Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Film Perwakilan Indonesia Ajang Oscar Tayang di Netflix

Perempuan Berkelamin Darah (dok. Netflix / Perempuan Berkelamin Darah)
Intinya sih...
  • Film Indonesia Perempuan Berkelamin Darah tayang di Netflix sejak 1 Januari 2025 setelah memenangkan 4 Piala Citra 2023.
  • Woman from Rote Island menjadi film Indonesia pertama yang diadukan ke ajang Oscar, mengikuti jejak film-film seperti Nagabonar, Gie, dan Sang Penari.
  • Film-film tersebut menceritakan kisah-kisah penting dalam sejarah dan budaya Indonesia, dari perjuangan politik hingga kisah asmara penari ronggeng.

Sejak 1 Januari 2025, Netflix telah menghadirkan salah satu film terbaik Indonesia berjudul Perempuan Berkelamin Darah atau Woman from Rote Island. Sebuah film yang telah melanglang buana di banyak festival internasional, hingga berhasil keluar sebagai Film Panjang Terbaik Piala Citra 2023. 

Berhasil masuk ke jajaran film cukup berani, Woman from Rote Island  menjadi perwakilan Indonesia ke ajang Oscar atau Academy Award. Sebuah ajang penghargaan paling bergengsi di Hollywood hingga berbagai negara. Selengkapnya, simak Woman from Rote Island, bersama 10 film perwakilan Indonesia di ajang Oscar tayang di Netflix.

1. Nagabonar (1987)

Nagabonar (dok. Citra Sinema / Nagabonar)

Menjadi film Indonesia pertama yang diadukan di Oscar, pertama adalah Nagabonar (1987). Sebuah film karya sutradara M T Risyaf dibintangi Deddy Mizwar, Nurul Arifin, hingga Afrizal Anoda. Film ini berhasil mendominasi di ajang Piala Citra, dengan membawa pulang 7 piala, termasuk kategori Film Bioskop Terbaik dan Aktor Pemeran Utama Terbaik.

2. Biola Tak Berdawai (2003)

Biola Tak Berdawai (dok. Kalyana Shira Film / Biola Tak Berdawai)

Selanjutnya adalah Biola Tak Berdawai dibintangi Nicholas Saputra dan Ria Irawan. Tidak hanya berhasil mencuri perhatian di dalam negeri, film ini berhasil menorehkan prestasi di ajang Asia Pacific Film Festival Award.

Menceritakan tentang seorang perempuan korban pemerkosaan, yang jatuh cinta kepada seorang pria pemain biola, yang selalu memberikan hiburan di sebuah panti asuhan.

3. Gie (2005)

milesfilms.net

Masih dibintangi Nicholas Saputra, selanjutnya adalah Gie. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang aktivis yang sangat berani,  Soe Hok Gie. Pria dengan darah keturunan Tionghoa ini, sangat sering mengeluarkan komentar yang sangat pedas, terhadap pemerintahan. Padahal, usianya masih sanngat muda, tetapi berani melawan kecurangan.

4. Sang Penari (2011)

Sang Penari (dok. Salto Films / Sang Penari)

Setelah sukses menjadi Film Panjang Terbaik Piala Citra, Sang Penari kembali dikirimkan ke ajang Oscar yang ke-85. Dengan mengambil setting waktu di 1963, Sang Penari menceritakan tentang kisah asmara dari seorang penari ronggeng diperankan Prisia Nasution, dengan seorang tentara yang diperankan Oka Antara.

5. Sang Kiai (2013)

Sang Kiai (dok. Rapi Films / Sang Kiai)

Beralih ke Sang Kiai, film box office produksi Rapi Films berhasil menjadi Film Panjang Terbaik Piala Citra. Dijadikan juga sebagai perwakilan Indonesia ke Oscar, Sang Kiai menceritakan tentang KH Hasyim Asy'ari, pendiri dari NU. Perjuangan dan ketegasan untuk tidak menduakan Allah, sangatlah kuat dia pegang. Karakter KH Hasyim Asy'ari diperankan Ikranagara.

6. Surat dari Praha (2016)

Surat dari Praha (dok. Visimena Pictures / Surat dari Praha)

Selanjutnya adalah Surat dari Praha, film hanya berhasil masuk sebagai nominator Piala Citra 2016. Namun meskipun begitu, Surat dari Praha sukses menjadi perwakilan Indonesia di ajang Oscar.

Film ini menceritakan tentang seorang perempuan yang terbilang tidak akur dengan sang ibu, dengan berat hati mengantarkan surat cinta sang ibu dengan pria yang belum bisa dia lupakan, di Praha.

7. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (dok. Kaninga Pictures / Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak)

Tayang serentak di 18 negara lebih, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak menjadi perwakilan Indonesia di Oscar ke-91. Dibintangi Marsha Timothy, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak menceritakan tentang seorang perempuan korban kekerasan seksual, sedang mencari keadilan dengan membawa kepala pria yang telah melecehkannya.

8. Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Perempuan Tanah Jahanam (dok. Rapi Films / Perempuan Tanah Jahanam)

Menjadi satu-satunya film horor Indonesia yang berhasil jadi perwakilan di Oscar, selanjutnya adalah Perempuan Tanah Jahanam. Di bawah arahan Joko Anwar, film ini menceritakan tentang perempuan memutuskan untuk kembali ke kampung kelahiran, tetapi malah menjadi bulan-bulanan warga.

Pasalnya, dia dianggap pembawa sial selama berpuluh-puluh tahun di desa tersebut, hingga akan dijadikan tumbal dalam ritual.

9. Ngeri-Ngeri Sedap (2022)

Ngeri-Ngeri Sedap (dok. Imajinari / Ngeri-Ngeri Sedap)

Berhasil mengumpulkan 2,8 juta penonton di bioskop, Ngeri-Ngeri Sedap menjadi perwakilan Indonesia di ajang Oscar ke-95. Mengusung genre drama komedi keluarga, film ini menceritakan tentang pasangan suami istri yang berpura-pura akan bercerai, agar semua anaknya yang merantau, bisa berkumpul dan kembali ke kampung halaman.

10. Perempuan Berkelamin Darah (2024)

Perempuan Berkelamin Darah (dok. Netflix / Perempuan Berkelamin Darah)

Terbaru adalah Perempuan Berkelamin Darah, berhasil memboyong 4 Piala Citra 2023. Film ini mengambil sudut pandang dari daerah Rote, Nusa Tenggara Timur. Berpusat pada seorang perempuan bernama Orpa, yang harus bertubi-tubi mendapatkan masalah.

Setelah sang suami meninggal dunia, dia harus menerima bahwa anak pertamanya hamil di luar nikah akibat diperkosa. Selain itu, anak keduanya juga harus mati dengan cara dimutilasi.

Sampai saat ini, belum ada film Indonesia yang berhasil masuk nominasi di ajang Oscar. Semoga ke depannya muncul film Indonesia yang berhasil masuk nominasi. Yuk kita dukung industri perfilman Indonesia di ajang internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us