Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tips Mengalokasikan Tabungan di Era Quarter Life Crisis, Catat!

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
Intinya sih...
  • Usia 23-30 tahun adalah awal mempersiapkan keuangan yang matang, termasuk merancang dana darurat 3-12 kali pengeluaran bulanan.
  • Alokasikan pendapatan dengan porsi 50/30/20 untuk biaya hidup, self reward, dan tabungan serta dana darurat.
  • Prioritaskan tujuan keuangan jangka pendek terlebih dahulu sebelum berinvestasi untuk jangka panjang di era quarter life crisis.

Quarter life crisis merupakan sebutan bagi seseorang sudah memasuki usia 25. Menjadi seorang dewasa muda tentu tidak mudah. Kita sering dihadapkan dengan beberapa permasalahan yang mengganggu kestabilan hidup. Terutama mengenai finansial yang belum tertata dengan baik.

Tapi apakah ini bisa dijadikan alasan untuk tidak mengelola keuangan dengan baik? Padahal bisa saja mengalokasikan tabungan saat usia quarter life crisis. Meskipun dengan jumlah pendapatan yang tidak terlalu banyak. Dari deretan tips di bawah ini, semoga bermanfaat.

1. Merancang perkiraan dana darurat terlebih dahulu

ilustrasi menata uang (pexels.com/Towfiqu Barbhuiya)

Memasuki usia quarter life crisis, sadar dengan usia tidak lagi remaja. Memasuki fase usia 23-30 tahun, ini adalah awal mempersiapkan keuangan yang matang.

Untuk itu, harus memiliki perencanaan finansial untuk membangun kualitas hidup yang layak. Termasuk mengalokasikan pendapatan ke dalam tabungan.

Namun demikian, tidak bisa melakukan ini secara terburu-buru. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah merancang perkiraan dana darurat.

Jika masih belum menikah, pastikan menyisihkan dana darurat untuk 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan. Sedangkan untuk yang sudah menikah atau memiliki tanggungan pastikan memiliki dana darurat 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan.

2. Membagi alokasi pendapatan sesuai kondisi

ilustrasi uang (pexels.com/Yan Krukau)

Bagi yang sudah mulai memasuki usia 25 ke atas, quarter life crisis memang menguras emosi dan pikiran. Persoalan finansial tentu menjadi fokus utama yang tidak boleh dilupakan.

Kamu tidak lagi memprioritaskan gaya hidup hedon dan flexing. Sebaliknya, harus mulai membiasakan diri mengalokasikan tabungan dengan tepat sasaran.

Salah satu strateginya bisa membagi alokasi pendapatan sesuai dengan kondisi. Idealnya bisa membagi dengan porsi 50/30/20. Separuh dari pendapatan dialokasikan untuk biaya hidup.

Sedangkan 30 persen digunakan untuk self reward seperti hobi atau traveling. Sisa 20 persen bisa dialokasikan untuk tabungan dan dana darurat.

3. Memisahkan tujuan keuangan

ilustrasi mengatur uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Memasuki era quarter life crisis, mulai sadar dengan perencanaan hidup yang harus ditata. Terutama berkaitan dengan keseimbangan finansial.

Bagaimanapun juga, ini yang akan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Pendapatan tidak seharusnya dihabiskan untuk pengeluaran secara total.

Untuk itu, kamu harus mulai mengalokasikan tabungan dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini, bisa mulai memisahkan tujuan keuangan. Seperti tabungan untuk membeli kendaraan, untuk menikah, atau alokasi tabungan khusus untuk hobi traveling.

4. Prioritaskan tujuan dalam jangka pendek terlebih dahulu

ilustrasi uang (pexels.com/breakingpic)

Secara umum, tujuan keuangan terbagi ke dalam dua fase, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Semua memiliki versi masing-masing yang harus diperhatikan. Tapi di era quarter life crisis, harus memahami ini dengan tepat.

Di usia dewasa muda, pastikan kamu memprioritaskan tujuan dalam jangka pendek terlebih dahulu. Tabungan ini berfokus untuk tujuan dalam jangka waktu 1 sampai 5 tahun. Investasi untuk jangka panjang memang penting, jangan sampai mengorbankan prioritas yang harus dipenuhi sekarang.

5. Sesekali beri self reward, kamu tetap terkontrol

ilustrasi belanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Mengalokasikan tabungan di era quarter life crisis terkadang menjadi tantangan. Apalagi masih terbawa gaya hidup hedon dan serba konsumtif.

Standar kemewahan di media sosial dijadikan sebagai patokan utama untuk memperoleh validasi sosial. Sekarang, saatnya belajar mengalokasikan tabungan di era quarter life crisis dengan bijak.

Kamu bisa sesekali memberi self reward pada diri sendiri, namun usahakan tetap terkontrol. Pastikan pengeluaran untuk self reward tidak menguras 2/3 dari total jumlah tabungan.

6. Berdiskusi dengan teman memiliki pemahaman finansial

ilustrasi mengobrol (pexels.com/RDNE Stock Project)

Setiap orang pasti pernah menghadapi fase quarter life crisis dalam hidupnya. Terutama untuk kita yang saat ini sedang berada di usia 23 sampai 30 tahun. Tumbuh sebagai seorang dewasa muda dengan tantangan finansial memang menjadi fase menguras emosi dan pikiran.

Dalam rangka menjaga kestabilan finansial, harus mampu mengalokasikan tabungan secara cermat. Untuk menambah wawasan literasi keuangan, bisa berdiskusi dengan teman atau mentor yang memiliki pemahaman finansial. Sudut pandang mereka membantu dalam hal pengambilan keputusan finansial sehingga lebih terarah.

Memasuki quarter life crisis bukan lagi saatnya bagi kita untuk berfoya-foya. Meskipun pendapatan masih dalam jumlah terbatas, namun harus tetap dialokasikan ke dalam tabungan dan dana darurat. Mungkin dalam prosesnya akan menghadapi banyak kendala. Tapi dengan menerapkan enam tips di atas, setidaknya bisa membantu kamu yang sedang menghadapi fase tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us