Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Mengapa Rebahan Seharian Disukai kaum Mager

Ilustrasi rebahan sepanjang waktu (pexels.com/SHVETS production)
Ilustrasi rebahan sepanjang waktu (pexels.com/SHVETS production)
Intinya sih...
  • Rebahan merupakan kegiatan yang membuat kita merasa aman dan nyaman, namun jika dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan beragam penyakit dan menurunkan kesehatan mental.
  • Ketiadaan rutinitas atau tugas yang sulit membuat pikiran mencari kenyamanan dengan rebahan, namun hal ini seringkali menimbulkan penyesalan atas waktu terbuang sia-sia.
  • Rebahan juga bisa menjadi pertanda bahwa kita mengabaikan diri sendiri hingga menyebabkan masalah mental, seperti depresi. Konsultasi dengan ahli dapat membantu kita terkoneksi kembali dengan diri sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa yang tidak suka rebahan? Aktivitas ini mungkin menjadi prioritas paling utama untuk lari dari kenyataan dan mencari kenyamanan. 

Alasannya? Karena rebahan bukanlah sesuatu yang rumit untuk dilakukan dan cenderung membawa pada mode aman. Bahkan, bisa saja telah menaruh label pada kasur sebagai ‘safe place’ sembari ditemani sosial media dan cemilan favorit.

Namun, rebahan secara berlebihan tidak bagus bagi tubuh. Jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, bisa jadi akan terserang beragam penyakit, termasuk membuat mental kita menurun akibat tenggelam dalam kenyamanan secara terus-menerus.

Berikut lima alasan mengapa kita suka rebahan, bisa mengantisipasi dan menemukan jawaban dari setiap alasan tersebut.

1. Tidak memiliki rutinitas atau tugas yang perlu dilakukan

Ilustrasi rebahan akibat dari tidak memiliki tujuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi rebahan akibat dari tidak memiliki tujuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Rutinitas berperan penting dalam menentukan produktivitas kita sehari-hari. Jika biasanya memiliki rutinitas yang teratur dan produktif, cenderung mengurangi waktu rebahan dan fokus menyelesaikan apa yang telah direncanakan.

Nah, maka dari itu, ketiadaan rutinitas atau tugas yang perlu dikerjakan membuat pikiran bertanya-tanya atas apa yang harus dilakukan. Saat pikiran itu tidak menemukan jawaban, maka akan mencari jawaban paling nyaman yaitu rebahan.

Namun, alih-alih menikmati aktivitas ini, seringkali menemui penyesalan atas waktu yang telah terbuang sia-sia.  Maka dari itu, dapat menentukan to-do-list atau mengatur rutinitas yang menghindarkan dari aktivitas rebahan secara berlebihan. Bisa dimulai dari hal-hal sederhana namun bermakna saat kita melakukannya. 

2. Menghindari aktivitas atau tantangan sulit

Ilustrasi rebahan saat menghindari kegiatan yang rumit (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi rebahan saat menghindari kegiatan yang rumit (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Jika telah memiliki rutinitas, namun tetap saja rebahan dan menunda semuanya, lalu apa yang salah? Jawabannya, karena aktivitas tersebut terlalu sulit atau memancing emosi yang kompleks, sehingga membuat tidak nyaman.

Bisa terjadi akibat deadline yang tidak masuk akal atau tanggung jawab yang berada di luar kapasitas dan menuntut usaha ekstra untuk menyelesaikannya. Sehingga, jika ingin terhindar dari aktivitas yang rumit, bisa memecahnya menjadi aktivitas kecil dan realistis untuk diselesaikan dalam waktu singkat. Tujuannya, agar pikiran menangkap informasi tugas atau aktivitas tersebut ringan dan menyenangkan. 

3. Menghindari koneksi dengan gejolak yang ada dalam diri

Ilustrasi rebahan sembari scrolling sosial media sebagai cara untuk lari dari pikiran (pexels.com/Kaboompics.com)
Ilustrasi rebahan sembari scrolling sosial media sebagai cara untuk lari dari pikiran (pexels.com/Kaboompics.com)

Semisal telah menentukan tugas yang perlu dikerjakan, bahkan secara detail telah mengubahnya menjadi aktivitas kecil dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Namun, bagaimana jika akhirnya tetap rebahan dan menunda?

