Neraca Dagang Lampung September 2025 Surplus, Tembus 427,68 Juta Dolar

- Ekspor Lampung surplus US$427,68 juta
- Impor naik 69,98% dibandingkan tahun lalu
- Inflasi Oktober 2025 capai 0,23%
Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung September 2025 surplus sebesar 427,68 juta dolar Amerika. Surplus terjadi karena nilai ekspor jauh lebih tinggi dibandingkan nilai impor.
Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung, M Sabiel Adi Prakasa mengatakan, nilai ekspor Lampung pada September 2025 mencapai 544,95 juta dolar Amerika, naik 9,64 persen secara tahunan (year-on-year) dibandingkan September 2024.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Lampung sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai 4,83 miliar dolar, meningkat 27,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
1. Ekspor Lampung didominasi tiga komoditas utama

Sabiel menyebutkan, ekspor Lampung masih didominasi tiga komoditas utama yakni, lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 1,98 miliar dolar Amerika atau 41,08 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (1,25 miliar dolar Amerika atau 25,8 persen), serta bahan bakar mineral (533,68 juta dolar Amerika.atau 11,06 persen).
Kemudian tiga negara tujuan ekspor terbesar Lampung sepanjang periode Januari–September 2025 adalah Amerika Serikat (757,43 juta dolar Amerika atau 15,69 persen), Pakistan (465,78 juta dolar Amerika atau 9,65 persen), dan India (416,31 juta dolar Amerika atau 8,62 persen).
Sementara itu, nilai impor Lampung pada September 2025 tercatat sebesar 117,27 juta dolar Amerika, meningkat signifikan 69,98 persen (y-on-y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara kumulatif, impor Lampung Januari–September 2025 mencapai 1,62 miliar dolar Amerika, naik tipis 3,04 persen dibandingkan periode sama tahun 2024.
“Negara asal impor terbesar antara lain Nigeria, Angola, dan Amerika Serikat, dengan komoditas utama berupa bahan bakar mineral serta peralatan transportasi,” jelasnya.
2. Inflasi Lampung Oktober 2025 capai 0,23 persen

Sabiel melanjutkan, BPS Lampung juga merilis inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) di Provinsi Lampung pada Oktober 2025 sebesar 0,23 persen. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan inflasi Oktober 2024 yang sebesar 0,20 persen.
“Secara tahunan, inflasi Lampung tercatat 1,20 persen, lebih rendah dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai 1,94 persen,” katanya.
Dari catatan tersebut, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi bulanan tertinggi sebesar 2,05 persen dengan andil 0,13 persen. Sementara deflasi terbesar terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,25 persen.
“Lima komoditas utama penyumbang inflasi bulanan adalah emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan susu cair kemasan,” ucapnya.
Penahan laju inflasi terbesar berasal dari bawang merah, tomat, cabai rawit, gula pasir, dan beras. Secara tahunan, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mencatat inflasi tertinggi 6,96 persen, sementara kelompok Pendidikan mengalami deflasi terdalam 17,98 persen. “Komoditas pendorong inflasi tahunan antara lain emas perhiasan, bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, dan beras,” katanya.
3. Nilai tukar petani naik, tanda daya beli membaik

Sabiel memaparkan, BPS Lampung juga melaporkan, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 naik 0,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan indeks mencapai 127,72.
“Kenaikan ini terjadi karena penurunan harga yang dibayar petani lebih cepat dibandingkan penurunan harga yang diterima petani,” ungkap Sabiel.
Kemudian subsektor dengan peningkatan tertinggi adalah tanaman pangan (naik 0,92 persen), diikuti tanaman perkebunan rakyat (0,06 persen), perikanan tangkap (0,04 persen), dan perikanan budidaya (0,26 persen). "Sebaliknya, subsektor hortikultura dan peternakan mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,64 persen dan 0,18 persen," tambahnya.
4. Tingkat hunian hotel dan penumpang transportasi naik

Dari sisi pariwisata dan transportasi, Sabiel menambahkan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Lampung pada September 2025 tercatat 43,37 persen, naik 2,56 persen poin dibandingkan Agustus 2025.
Namun, angka tersebut masih lebih rendah 5,90 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara hotel non-bintang, tingkat hunian mencapai 22,88 persen, naik tipis 1,00 persen poin (m-to-m). Adapun pergerakan penumpang angkutan umum menunjukkan tren positif di beberapa moda transportasi.
“Jumlah penumpang angkutan laut naik 0,70 persen (m-to-m) dan 5,32 persen (y-on-y), sementara angkutan kereta api naik 2,68 persen (m-to-m) dan 1,02 persen (y-on-y),” imbuh Sabiel.
















