Rawat Sendiri Saat Anak Sakit Boleh? Ini Syarat Harus Dipenuhi

Efek domino anak sakit adalah malnutrisi

Bandar Lampung, IDN Times – Anak sakit merupakan salah satu ujian terberat bagi orang tua. Bagaimana tidak, ketika anak sakit, ia biasanya akan rewel, tidak nafsu makan, sehingga makin sulit pulih kembali.

Menanggapi hal ini, dokter anak sekaligus ahli gizi dr. Tan Shot Yen menyampaikan dalam postingan media sosialnya jika anak sakit, orang tua boleh-boleh saja merawat sendiri di rumah tanpa obat dari dokter.

Namun sebaiknya hal itu tidak dilakukan terlalu lama karena anak sakit bisa menyebabkan efek domino pada kesehatan anak. Bahkan lebih parahnya berat badan anak akan mandek atau bahkan stunting.

“Anak sakit itu bukan mau ‘pinter’ ya. Gak apa-apa kalau mau berjuang sendiri tanpa obat dokter dulu, tapi paling lama 3 hari. Jangan lama-lama. Kalau lebih dari itu ya bawa ke dokter,” ujarnya.

1. Efek domino anak sakit

Rawat Sendiri Saat Anak Sakit Boleh? Ini Syarat Harus DipenuhiAnak-anak di Yaman terancam mengalami malnutrisi (1/12/2020)(news.un.org/UNICEF/UN0276430/Almahbashi/)

Seperti slogan lebih baik mencegah daripada menyembuhkan, dr Tan menyebut slogan tersebut benar adanya. Apalagi jika yang sakit adalah anak sedang tumbuh dan berkembang.

Pasalnya, sakit akan menyabotase tumbuh kembang anak. Sakit akan membuat badan anak ringkih karena anak tak mau makan, sehingga berat badan anak akan terganggu. Ini juga merupakan awal anak punya masalah malnutrisi.

“Semua makanan yang masuk pun habis hanya untuk menanggulangi sakit dan memulihkan tubuh sehingga berat badannya seret lagi. Saat sakit anak henti tumbuh dan sakit itu sabotase tumbuh kembang anak,” katanya.

Baca Juga: 13 Tips Perawatan Mengatasi Eksim, Mudah Diobati Pakai Bahan Alami!

2. Bagaimana jika sudah berobat ke dokter, tapi tak sembuh juga?

Rawat Sendiri Saat Anak Sakit Boleh? Ini Syarat Harus Dipenuhiilustrasi berobat dengan dokter anak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Ada kondisi anak tak kunjung sembuh meski sudah berobat dan minum obat yang diresepkan. Menanggapi hal ini, dr. Tan Shot Yen menyampaikan jika sudah begitu maka orang tua harus menelusuri penyebab anak sakit.

“Cek masih ada biang keroknya gak? Misalnya kenapa anak bolak balik ketularan lagi? Batuk karena ada perokok di rumah, dan sebagainya. Maka perilaku hidup bersih dan sehat jangan dipahami sempit yaitu cuma asal peralatan makan bersih tapi makanan yang jatuh dipungut anaknya lagi dan masuk mulut,” paparnya.

Selain dari makanan, ia juga mengatakan penyebab anak sakit juga bisa dari barang-barang disekitarnya misalnya mainan dan barang pribadi anak. Itu dikarenakan anak sering tidak sengaja memasukan mainan atau barang di dekatnya ke mulut. Bisa berakibat buruk jika itu terjadi setiap hari.

3. Jangan jadi pemalas tidak mau mencari sumber masalah

Rawat Sendiri Saat Anak Sakit Boleh? Ini Syarat Harus DipenuhiIlustrasi anak main

dr. Tan Shot Ye melanjutkan, obat dari dokter jadi masalah ketika disalahgunakan. Ia mengaku ada saja orang yang membeli obat dokter tanpa resep atau bermodal gejalanya mirip tanpa melakukan pemeriksaan dan kejelasan diagnosa.

“Justru Ini awal kekebalan kuman/bakteri terhadap antibiotik. Makanya jangan asal membeli obat ini itu kalau tak ada kejelasan dosis. Apalagi cuma karena testimoni orang. Padahal testimoni itu soal pengalaman. Dimana pengalaman satu orang belum tentu baik dan benar bagi orang lain,” jelasnya.

Selain itu, ia juga mengimbau orang tua untuk tidak mudah terpengaruh pada produk atau jasa ditawarkan sembarang orang hanya karena diiming-imingi klaim tanpa bukti jelas.

“Saya juga pernah menemukan ada orang tua yang udah keluar yang mahal-mahal. Sudah uang habis, anak bablas. Dicari sebabnya aja belum, cek ke ahlinya aja belum, tapi terpikat hanya karena embel-embel klaim ‘membantu anak jadi lebih aktif, membantu anak lancar bicara’ dan lainnya,” kata dr. Tan Shot Ye. 

4. Susu UHT tak bisa jadi “obat” untuk semua anak

Rawat Sendiri Saat Anak Sakit Boleh? Ini Syarat Harus Dipenuhigoogle

dr. Tan Shot Ye mengatakan, sistem kekebalan tubuh anak dapat terbangun dari ASI eksklusif tanpa campuran susu formula. Sehingga ini penting untuk diperhatikan.

Namun ada kalanya orang tua memberikan susu UHT sebagai pengganti susu formula karena 100 persen susu sapi asli tanpa campuran bahan lain. Meski begitu, dr Tan tak menyarankan hal tersebut karena anak berisiko diare.

“Anak berisiko diare itu karena 80 persen lebih populasi indonesia intoleransi laktosa. Kalau mau kasih harus sesuai rujukan (dokter) jangan ngikutin bule. Susu juga berisiko bikin kenyang jadi anak malah gak mau makan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada anak usia satu tahun, ASI hanya memenuhi 30 persen kebutuhan tumbuh sang anak. Sehingga juga harus fokus pada makanannya di mana gizinya harus sempurna.

“Pantau juga grafik tumbuh kembang anaknya, nanti pasti bisa menilai lebih objektif anak tumbuh optimal atau enggak. Iya pasti awalnya dia dikasih susu (UHT) yang plain, lama-lama anaknya minta aneka rasa juga,” katanya

Baca Juga: Jarang Keramas? Waspadai 10 Dampak Ini!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya