, melainkan juga menyasar produsen dan distributor. Pemkab bahkan berencana memperluas jangkauan imbauan kepada produsen yang belum tersentuh agar turut menurunkan harga.
“Harapan saya mari kita sama-sama memberikan yang terbaik. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi bagaimana masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga sesuai aturan,” tandasnya.