Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Selama 2024 Ada 4 Gajah Mati di TN Way Kambas, Ini Hasil Diagnosisnya

Penampakan gajah Sumatera liat betina mati ditemukan di wilayah Resort Toto Projo, Seksi Wilayah II Bungur TNWK, Lampung Timur. (Dok. Balai TNWK).
Intinya sih...
  • Gajah Bunga
  • Gajah liar di susukan baru

Lampung Timur, IDN Times - Empat ekor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati di hutan kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur sepanjang 2024.

Humas Balai TNWK, Sukatmoko mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap keempat hewan mamalia besar tersebut teridentifikasi petugas medis mati akibat terjangkit berbagai jenis penyakit.

"Iya, data pendataan kami gajah mati di tahun ini ada empat. Dua liar dan dua jinak," ujarnya dikonfirmasi, Jumat (6/12/2024).

1. Kematian rentan waktu akhir Agustus hingga awal Desember

Penampakan gajah Sumatera liat betina mati ditemukan di wilayah Resort Toto Projo, Seksi Wilayah II Bungur TNWK, Lampung Timur. (Dok. Balai TNWK).

Sukatmoko melanjutkan, rentan waktu kematian gajah-gajah tersebut akhir Agustus sampai dengan awal Desember 2024. Diawali dari temuan kematian gajah betina jinak "Bunga", disusul dua gajah liar masing-masing jantan dan betina, serta satu anak gajah jinak "Rubado".

"Iya, dari diagnosis kematian gajah-gajah ini akibat mengidap gangguan penyakit tidak menular," imbuhnya.

2. Tersisa 65 gajah jinak dan 200 gajah liar

Penampakan gajah di TNWK, Lampung Timur. (Dok. Balai TNWK).

Berdasarkan catatan Balai TNWK, Sukatmoko menyampaikan, pihak taman nasional setempat mencatat keberadaan gajah jinak sekitar 65 ekor, sementara gajah liar mencapai sekitar 200 ekor.

Seiring dengan catatan ini, digelar kegiatan surveilans terkait keberlangsungan gajah-gajah jinak maupun liat di wilayah kerja Balai TNWK. "Tentu, kami rutin menggiatkan pengawasan terhadap gajah, terutama terkait kegiatan monitoring dan lain-lainnya," ucapnya.

3. Diagnosis kematian keempat gajah

Penampakan gajah Rubado ditemukan mati di hutan TNWK. (DOK. Balai TNWK).

Berikut IDN Times bagikan laporan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap gajah mati di TNWK.

  • Gajah Bunga

Gajah betina tanpa gading ini ditemukan mati 29 Agustus 2024 di Pusat Latihan Gajah. Hasil pemeriksaan laboratorium patologi BVET Bandar Lampung menyebutkan, diagnosa morfologi dari kasus gajah Bunga adalah suspect Hepatitis dan fibroma (tumor jaringan ikat).

Secara makroskopik, diketahui terjadi penumpukan cairan pada bagian abdomen atau perut gajah Bunga. Ini menjadi salah satu gejala adanya gangguan pada organ hati. Hasil pemeriksaan organ hati memperlihatkan adanya pigmen empedu dalam sitoplasma hepatosit.

  • Gajah liar di susukan baru

Gajah berjenis kelamin tidak teridentifikasi ini ditemukan mati pada 31 Agustus 2024 di Resort Susukan Baru, Seksi PTN Wilayah I Way Kanan. Dari hasil identifikasi temuan bangkai gajah disimpulkan, bahwa estimasi usia gajah antara 10-15 tahun.

Sementara usia bangkai gajah liar ini diperkirakan selama 2-3 minggu dan sudah mengalami pembusukan. Jaringan tubuh mengalami kerusakan sehingga menyulitkan identifikasi. Kondisi bangkai gajah pada organ-organ bagian dalam juga tidak ditemukan, karena membusuk dan tidak berbentuk lagi dan hanya tersisa sedikit bagian tubuh. Sehingga tidak ada sampel yang bisa diambil untuk diperiksakan ke laboratorium.

  • Gajah Liar Toto Projo (buntung)

Gajah berjenis kelamin betina tanpa gading ini ditemukan mati 6 Oktober 2024 di Resort Toto Projo, Seksi PTN Wilayah II Bungur. Hasil laboratorium, pemeriksaan hispatologi menunjukan hasil autolisis pada hampir seluruh organ yang dikirimkan. Autolisis ialah proses penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim dari dalam sel itu sendiri berujung pada kematian sel.

Jaringan yang memperlihatkan hasil autolisis di antaranya adalah liver, lambung, jantung, dan usus halus. Organ lainnya yaitu paru-paru dan limpa juga beberapa bagian memperlihatkan tanda-tanda autoliisis, namun bagian lainnya masih dapat diidentifikasi oleh petugas.

  • Anak gajah "Rubado"

Gajah jenis kelamin jantan ini ditemukan mati pada 1 Desember 2024 di ERU Braja Harjosari dan gadingnya disimpan untuk dikirim ke Direktorat KKH-SG, Ditjen KSDAE, Kementerian Kehutanan.

Dari hasil nekropsi jaringan secara inspeksi atau pengamatan visual dan palpasi (perabaan) ditemukan adanya pendarahan pada bagian anus, konjungtiva kemerahan, krepitasi paru-paru positif namun berwarna kehitaman dan uji apung positif, cairan pada abdomen berwarna kemerahan, serta terdapat lobus hepar dengan tepi yang tumpul.

Usia kematian diperkirakan adalah 3-5 jam usai ditemukan petugas, kematian anak gajah ini diduga akibat shock hipovolemic saat kecacingan. Meski demikian, diagnosa final menunggu hasil laboratorium selesai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us