Mahasiswa Unila Sulap Limbah Pewarna Tekstil jadi Ramah Lingkungan

- Mahasiswa Unila mengembangkan teknologi pemisahan limbah pewarna tekstil ramah lingkungan.
- Riset ini lahir dari keprihatinan terhadap limbah Malachite Green yang sulit terurai di lingkungan.
- Teknologi pemisahan efisien dan ramah lingkungan ini dapat menjadi solusi praktis bagi industri pengolahan limbah.
Bandar Lampung, IDN Times - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Lampung (Unila) kembali mencetak prestasi membanggakan. Tim ini lolos seleksi pendanaan PKM delapan bidang tahun 2025 dengan mengembangkan teknologi pemisahan limbah pewarna tekstil menggunakan membran ramah lingkungan.
Riset mendapatkan pendanaan dari Kemdiktisaintek itu mengusung judul riset “Optimasi dan Aplikasi Poli Bisfenol A Diglisidil Eter (Poli-BADGE) 4:1 sebagai Carrier Pemisahan Malachite Green berbasis Polymer Inclusion Membrane”.
1. Berawal dari rasa prihatin dengan limbah sintetik

Ketua Tim, Dian Nopita Sari menyampaikan, tim terbentuk dari ketertarikan yang sama dalam bidang kimia lingkungan dan teknologi pemisahan. Menurutnya, masing-masing anggota memiliki peran penting dari pembuatan membran, analisis data, hingga karakterisasi dan penyusunan laporan.
"Penelitian ini lahir dari keprihatinan terhadap limbah Malachite Green (MG), suatu zat pewarna sintetik yang umum digunakan dalam industri tekstil, namun bersifat toksik dan sulit terurai di lingkungan," kata mahasiswi Program Studi Kimia FMIPA Unila Angkatan 2022 itu, Kamis (24/7/2025).
2. Menjadi solusi praktis bagi industri pengolahan limbah

Dian menjelaskan, dengan memanfaatkan Polymer Inclusion Membrane (PIM) berbasis Poli-BADGE 4:1, tim berhasil merancang teknologi pemisahan yang efisien, selektif, dan ramah lingkungan.
“Poli-BADGE 4:1 dipilih karena kestabilan dan kemampuan interaksinya yang tinggi terhadap MG. Dengan struktur silang dari eugenol dan BADGE, carrier ini mampu meningkatkan efisiensi transport dalam sistem PIM,” jelasnya.
Dalam riset ini, Dian mengatakan, tim mengoptimasi enam parameter penting seperti pH, konsentrasi HNO₃ di fasa penerima, ketebalan membran, konsentrasi carrier, waktu pemisahan, dan pengaruh logam Cu(II) dan Pb(II). Hasilnya, Poli-BADGE 4:1 menunjukkan efektivitas tinggi dalam memisahkan MG, bahkan dalam kondisi limbah buatan yang mengandung Cu(II) dan Pb(II).
“Teknologi ini tidak hanya berkontribusi terhadap ilmu kimia terapan, tetapi juga menjadi solusi praktis bagi industri pengolahan limbah. Sistem PIM dapat diadaptasi untuk skala besar menggunakan modul berbasis lembaran atau cartridge,” tambahnya.
3. Jangan ragu memulai dari ide sederhana

Dian mengakui dukungan dari dosen pembimbing sangat berperan dalam kelancaran riset ini. Ia menyebut, Dosen Agung Abadi Kiswandono membimbing secara aktif dari tahap perumusan ide, eksperimen, analisis data hingga penulisan proposal.
"Beliau juga memberikan referensi riset terkini dan membukakan akses ke laboratorium dan alat-alat analisis," ucapnya.
Dian menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain agar jangan ragu memulai dari ide sederhana. Menurutnya, PKM bukan sekadar lomba, tapi ruang belajar, tumbuh, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.