Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?

Pelaku akui sempat siaran langsung Instagram

Bandar Lampung, IDN Times - Aksi geng motor marak terjadi di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sederet peristiwa mengerikan mulai dari tawuran antar kelompok hingga aksi ratusan motor berkonvoi ria, sambil mengayunkan senjata tajam memicu momok di tengah-tengah warga.

Berdasarkan data dihimpun IDN Times, aksi geng motor berhasil diamankan dan ditertibkan pihak kepolisian di Kota Bandar Lampung ada tiga kejadian kurun sebulan terakhir. Pertama, kericuhan antar dua kelompok geng motor di Flyover Kemiling, Kamis (30/6/2022). Alhasil, kepolisian meringkus 7 pelajar SMA dan SMP.

Kedua, 8 pelajar kembali tertangkap dalam insiden tawuran di bilangan Jalan ZA Pagar Alam tepatnya di Museum Lampung, Senin (4/7/2022). Teranyar, tawuran antar kelompok geng motor berlangsung di Baypass Soekarno-Hatta depan Gedung Bagas Raya, Rabu (3/7/2022).

Saat itu, polisi mengamankan 4 pelajar dan 2 di antaranya harus ditahan polisi. Itu lantaran kedapatan membawa senjata tajam celurit hingga tongkat besi.

Sejatinya apa melatarbelakangi munculnya geng motor? Apakah hanya sebatas kenakalan remaja atau murni bentuk kriminalitas? Berikut IDN Times rangkum berbagai perspektif dari nara sumber. 

1. Akui sempat live Instagram sebelum tawuran

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Dua pelajar geng motor berhasil diamankan pihak Polresta Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Salah satu pelaku geng motor berhasil diamankan pihak Satreskrim Polresta Bandar Lampung, inisal AD (18). Ia tak menampik keterlibatannya adalah buah ajakan dari seorang rekan satu sekolah. Itu dilakukan demi terhindar dari kata 'cupu' dan memperoleh pengakuan dari lingkungan pertemanan.

Sebelum bersaksi, AD bersama kawanan mengaku sengaja lebih dulu melangsungkan siaran langsung di medsos Instagram maupun Facebook dan telah menyiapkan senjata tajam jenis celurit. Tujuannya, melindungi aksinya di jalan raya bila mendapat serangan dari kelompok geng motor lainnya.

"Saya baru lulusan sekolah tahun ini, celurit saya yang bawa buat jaga-jaga. Sebab terkadang sebelum pergi keluar rumah malam hari udah tau bakal ada tawuran," katanya, saat dimintai keterangan.

Selain tawuran, AD juga mengaku tak jarang waktu kumpul-kumpul bersama sesama rekan geng motor kerap dihabiskan dengan menegak minuman keras (miras), hingga berujung pada aksi kriminalitas jalanan semisal balap liar. "Keluar malam izin orang tua main ke rumah teman, kadang kalau nongkrong-nongkrong bisa sampai pagi," sambung dia.

2. Anggota geng motor sebatas memperlihatkan eksistensi di medsos

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Ilustrasi medsos (Unsplash.com/Plann)

Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya Putra mengatakan, kemunculan geng motor tersebut merupakan bentuk kenakalan remaja. Pemicunya, mereka seakan ingin memperlihatkan bentuk eksistensi demi memperoleh pengakuan di tengah teman-teman sebaya, hingga antar kelompok di jejaring media sosial (medsos).

"Mereka umumnya punya kumpulan sendiri di Instagram. Dari situ mereka mencari eksistensi atau bisa dikatakan mencari konten. Sehingga diharapkan memperoleh follower," imbuhnya.

Kondisi itu menurut Dennis, membuat antar kelompok geng motor kerap kali saling ejek, hingga berujung pada aksi tawuran di ruang publik masyarakat Kota Bandar Lampung.

"Kami akan selalu melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah gangguan Kamtibmas dan memberikan rasa aman dan nyaman di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung," tukas dia.

Baca Juga: Bawa Celurit dan Besi, 2 Kelompok Geng Motor Bandar Lampung Ditangkap

3. Pelaku mayoritas masih pelajar

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Polresta menangkap 2 kelompok geng motor di Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Dennis mengamini, sebagian besar para pelaku terlibat aksi geng motor tersebut mayoritas masih berstatus sebagai pelajar alias di bawah umur. Meski demikian, dari kelompok tersebut diselipi oknum-oknum remaja maupun anak putus sekolah.

Maka dari itu, jajaran Polresta Bandar Lampung telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung dan masing-masing pihak SMA sederajat.  Tujuannya, mendata hingga pembinaan intensif kepada para pelaku geng motor.

"Anak-anak ini perlu perhatian khusus, agar mengantisipasi terjadi korban atau tindak pidana lainnya. Sudah disampaikan Kapolres, bahwa bagi anak-anak diamankan diberikan tembusan langsung ke pihak sekolah, agar mendapatkan sanksi atau tindakan pengawasan," imbuhnya.

4. Polisi akan sosialisasi ke sekolah-sekolah

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Polresta menangkap 2 kelompok geng motor di Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Sebagai bentuk tindak lanjut pengawasan aksi geng motor, Dennis mengaku telah memonitoring titik-titik kumpul para pelajar diduga terlibat geng motor. Tujuannya, bisa mengantisipasi hingga menangkap terduga pelaku sebelum terjadinya tindak pidana.

Selain itu, pihak kepolisian setempat akan langsung menyambangi tiap-tiap sekolah tingkat atas di Kota Bandar Lampung sosialisasi langsung larangan aksi kejahatan semacam geng motor.

"Sudah diperintahkan Kapolres, untuk seluruh PJU di Senin mengambil apel ke sekolah demi menekankan dan menyampaikan pesan-pesan tersebut. Data orang bermasalah akan dibacakan di muka umum, sebagai efek jera," katanya.

5. Disdikbud Lampung minta aparat gencar patroli malam

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Ketiga pelajar ditangkap Tim Walet Polresta Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Sulpakar menyatakan, aksi geng motor kerap menghantui warga Kota Bandar Lampung. Itu dipicu ulah para pelajar asal Kota Bandar Lampung.

Meski demikian, pihaknya mengaku telah mengambil sejumlah langkah konkret menginstruksikan masing-masing sekolah, agar dapat berkoordinasi dengan pihak orang tua atau wali murid.

Selain itu, pihaknya berkoodinasi dengan kepolisian telah meminta aparat penegak hukum untuk bisa menggencarkan aktivitas patroli malam hari ke sejumlah titik-titik rawan kejahatan di Kota Bandar Lampung.

"Jadi yang marak itu memang ada (geng motor), tapi tidak terjadi di semua daerah Lampung hanya kelompok-kelompok kecil dan sudah diatasi. Sekarang sudah mulai bisa tertekan dan terbukti mulai pengumuman sekolah situasi kita relatif aman," kata dia.

6. Pembinaan melibatkan guru agama dan PPKN

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Sulpakar. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Sementara bagi para pelajar tertangkap tangan terlibat aksi tawuran, Sulpakar menegaskan, sudah mengambil langkah cepat untuk mengumpulkan para pelaku, agar dapat dibina dan diserahkan ke masing-masing pihak orang tua.

Dalam hal pembinaan ini, ia juga menyebutkan telah menginstruksikan pihak sekolah masing-masing dapat melibatkan peran guru mata pelajaran agama dan PPKN. Selanjutnya, dapat diberikan tugas untuk membentuk karakter anak tersebut.

"Bukan bagaimana kami memberikan sanksi pemberhentian, tapi lebih pada pembinaan. Kami juga antarkan para anak tersebut berdiskusi secara kelompok, agar memahami karakter yang baik untuk masa depan mereka," ucap Pj Bupati Mesuji tersebut.

7. Akibat salah pola asuh anak

Bandar Lampung Marak Geng Motor, Kenakalan Remaja atau Cari Sensasi?jogjakeren.com

Psikolog Kota Bandar Lampung, Dewi Lutfianawati mengatakan, kenakalan remaja berupa aksi geng motor dapat disebabkan lewat faktor sosial dan personal. Dari sisi sosial, remaja cenderung memiliki sifat konformitas hingga ingin diakui di mata rekan sebaya. Sementara sisi personal, mereka berkeinginan untuk dapat diterima di lingkungan.

"Seusai mereka memiliki pandangan, kalau badung pasti keren. Jadi tidak semua mereka adalah pemicu, tapi sebagian besar ada yang hanya ikut-ikutan saja," katanya.

Meski demikian dapat disimpulkan, keterlibatan seorang anak dalam kelompok geng motor didasari akibat orang tua menerapkan pola asuh yang salah. Untuk itu betapa pentingnya memberikan perhatian dan menjalani keterbukaan komunikasi di dalam sebuah keluarga.

"Harus diingat usia remaja sangat enggan dinasehati, ini jadi PR untuk orang tua untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak. Jalin komunikasi yang terbuka, orang tua jangan hanya bisa mendekte anak tapi mampu memberikan solusi," tandas Dewi.

Baca Juga: Irjen Wiyagus: Begal dan Geng Motor Jadi Perhatian Polda Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya