Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Tarsius dan Aye- Aye, Ada yang Hidup di Indonesia

ilustrasi tarsius (pexels.com/Charly Severino)

Indonesia patut berbangga memiliki hutan hujan tropis luas karena banyak fauna unik didalamnya. Salah satunya adalah tarsius masuk dalam fauna paling terancam punah di dunia. Untuk itu, tarsius di Sumatera harus dilindungi agar dapat terus dilihat oleh anak cucu kita.

Memiliki mata yang lebar, tarsius memiliki kembaran bernama aye-aye. Selain matanya sama-sama lebar, keduanya masuk dalam fauna aktif pada malam hari. Walaupun memiliki beberapa persamaan, kedua merupakan fauna berbeda. Yuk simak apa saja perbedaannya.

1. Klasifikasi ilmiah

ilustrasi aye aye (commons.wikimedia.org/Tom Junek)

Tarsius ataupun aye-aye keduanya masuk dalam Kingdom Animalia, Filum Chordaat, Kelas Mamalia, Order Primata. Namun keduanya memiliki Family, Genus dan nama ilmiah berbeda.

Tarsius masuk dalam Family Tarsiidae dan Genus Tarsius dengan nama ilmiah Tarsius. Dalam pembagiannya, tarsius dibedakan berdasarkan geografisnya yaitu Tarsius Filipina, Tarsius Timur, dan Tarsius Barat. Statusnya dalam dunia konservasi tergantung spesiesnya. Ada yang terdaftar oleh IUCN sebagai hewan terancam punah atau rentan punah.

Sedangkan aye-aye masuk dalam Family Daubentoniidae dan Genus Daubentonia dengan nama ilmiah Daubentonia madagascariensis. Di tahun 1933, aye-aye sudah dianggap telah punah namun tahun 1957 ditemukan kembali.

Pada 1980, ditemukan dengan jumlah meningkat dari sebelumnya. Namun dalam daftar IUCN, aye-aye masih masuk dalam daftar hewan terancam punah.

2. Karakteristik

ilustrasi tarsius (unsplash.com/Nick Kulyakhtin)

Dibandingkan aye-aye, tarsius memiliki badan lebih kecil. Tarsius hanya memiliki berat 80-165 gram dengan tinggi 9-16 cm saja. Walaupun ukurannya kecil, tubuhnya gempal. Umumnya, tarsius berwarna cokelat, abu-abu atau keemasan tergantung spesiesnya.

Salah satu keunikan tarsius adalah memiliki mata besar dan kadang ditemukan matanya lebih besar dari otaknya. Ukuran matanya bisa mencapai 16 mm. Sedangkan jarinya memanjang dan ekornya ramping. Selain itu, tarsius memiliki leher yang fleksibel karena bisa berputar 180 derajat ke kanan dan ke kiri.

Sedangkan aye-aye memiliki berat 2-2,7 kg dengan panjang 30-40 cm. Umumnya, aye-aye berwarna hitam atau cokelat gelap. Fauna ini juga memiliki ciri khusus yaitu memiliki garis di punggung dan warna perak pada bagian depan.

Selain itu, aye-aye masuk dalam primata nokturnal terbesar dengan ekor memanjang hingga 56-61 cm. Ukuran ekor tersebut lebih panjang dibandingkan tubuhnya.

3. Habitat

ilustrasi aye aye (commons.wikimedia.org/Elias Neideck)

Tarsius biasanya hidup di hutan, magrove dan semak belukar. Fauna ini banyak ditemukan di Maritim Asia Tenggara. Tarsius banyak ditemukan di Brunei, Filipina, Malaysia serta Indonesia.

Dikutip dari animals, habitatnya tergantung dengan spesies. Misalnya tarsius barat ditemukan di hutan primer dataran rendah atau hutan pegunungan rendah, tarsius timur ada di hutan sedangkan tarsius kerdil hidup di hutan pegunungan yang sangat tinggi.

Sedangkan aye-aye lebih banyak hidup di kawasan hutan hujan tropis atau pesisir yang lebat. Aye-aye hanya ditemukan di Pulau Madagaskar tepatnya di pantai timur Madagaskar. Walaupun banyak ditemukan di hutan, fauna ini bisa hidup di daerah budidaya atau penangkaran.

Dalam kesehariannya, aye-aye masuk fauna arboreal dan nokturnal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon. Fauna ini hanya turun untuk makan, tidur, bepergian dan kawin.

4. Makanan

iustrasi tarsius (unsplash.com/Deb Dowd)

Tarsius masuk dalam kategori karnivora dan satu-satunya primata yang benar-benar karnivora. Makanan favoritnya adalah arthropoda seperti laba-laba, kumbang, kecoa dan belalang. Bahkan adapula yang memangsa burung, ular kecil dan kadal.

Sedangkan aye-aye termasuk dalam kategori hewan omnivora. Fauna ini pemakan jamur, biji-bijian, nektar serta larva serangga dan madu.

5. Reproduksi

ilustrasi tarsius (pixabay.com/lenaaa9)

Sebelum masuk sistem reproduksi, tarsius memiliki musim kawin April dan November. Fauna ini mengalami masa kehamilan sekitar enam bulan dengan masa penyapihan delapan minggu. Uniknya walaupun masih berusia satu hari, tarsius sudah bisa memanjat.

Fauna ini lahir tertutup bulu dengan mata yang terbuka, setelah beranjak dewasa, kematangan seksual antara 1 dan 2 tahun. Untuk masa hidup tarsius, biasanya sekitar usia 12 hingga 20 tahun.

Berbeda dengan tarsius, masa kehamilan aye-aye adalah sekitar lima bulan dengan penyapihan sekitar tujuh bulan. Namun dalam dua bulan, aye-aye masih dalam sarang yang nyaman. Usia kematangan seksualnya antara 2 dan 3 tahun. Masa hidup aye-aye sekitar 10-23 tahun.

Sekilas, keduanya fauna ini memiliki karakteristik mirip. Namun dalam dunia biologi, keduanya memiliki perbedaan. Mulai dari nama ilmiah hingga bagaimana keduanya hidup serta makan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us