Inovasi Mahasiswa Unila, Manfaatkan Sumur Tua Migas jadi Sumber Energi

Inovasi berkelanjutan berdampak positif bagi lingkungan

Intinya Sih...

  • Mahasiswa Unila inisiasi GeoGraf Transformasi Sumur Tua Migas Menjadi Energi Baru dengan Material Grafena
  • Inovasi bertujuan memotivasi mahasiswa dalam mengelola nalar dan perspektif sebagai solusi konstruktif terhadap masalah, serta isu di Indonesia sekaligus pencapaian tujuan SDGs.
  • Pemanfaatan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target SDGs, seperti energi terjangkau dan bersih (SDGs-7) dan tindakan terhadap perubahan iklim (SDGs-13).

Bandar Lampung, IDN Times - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) Universitas Lampung (Unila) menginisiasi inovasi pemanfaatan energi panas bumi bertajuk GeoGraf Transformasi Sumur Tua Migas Menjadi Energi Baru dengan Material Grafena dalam Optimalisasi Energi Geothermal Non-Konvensional.
Inovasi tersebut bahkan berhasil lolos seleksi nasional Program PKM Kemdikbud RI 2024.

PKM-VGK merupakan bentuk program pemecahan gagasan masalah secara konstruktif dan memperhatikan sustainable development goals (SGDs) yang dilakukan mahasiswa melalui sebuah video. Program ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa dalam mengelola nalar dan perspektif sebagai solusi konstruktif terhadap masalah, serta isu di Indonesia sekaligus pencapaian tujuan SDGs.

Baca Juga: LPPM Unila Pamerkan Inovasi Anggrek di Pekan Raya Lampung 2024

1. Pemanfaatan energi panas bumi dapat mencapai beberapa target SDGs

Inovasi Mahasiswa Unila, Manfaatkan Sumur Tua Migas jadi Sumber EnergiMahasiswa Unila menginisiasi inovasi pemanfaatan energi panas bumi bertajuk GeoGraf Transformasi Sumur Tua Migas Menjadi Energi Baru (official.unila)

Ketua Tim PKM-VGK Rizky J Sianturi mengatakan, inovasi ini menggunakan grafena yakni alotrop karbon dalam sistem pertukaran panas, dengan meningkatkan efisiensi transfer panas dari reservoir panas bumi ke permukaan.

Selain itu, GeoGraf dalam perangkat penyimpanan energi dapat mendukung pengoptimalan ketersediaan energi dari sumber panas bumi yang mungkin mengalami fluktuasi produksi.

"Sehingga dalam upaya memitigasi perubahan iklim dan menurunkan emisi karbon, pengembangan energi terbarukan termasuk energi panas bumi dapat menjadi salah satu solusi yang ramah lingkungan," kata mahasiswa Teknik Geofisika angkatan 2021 tersebut, Selasa (11/6/2024).

Rizky menjelaskan, pemanfaatan energi panas bumi juga dapat berkontribusi dalam mencapai beberapa target SDGs, seperti energi terjangkau dan bersih (SDGs-7) dan tindakan terhadap perubahan iklim (SDGs-13).

Menurutnya, penggunaan material grafena bertujuan untuk meningkatkan efisiensi grafena sebagai material karbon dua dimensi yang menunjukkan sifat unik serta membawa potensi besar dalam berbagai aplikasi.

"Tim meyakini, penerapan grafena dapat mengoptimalkan kinerja sistem secara keseluruhan, mulai dari peningkatan kapasitas baterai, pengisi polimer, sensor, hingga konversi energi dan penyimpanan energi," jelasnya.

2. Manfaat inovasi dari segi teori dan praktis

Inovasi Mahasiswa Unila, Manfaatkan Sumur Tua Migas jadi Sumber EnergiProses penutupan sumur migas yang bocor di wilayah Prabumulih (Dok: Pertamina)

Lebih lanjut Rizky menjelaskan, dengan pendekatan ini, tim berupaya menghadirkan solusi tidak hanya berkelanjutan secara ekonomi tapi juga berkontribusi pada kemajuan teknologi geothermal non-konvensional secara keseluruhan.

Selain itu, memfasilitasi ekstraksi panas dari sumur-sumur tua bekas galian migas yang tidak memiliki karakteristik fluida, dengan mengintegrasikan teknologi grafena, potensi geothermal non-konvensional dapat ditingkatkan, sehingga menciptakan solusi lebih efisien dan berkelanjutan untuk pemanfaatan sumber energi.

Menurutnya, manfaat inovasi ini dari segi teori dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya terkait pengembangan sumber daya energi terbarukan, yakni panas bumi non-konvensional dan pemanfaatan graphene dalam teknologi.

Sedangkan segi praktis juga dapat menjadi solusi ramah lingkungan dalam upaya memitigasi perubahan iklim dan menurunkan emisi karbon, pengembangan energi terbarukan, termasuk energi panas bumi.

3. Hadirkan solusi berkelanjutan berdampak positif bagi lingkungan

Inovasi Mahasiswa Unila, Manfaatkan Sumur Tua Migas jadi Sumber Energiilustrasi energi terbarukan (Pixabay/Erich Westendarp)

Disampaikan Rizky, proses seleksi PKM dimulai dari tingkat fakultas, kemudian proposal dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria seperti kelayakan, inovasi, metodologi dan potensi keberhasilan. Setelah proposal dinilai dan lolos seleksi di tingkat fakultas, proposal diteruskan ke tingkat universitas untuk proses seleksi lebih lanjut.

Di tingkat universitas, proposal kembali dievaluasi tim yang lebih berpengalaman. Proposal yang berhasil melewati seleksi universitas kemudian diserahkan ke Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa), Kemendikbud RI, untuk seleksi nasional.

Pada tahap ini proposal dinilai oleh pusat. Proposal yang lolos seleksi nasional akan mendapatkan pendanaan untuk melaksanakan proyek. Rizky berharap,  penelitian ini dapat memenuhi inovasi jangka panjang dalam pemanfaatan energi ramah lingkungan dari bekas galian lapangan minyak dan gas untuk energi non-konvensional serta dapat menuju Pimnas 2024 dengan penuh rasa bangga.

“Inovasi ini juga bertujuan menghadirkan solusi berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan. Meskipun tantangan dalam kompetisi ini tidak mudah, kami yakin dedikasi dan kolaborasi tim akan membawa inovasi ini menuju kesuksesan,” tandasnya, saat diwawancara via WhatsApp.

Baca Juga: Teknik Kimia Unila Pamerkan Inovasi Eco Enzim di Pekan Raya Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya