Mahasiswa KKN Unila Olah Limbah Batang Singkong jadi Produk Bernilai

Solusi kurangi limbah berdampak pada kerusakan lingkungan

Intinya Sih...

  • Mahasiswa KKN Universitas Lampung memanfaatkan limbah batang singkong untuk membuat pupuk organik, disosialisasikan kepada petani singkong di Tulang Bawang
  • Pupuk organik dibuat dengan mencacah batang singkong, menambahkan kapur dolomit, urea, dan EM4, membantu mengurangi limbah organik dan kebutuhan pupuk kimia sintetis
  • Proyek inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani serta memberikan solusi praktis untuk menghadapi tantangan di bidang pertanian

Tulang Bawang, IDN Times - Kamu sudah tahu belum kalau limbah batang singkong bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik? Inovasi ini baru saja disosialisasikan oleh mahasiswa KKN Universitas Lampung kepada petani singkong di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang.

Sosialiasi sekaligus praktik pembuatan pupuk dan pakan ternak tersebut menggandeng dosen Fakultas Pertanian UNILA, Sandi Asmara. Selain memberikan panduan tentang teknik-teknik pertanian efisien, Sandi juga memberikan perspektif mengenai dampak lingkungan dan potensi ekonomi dari pemanfaatan limbah batang singkong.

Berikut IDN Times rangkum cara pembuatan pupuk  dari limbah batang singkong serta dampaknya bagi lingkungan.

Baca Juga: Dari Lampung Mahfud MD Umumkan Pengunduran Diri dari Menko Polhukam

1. Cara pembuatan pupuk organik

Mahasiswa KKN Unila Olah Limbah Batang Singkong jadi Produk BernilaiMahasiswa KKN Universitas Lampung sosialisasikan pembuatan pupuk organik dari limbah batang singkong kepada petani singkong di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang (IDN Times/Istimewa)

Sandi menjelaskan, cara pembuatan pupuk organik menggunakan limbah batang singkong membutuhkan alat mesin pencacah untuk menghancurkan batang singkong menjadi serbuk. Selanjutnya, taburkan kapur dolomit sebanyak dua sampai tiga gayung setiap satu karung serbuk batang singkong sampai menutupi permukaan.

Lalu taburkan urea sebanyak dua gelas ke dalam serbuk tersebut. Kemudian, siapkan ember berisi air dan tambahkan EM4 sebanyak tiga sampai lima  tutup botol, aduk hingga tercampur.

“Setelah itu, cipratkan campuran air dan EM4 tersebut di atas permukaan serbuk batang singkong yang sudah diberi dolomit dan urea, kemudian tutup dengan rapat dan simpan selama satu sampai minggu, pupuknya sudah bisa digunakan,” jelasnya, Rabu (31/1/2024).

2. Dampak positif pupuk organik bagi lingkungan

Mahasiswa KKN Unila Olah Limbah Batang Singkong jadi Produk BernilaiMahasiswa KKN Universitas Lampung sosialisasikan pembuatan pupuk organik dari limbah batang singkong kepada petani singkong di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang (IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut Sandi menyampaikan, penggunaan limbah batang singkong untuk membuat pupuk organik membantu mengurangi jumlah limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah atau dibuang secara tidak tepat sehingga bisa mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Selain itu, menggunakan limbah batang singkong untuk pembuatan pupuk organik dapat mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia sintetis, yang sering kali berkontribusi pada pencemaran air dan tanah karena aliran limbah kimia ke lingkungan.

“Dengan demikian, pembuatan pupuk organik dari limbah batang singkong dapat memiliki dampak yang positif baik terhadap lingkungan maupun ekonomi, dengan membantu mengurangi limbah, meningkatkan manajemen limbah, memperbaiki kualitas tanah, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi para produsen dan petani,” terangnya.

3. Memberikan solusi praktis di bidang pertanian

Mahasiswa KKN Unila Olah Limbah Batang Singkong jadi Produk BernilaiMahasiswa KKN Universitas Lampung sosialisasikan pembuatan pupuk organik dari limbah batang singkong kepada petani singkong di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang (IDN Times/Istimewa)

Ketua Koordinator Kecamatan KKN Unila Kecamatan Menggala Cahya Dwi Saputra menambahkan, sosialisasi tersebut dilaksanakan karena mayoritas petani di Menggala adalah petani singkong. Namun, biasanya setelah panen, batang singkong hanya dibuang, atau ditumpuk kemudian dibakar.

“Kami berinisiatif untuk menghadirkan sebuah inovasi dengan mengundang tenaga ahli dari Unila yaitu bapak Sandi Asmara dibantu dengan rekan-rekan dari jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian untuk memberikan pelatihan secara langsung mengenai pemanfaatan limbah batang singkong dan diolah menjadi produk bernilai tambah yaitu pupuk,” kata Cahya.

Mahasiswa Agribisnis itu berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan, serta memberikan solusi praktis untuk menghadapi tantangan di bidang pertanian.

Baca Juga: Rojo Sambel Si Aa Buka Cabang di Lampung, Bakal Ada Promo Jumat Berkah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya