Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bocah SD di Pesawaran Korban Bully, Kini Trauma dan Enggan Sekolah

Penampakan SDN 1 Teluk Pandan, tempat korban bullying SR menerima perundungan dan viral di media sosial. (IDN Times/Istimewa).

Pesawaran, IDN Times - Keluarga korban siswi sekolah dasar (SD) di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran menyatakan, sudah acapkali mendapat perlakuan perundungan alias bullying.

Korban inisial SR, siswi kelas 5 SDN 1 Teluk Pandan. Peristiwa perundungan dialaminya itu diketahui dilakukan sejumlah kakak kelas korban di sekolah dasar setempat.

"Keponakan saya kelas 5 SD, dia malah katanya udah sering (menerima perlakuan bullying) dilakukan orang yang sama, tapi dia gak mau cerita, cuman dipendam sendiri. Jadi baru ketahuannya baru hari ini, setelah ada video itu tersebar," ujar paman korban SR, Sodikin saat dimintai keterangan, Rabu (29/11/2023).

1. Korban trauma berat sampai tidak masuk sekolah

Paman korban SR, Sodikin. (IDN Times/Istimewa).

Sodikin melanjutkan, para pelaku bullying dimaksud merupakan para kakak kelas korban duduk di bangku kelas 6. Akibat peristiwa perundungan tersebut, SR mengalami syok dan trauma berat hingga memilih sementara enggan masuk sekolah.

"Kalau kita lihat di video itu, ya ada dipukul kepalanya, sama dari keterangan teman-temannya kaki dia ini diinjak," jelas sang paman.

2. Dipicu permasalahan anak-anak menyangkut pergaulan

Tangkap layar aksi perundungan alias bullying di SD berada di Kabupaten Pesawaran. (Instagram/@pratiwi_noviyanthi).

Berdasarkan pengakuan korban, Sodikin melanjutkan, aksi perundungan itu dipicu akibat permasalahan anak-anak. Pasalnya, SR kesehariannya memang dikenal pendiam hingga diasingkan oleh para pelaku.

Terlepas dari kejadian itu, ia mengaku permasalahan bullying ini telah diselesaikan secara kekeluargaan bersama para orang tua maupun wali para pelaku. Itu turut ditengahi pihak sekolah hingga instansi terkait lainnya.

"Orang tuanya di Pekanbaru, Riau. Dia (korban SR) di sini tinggal sama keluarga, saya pamannya. Untuk masalah ini, kita sudah ada titik keluarnya, maksudnya sudah ada perdamaian," imbuh dia.

3. Minta sekolah tingkatan pengawasan

Penampakan SDN 1 Teluk Pandan, tempat korban bullying SR menerima perundungan dan viral di media sosial. (IDN Times/Istimewa).

Berkaca dari peristiwa bullying ini, Sodikin melanjutkan, keluarga korban berharap kepada pihak sekolah dapat meningkatkan pengawasan terhadap para peserta didik. Apalagi, peristiwa ini terjadi masih di lingkungan sekolah.

Bukan hanya kepada korban SR, pengawasan dimaksud diharapkan turut dilakukan kepada seluruh peserta didik, hingga insiden serupa tidak terulang kembali kepada korban maupun siswa lainnya.

"Kejadian ini saya tidak mau terulang sampai kedua kalinya, apabila terulang kedua kalinya, saya akan menuntut ke jalur hukum atau ke yang berwajib. Harapan saya, terhadap guru disaat jam sekolah tolonglah dipantau siswa-siswinya," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us