Lampung Selatan Bakal Punya Ikon Baru Wisata Paralayang Batu Alif

- Batu Alif Paragliding Site memiliki potensi besar jadi magnet wisata baru
- Tantangan akses jalan hingga infrastruktur
- Perjalanan panjang membuka spot paralayang pertama di Lampung
Lampung Selatan, IDN Times - Lampung Selatan mulai melirik potensi wisata baru siap jadi magnet wisatawan. Destinasi tersebut adalah Batu Alif Paragliding Site yang berada di Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni. Tempat ini digadang-gadang bisa menjadi ikon baru wisata paralayang di ujung Pulau Sumatra.
Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, ikut merasakan langsung pengalaman terbang di Batu Alif. Didampingi instruktur sekaligus pilot berlisensi, Deon, Zita lepas landas dari ketinggian 320 meter di atas permukaan laut. Dari udara, ia menikmati panorama Tanjung Tua hingga bentangan garis pantai Lampung Selatan.
“Pemandangannya indah sekali dari atas, luar biasa, dengan suguhan panorama hingga ujung Pulau Sumatera. Terima kasih kepada komunitas paralayang yang sudah mendampingi,” kata Zita usai mendarat.
1. Batu Alif Paragliding Site memiliki potensi besar jadi magnet wisata baru

Kunjungan Zita tak berhenti pada pengalaman paralayang. Ia juga menyempatkan diri menelusuri Pantai Minang Rua dan melanjutkan perjalanan ke kawasan Lummay.
Dua lokasi itu merupakan bagian dari paket wisata yang ditawarkan di sekitar Batu Alif, sehingga wisatawan bisa menikmati sensasi olahraga ekstrem sekaligus wisata bahari. Menurut Zita, Batu Alif Paragliding Site memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi magnet wisata baru di Lampung Selatan.
Meski begitu, sejumlah kendala masih dihadapi, terutama soal aksesibilitas dan ketersediaan infrastruktur dasar.
2. Tantangan akses jalan hingga infrastruktur

Komunitas Paralayang Lampung Club (PLC), sebagai pengelola, tak menampik, akses jalan menuju lokasi masih belum memadai. Selain itu, ketersediaan air dan listrik juga menjadi tantangan.
"Untuk jalan, kami mengetahui sendiri kondisinya seperti apa. Kami juga pernah menggali sumur hingga kedalaman 60 meter, namun belum berhasil mengalir ke atas. Infrastruktur memang masih sangat membutuhkan dukungan, dan kami berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan," kata salah satu perwakilan komunitas PLC.
3. Perjalanan panjang membuka spot paralayang pertama di Lampung

Perjalanan menemukan lokasi ini tidaklah mudah. Mereka harus mencari titik tertinggi yang aman, melakukan koordinasi dengan warga setempat, hingga akhirnya menjadikan Batu Alif sebagai spot paralayang terbuka pertama di Lampung.
Saat ini, dua warga Kayu Tabu telah menjadi penerbang aktif, sementara total ada sekitar 12 pilot yang rutin terbang, termasuk tiga perempuan. Bahkan, komunitas membuka kursus paralayang berlisensi dengan biaya Rp12 juta per orang untuk program intensif selama 2–3 minggu.
"Kami ingin olahraga paralayang ini dikenal luas di Lampung, bukan hanya untuk penggiat olahraga, tapi juga wisata. Harapan kami, Batu Alif Paragliding bisa menjadi ikon baru, dan Pemkab bisa memberi dukungan agar Lampung Selatan lebih maju ke depan," tambah anggota komunitas PLC.