Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Dampak Negatif jika Anak Mengalami Prestasi Akademik Menurun 

ilustrasi anak (pexels.com/CDC)
ilustrasi anak (pexels.com/CDC)
Intinya sih...
  • Prestasi akademik mempengaruhi masa depan anak, termasuk peluang mendapatkan beasiswa dan mengembangkan minat serta bakatnya.
  • Penurunan prestasi bisa mengakibatkan anak kehilangan fokus, kedisiplinan, dan kepercayaan diri, serta terjerumus dalam aktivitas kurang produktif.
  • Anak dengan penurunan prestasi akademik cenderung meragukan kemampuannya, merasa terasing, tertekan, dan berisiko mengalami masalah kesehatan mental.

Prestasi akademik merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak. Namun, tidak semua anak bisa terus mempertahankan performa terbaiknya di sekolah.

Ketika nilai mereka mulai menurun, hal ini bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari kepercayaan diri hingga peluang masa depan. Jika dibiarkan berlarut-larut, penurunan prestasi akademik dapat memicu berbagai dampak negatif yang tidak hanya memengaruhi pendidikan anak, tetapi juga perkembangan mental dan sosialnya.

Berikut lima dampak negatif bisa terjadi jika anak mengalami prestasi akademik menurun.

1. Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan potensi

ilustrasi anak (pexels.com/Max Fischer)
ilustrasi anak (pexels.com/Max Fischer)

Prestasi akademik sering kali menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan masa depan anak. Jika nilai mereka terus menurun, peluang untuk mendapatkan beasiswa, masuk ke sekolah atau universitas impian, atau mengikuti program pengembangan diri bisa semakin terbatas.

Selain itu, penurunan prestasi akademik juga bisa menghambat anak dalam menemukan minat dan bakatnya. Ketika mereka merasa tidak mampu dalam bidang akademik, mereka mungkin menjadi kurang percaya diri untuk mengeksplorasi bidang lain yang sebenarnya bisa menjadi keunggulan mereka.

2. Berisiko mengembangkan kebiasaan buruk

ilustrasi anak (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi anak (pexels.com/olia danilevich)

Ketika anak merasa gagal dalam bidang akademik, mereka mungkin mencari pelarian dalam aktivitas lain yang kurang produktif. Beberapa anak bisa kehilangan fokus dan justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game, mengakses media sosial secara berlebihan, atau bahkan terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat.

Jika tidak diarahkan dengan baik, penurunan prestasi akademik bisa menjadi awal dari kebiasaan buruk yang sulit diubah. Anak bisa kehilangan kedisiplinan, kurang menghargai waktu, dan sulit untuk mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap tugas-tugas mereka.

3. Menurunnya kepercayaan diri

ilustrasi anak (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi anak (pexels.com/Monstera Production)

Anak mengalami penurunan prestasi akademik sering kali mulai meragukan kemampuannya sendiri. Mereka mungkin merasa tidak cukup pintar atau tidak mampu bersaing dengan teman-temannya.

Hal ini bisa membuat mereka semakin enggan untuk berusaha karena merasa setiap upaya yang dilakukan tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. Dalam jangka panjang, rendahnya kepercayaan diri bisa berdampak pada motivasi belajar anak.

Mereka bisa kehilangan semangat untuk mencoba hal baru, enggan berpartisipasi dalam diskusi di kelas, atau bahkan merasa minder ketika harus berbicara di depan orang lain. Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa memengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka.

4. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial

ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)

Anak mengalami kesulitan akademik mungkin merasa berbeda atau terasing dari teman-temannya yang berprestasi. Mereka bisa mengalami rasa malu, takut dihakimi, atau bahkan menarik diri dari interaksi sosial karena merasa tidak setara dengan teman sebayanya.

Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami penurunan prestasi bisa menjadi sasaran ejekan atau perundungan di sekolah. Jika mereka merasa tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, mereka bisa kehilangan motivasi untuk terus berusaha dan memilih untuk menyerah.

5. Risiko mengalami stres dan kecemasan berlebih

ilustrasi keluarga (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tekanan akademik yang tinggi sering kali membuat anak merasa stres, terutama jika mereka tidak bisa memenuhi ekspektasi dari lingkungan sekitar. Penurunan prestasi bisa membuat mereka semakin cemas, takut akan hukuman, atau bahkan merasa malu di depan teman-teman dan keluarga.

Dalam beberapa kasus, stres berlebihan bisa berdampak pada kesehatan mental anak. Mereka bisa mengalami kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, atau bahkan menarik diri dari pergaulan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah psikologis yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan atau depresi.

Prestasi akademik yang menurun bukan sekadar soal nilai, tetapi juga bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari kepercayaan diri hingga peluang masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan lingkungan sekitar untuk memberikan dukungan serta mencari solusi yang tepat agar anak bisa kembali menemukan semangat belajar dan mengembangkan potensinya secara optimal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Larasati Ramadhan
EditorLarasati Ramadhan
Follow Us