Sehari ada 24 jam, sehingga harus memanfaatkannya secara maksimal. Namun, bukan berarti harus menjadwalkan banyak aktivitas, walaupun itu ringan, dan membuat pikiran menjadi overwhelmed.

Rasanya, berkejaran dengan satu tugas ke tugas lainnya mendesak tubuh untuk mencari kenyamanan, termasuk rebahan. Karena rebahan adalah comfort activity yang dapat membuat agar tidak tertekan oleh pikiran-pikiran rumit dan mengalihkannya ke aktivitas hiburan instan, misalnya scrolling sosial media.

Maka dari itu, perlu belajar untuk memanajemen ekspektasi dan menyusun prioritas atas tugas yang dimiliki, agar dapat melakukan sesuatu secara maksimal dan memuaskan tanpa merasa berkejaran dengan waktu. 

4. Kehilangan momentum untuk bergerak

Ilustrasi seseorang yang telah kehilangan momentum dalam bergerak (pexels.com/Anastasiya Vragova)
Ilustrasi seseorang yang telah kehilangan momentum dalam bergerak (pexels.com/Anastasiya Vragova)

Bagaimana jadinya, jika telah memiliki semua itu, namun daya tarik rebahan masih begitu kuat sehingga tetap berbaring di kasur sepanjang hari?  Bisa jadi, telah kehilangan momentum untuk bergerak akibat telah lama tenggelam dalam kenyamanan.

Itu karena tubuh dirancang untuk mencari rasa aman dan nyaman, maka keadaan stabil, seperti rebahan, adalah sesuatu yang akan terus diburu. Namun, jika dibiarkan begitu saja, maka akan ada banyak kesempatan yang terlewatkan dan akan terus dihantui oleh rasa bersalah karena telah membuang semua kesempatan tersebut.

Nah, seperti hukum fisika, apa yang membuat suatu benda dapat berubah? Jawabannya adalah energi. Kamu perlu dorongan yang tidak harus berasal dari luar, namun bersumber dari dalam diri sendiri yang diperoleh melalui refleksi dan gerakan sederhana setiap harinya.

Caranya, bisa memulai dengan berjalan kaki di pagi hari atau menikmati udara segar di teras rumah. Bisa juga dengan bepergian ke tempat yang disukai atau memasak makanan yang enak. Karena saat telah bergerak, kecenderungan tubuh akan mempertahankan momentum tersebut dan mendorong kita untuk terus bergerak. 

5. Pertanda masalah mental

Ilustrasi tanda depresi adalah rebahan dalam jangka waktu yang lama (pexels.com/Ivan Oboleninov)
Ilustrasi tanda depresi adalah rebahan dalam jangka waktu yang lama (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Namun, rebahan tidak hanya perihal ketiadaan tujuan dan momentum untuk mencapainya. Namun juga pertanda selama ini mengabaikan diri hingga menyebabkan masalah mental. 

Depresi adalah salah satu masalah yang mendorong untuk terus rebahan. Itu karena mereka yang depresi cenderung kehilangan minat untuk melakukan sesuatu, sehingga, rebahan adalah satu-satunya pilihan.

Namun ironinya adalah rebahan dalam jangka waktu yang lama akan memperparah keadaan tersebut. Jadi, saat merasa tidak memiliki alasan mengapa rebahan sepanjang hari dan merasa kehilangan minat tertentu, mari konsultasikan dengan agar kita bisa terkoneksi kembali dengan diri sendiri. 

Jadi, pada dasarnya, rebahan itu adalah kebutuhan, namun jika dilakukan secara berlebihan, pasti ada sesuatu yang menjadi akar masalahnya. Maka dari itu, aktif mempertanyakan setiap aktifitas yang dipilih dan segala emosional yang mengikutinya adalah salah satu cara untuk menyadari setiap pilihan di dalam kehidupan. Jadi, salam rebahan dan jangan lupa bergerak!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Fitriani Ramadhani
EditorNur Fitriani Ramadhani
Follow Us