5 Cara Kelola Uang untuk Mahasiswa Baru Biar Gak Habis di Awal Bulan

- Masuk ke dunia perkuliahan bukan cuma belajar di kelas, tapi juga mengatur keuangan serta adaptasi dari uang saku orang tua ke pengelolaan sendiri.
- Banyak mahasiswa baru tergoda untuk foya-foya saat mendapat uang bulanan, namun sulit mengatur pengeluaran hingga akhir bulan.
- Penting untuk memberi jeda sebelum membelanjakan uang, memiliki rekening terpisah, membuat anggaran pengeluaran, memasak sendiri, dan mencari pekerjaan sampingan.
Masuk ke dunia perkuliahan bukan cuma soal belajar di kelas, tapi juga adaptasi dalam hal keuangan. Banyak mahasiswa baru yang sebelumnya selalu dikasih uang saku orang tua, tiba-tiba harus belajar mengatur sendiri.
Awalnya mungkin terasa santai, tapi begitu pertengahan bulan datang dan saldo makin menipis, baru sadar kalau mengelola uang itu gak semudah kelihatannya. Ini masalah sering banget terjadi, apalagi kalau dari awal bulan udah tergoda buat belanja, nongkrong, atau pesan makanan enak tanpa pikir panjang.
Gak sedikit mahasiswa yang akhirnya ‘puasa’ di akhir bulan karena uang sudah habis duluan. Kalau udah kejadian begini, satu-satunya pilihan adalah minta tambahan uang ke orang tua atau meminjam ke teman.
Padahal, kalau dari awal bisa mengelola uang dengan baik, kondisi ini bisa dihindari. Bukan berarti harus hidup pelit, tapi lebih ke membiasakan diri mengatur pengeluaran supaya uang cukup sampai akhir bulan. Nah, ini dia lima cara kelola uang mahasiswa baru biar gak terus-terusan bokek di pertengahan bulan.
1. Jangan langsung foya-foya di awal bulan, kasih jeda biar gak boros

Begitu uang bulanan masuk, rasanya pasti pengin langsung menikmati hasilnya. Godaan buat belanja, makan enak, atau sekadar nongkrong bareng teman pasti muncul.
Ini hal yang wajar, tapi kalau gak dikontrol, bisa jadi awal bencana keuangan. Banyak mahasiswa baru yang langsung menghamburkan uang tanpa mikir panjang, lalu kaget pas sadar kalau saldo tinggal sedikit di pertengahan bulan.
Cara menghindarinya adalah memberi jeda sebelum membelanjakan uang dalam jumlah besar. Misalnya, kalau ingin beli sesuatu yang mahal, coba tunda dulu selama beberapa hari.
Kalau setelah itu masih merasa butuh, baru beli. Selain itu, penting juga untuk membagi uang di awal bulan, pisahkan untuk kebutuhan utama seperti makan, kos, dan transportasi. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati uang bulanan tanpa takut kehabisan di akhir bulan.
2. Punya rekening terpisah buat tabungan dan pengeluaran harian

Kalau semua uang disimpan di satu rekening, risiko boros jadi lebih besar. Apalagi kalau sering pakai mobile banking atau e-wallet, rasanya tinggal klik dan uang langsung keluar.
Gak heran kalau akhirnya uang habis lebih cepat dari yang diperkirakan. Makanya, punya rekening terpisah bisa jadi solusi buat mengontrol keuangan lebih baik.
Rekening pertama bisa digunakan buat pengeluaran harian, sedangkan rekening kedua khusus untuk tabungan. Setiap kali dapat uang bulanan, langsung alokasikan sebagian ke rekening tabungan dan jangan sentuh kecuali darurat.
Cara ini bikin kamu lebih disiplin dalam menyimpan uang. Kalau perlu, bisa pakai fitur auto-debit supaya tabungan langsung terpotong di awal bulan tanpa harus mikir dua kali. Dengan begitu, uang gak bakal menguap tanpa sadar.
3. Bikin anggaran yang realistis, jangan cuma dikira-kira

Banyak mahasiswa berpikir kalau mereka bisa mengontrol pengeluaran hanya dengan ‘perasaan’. Padahal, tanpa anggaran yang jelas, uang lebih gampang habis tanpa sadar. Awalnya merasa masih aman, tapi tiba-tiba saldo tinggal sedikit, lalu bingung sendiri kemana perginya uang selama ini.
Solusinya, buat anggaran sederhana tapi realistis. Catat semua kebutuhan utama seperti kos, makan, transportasi, dan kebutuhan kuliah. Setelah itu, alokasikan uang untuk hiburan, nongkrong, atau belanja.
Punya anggaran yang jelas, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. Kalau masih bingung, bisa pakai aplikasi budgeting atau mencatat manual di notes HP. Yang penting, pastikan kamu selalu tahu kemana uang pergi setiap bulan.
4. Jangan ketergantungan sama jajan di luar, coba masak sendiri

Makan di luar memang lebih praktis, tapi kalau dilakukan setiap hari, bisa bikin pengeluaran membengkak. Harga makanan di kantin atau warung mungkin kelihatan murah, tapi kalau dihitung selama sebulan, totalnya bisa cukup besar. Belum lagi kalau sering pesan makanan online yang kena tambahan biaya ongkir dan pajak layanan.
Untuk menghemat, coba mulai masak sendiri, minimal buat sarapan atau makan malam. Gak perlu jago masak, cukup makanan simpel seperti nasi goreng, mie telur, atau tumisan sederhana.
Kalau di kos gak ada dapur, bisa pakai rice cooker buat bikin makanan seperti nasi uduk atau bubur. Selain lebih hemat, masak sendiri juga lebih sehat karena kamu bisa pilih bahan yang lebih baik. Dengan kebiasaan ini, pengeluaran bisa lebih terkontrol tanpa harus selalu bergantung pada makanan dari luar.
5. Cari penghasilan tambahan biar gak bergantung ke uang bulanan

Sekarang ada banyak cara buat mahasiswa mendapatkan uang tanpa harus mengorbankan waktu kuliah. Beberapa pekerjaan sampingan yang bisa dicoba misalnya freelance desain, menulis artikel, jualan online, atau jadi admin media sosial.
Selain itu, kalau punya keterampilan akademik, bisa juga coba jadi tutor atau membuka jasa les privat buat anak sekolah. Walaupun terdengar menguntungkan, penting juga buat tetap membagi waktu dengan baik supaya pekerjaan sampingan gak mengganggu kuliah.
Pilih pekerjaan bisa dikerjakan secara fleksibel dan gak terlalu menyita waktu. Misalnya, jualan online bisa dilakukan kapan saja tanpa harus keluar rumah, sementara freelance menulis atau desain bisa dikerjakan di waktu senggang.
Mengelola uang saat jadi mahasiswa baru memang gak mudah, tapi bisa dipelajari. Kalau dari sekarang udah bisa mengontrol pengeluaran dengan baik, nanti setelah lulus pun kebiasaan ini bakal terus berguna. Jadi, gak perlu lagi khawatir kehabisan uang di pertengahan bulan karena semua sudah terencana dengan baik.