Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TPA Bakung Baru Alihkan 3 Hektare ke Metode Controlled Landfill

TPA Bakung, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
TPA Bakung, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
Intinya sih...
  • Tekan pencemaran: TPA Bakung menampung 800 ton sampah setiap hari, butuh sistem pengelolaan modern untuk tekan dampak pencemaran.
  • Perbedaan controlled landfill dengan open dumping: Sistem pengendalian pencemaran dan sanitasi yang berbeda, dilengkapi pipa dasar untuk alirkan air lindi.
  • Lebih ramah lingkungan: Komitmen Pemkot Bandar Lampung untuk pengelolaan sampah terintegrasi, berkelanjutan, dan sesuai standar lingkungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Pemerintah Kota Bandar Lampung mulai mengubah sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung dari open dumping menjadi controlled landfill.

Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, mengatakan penerapan metode ramah lingkungan ini baru mencakup 3 hektare. Ia menyebut peralihan metode ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan pencemaran lingkungan.

“Lahan yang sudah menerapkan controlled landfill masih sangat kecil, yakni baru 3 hektare dari total 14,1 hektare,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).

1. Tekan pencemaran

Ilustrasi air terkena sampah. (Pexels.com/Саша Круглая)
Ilustrasi air terkena sampah. (Pexels.com/Саша Круглая)

Iwan menyatakan, TPA Bakung saat ini setiap harinya menampung hingga 800 ton sampah.

"Dengan volume sebesar itu, sistem pengelolaan yang lebih modern diperlukan agar dampak pencemaran dapat ditekan," imbuhnya.

2. Perbedaan controlled landfill dengan open dumping

Sekretaris Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan. (IDN Times/Muhaimin)
Sekretaris Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan. (IDN Times/Muhaimin)

Iwan menjelaskan, perbedaan mendasar antara controlled landfill dan open dumping ada pada sistem pengendalian pencemaran dan sanitasi. Metode controlled landfill dilengkapi pemasangan pipa dasar untuk mengalirkan air lindi, sehingga tidak bercampur dengan air hujan atau meresap ke tanah.

“Sampah yang sudah dipadatkan akan ditutup lapisan tanah, lalu dilapisi geomembran agar air lindi tidak mencemari tanah dan air tanah di sekitarnya,” jelasnya.

3. Lebih ramah lingkungan

Ilustrasi sampah yang hendak dikelola. (Pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi sampah yang hendak dikelola. (Pexels.com/cottonbro studio)

Iwan menegaskan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bandar Lampung untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi, berkelanjutan, dan sesuai standar lingkungan.

“Penggunaan metode ini menjadi harapan baru bagi pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Pagar Alam Terkesan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Bandar Lampung

22 Sep 2025, 22:01 WIBNews