Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dipastikan Aman, Isu BPA Galon Hanya Persaingan Usaha?

WhatsApp Image 2025-09-20 at 5.50.24 AM.jpeg
Ilustrasi galon guna ulang. (IDN Times/Istimewa).
Intinya sih...
  • Penggunaan galon guna ulang masih aman
  • Dimainkan oleh pihak tertentu untuk memonopoli pasar
  • Ada unsur persaingan usaha
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Isu bahaya Bisphenol A (BPA) pada galon guna ulang polikarbonat (PC) seakan tak pernah padam dari perbincangan publik. Padahal, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memastikan keamanan pemakaian galon guna ulang sebagai kemasan pangan. Selain aman, galon guna ulang juga ramah lingkungan.

Para pakar dan praktisi kesehatan juga telah menegaskan kekhawatiran bahaya BPA pada galon guna ulang lebih banyak dipicu persaingan usaha ketimbang temuan ilmiah yang sahih. Hal ini menyusul hasil riset yang tidak pernah menemukan migrasi BPA dari galon ke air meskipun terjemur di bawah sinar matahari.

"Rasanya para insinyur di bidang pembuatan pengemasan ini yang berkaitan dengan pemahaman tentang PC atau PET sudah tuntas bahwa dalam pembuatan galon itu sebenarnya memiliki efek yang sangat minimum dan sudah direkomendasikan aman untuk menjadi alat kemas," kata pakar kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka) Hermawan Saputra dalam keterangan resmi, Sabtu (20/9/2025).

1. Penggunaan galon guna ulang masih aman

Ilustrasi Galon Guna Ulang. (IDN Times/Istimewa).
Ilustrasi Galon Guna Ulang. (IDN Times/Istimewa).

Hermawan menegaskan, penggunaan galon berbahan PC atau galon guna ulang masih aman. Penggunaan kemasan pangan tersebut tidak akan bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti yang selama ini diisukan oleh pihak tertentu.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) ini menjelaskan, kalau gangguan kesehatan yang difitnahkan selama ini terhadap galon guna ulang juga belum terbukti. Dia mengatakan, isu tersebut masih belum bisa dibuktikan secara faktual karena masih tidak ditemukan kasus.

"Belum ada penelitian atau hasil kajian yang berkaitan dengan itu. Jadi rasanya isu itu hoax," katanya.

2. Dimainkan oleh pihak tertentu untuk memonopoli pasar

ilustrasi bermain monopoli (pexels.com/uzi)
ilustrasi bermain monopoli (pexels.com/uzi)

Dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi menilai, isu BPA yang terus digulirkan menimbulkan kecurigaan kalau memang narasi bahaya BPA dalam galon PC dimainkan oleh pihak tertentu untuk memonopoli pasar. Isu dipublikasikan untuk menakut-nakuti masyarakat agar beralih dari galon guna ulang ke galon sekali pakai yang bebas BPA.

Tirta menambahkan, isu yang diungkapkan ke publik hanya memaparkan informasi permukaan atau sedikit sekali tentang bahaya BPA. Informasi disebarkan tanpa pernah mendalami misal ambang batas aman kandungan BPA yang dapat dikonsumsi dan ditoleransi oleh tubuh atau seberapa besar kandungan BPA yang dikatakan berbahaya.

Begitu juga dengan aturan pelabelan BPA yang dia duga memberikan keuntungan bagi kelompok tertentu mengingat bahayanya pada galon PC masih kontroversial dan bisa diperdebatkan. Menurutnya, peluang itu terbuka karena BPOM tidak memberikan penjelasan detail dan fakta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan sebelum mengeluarkan kebijakan.

"Dugaan (pesanan) itu sangat terbuka. Karena kebijakan harus dikeluarkan berdasarkan riset mendalam serta bukti-bukti yang bisa dipertanggung jawabkan, bukan ujug-ujug ada kebijakan," katanya.

3. Ada unsur persaingan usaha

ilustrasi persaingan usaha (pixabay.com/Mohamed_hassan)
ilustrasi persaingan usaha (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Persaingan usaha dalam pelabelan BPA juga sempat disinggung Pakar Persaingan Usaha Universitas Sumatera Utara, Prof Ningrum Natasya Sirait. Dia mengatakan, isu mengenai bahaya BPA dalam kemasan tersebut masih terjadi pro kontra.

"Dari dunia kesehatan, isu ini kan masih pro kontra. Jadi, jangan dong itu dipaksakan menjadi beban para konsumen nantinya. Sebagai pakar hukum bisnis, saya hanya mempertanyakan regulasi pelabelan BPA itu sebenarnya untuk kepentingan siapa?" tanya Ningrum.

Dia melihat, regulasi pelabelan BPA ini ada unsur persaingan usaha. Menurutnya, kalau dari segi persaingan usaha, apapun yang menimbulkan biaya tentu akan menjadi beban suatu industri.

"Semua peraturan yang menimbulkan dampak pada meningkatnya biaya produksi seperti pelabelan BPA ini pasti berdampak pada konsumen dan itu perlu menjadi pertimbangan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Mesin Oven Pabrik Sagu di Tubaba Meledak, 6 Pekerja Alami Luka Bakar

20 Sep 2025, 12:03 WIBNews