Mengenal 4 Tradisi Ngumbai, Thanksgivingnya Orang Lampung!

- Ngumbai Repong, tradisi syukuran petani di Lampung Barat
- Diisi dengan zikir, doa bersama, dan makan bersama
- Momen silaturahim antar masyarakat dan permohonan kelancaran rezeki
- Ngumbai Atakh, tradisi syukuran musim haji di Lampung Barat
- Dilakukan oleh masyarakat Saibatin dengan berdoa untuk kesuburan tanah dan rezeki
- Dilaksanakan pada 2 Dzulhijjah dan setelah 45 hari pasca penanaman padi
- Ngumbai Lawok, tradisi syukuran nelayan di wilayah pesisir Lampung
Bandar Lampung, IDN Times - Thanksgiving merupakan sebuah tradisi atau perayaan rutinan sangat terkenal di Amerika. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat khususnya petani atas hasil panennya dan berharap di tahun depan juga mendapat hasil baik.
Tapi tahu kah kamu ternyata tradisi semacam Thanksgiving ini juga ada lho di Lampung! Namanya perayaan ini adalah Ngumbai atau dalam Bahasa Lampung Pesisir artinya syukuran. Berikut 4 tradisi Ngumbai di Lampung!
1. Ngumbai Repong

Ngumbai Repong merupakan salah satu tradisi masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat, khususnya untuk warga Gunung Kemala, Labuhan Mandi, Gunung Kemala Timur dan Ulu Krui Kecamatan Way Krui.
Ngumbai Repong biasanya akan dihadiri oleh banyak orang khususnya para pemilik kebun agar getah damar serta hasil panen berbagai jenis tanaman buah mereka tanam setiap tahunnya dapat meningkat.
Berbeda dengan thanksgiving di Amerika, Ngumbai Repong diisi dengan acara zikir dan doa bersama warga, para tetua adat, tokoh masyarakat, termasuk pejabat pemerintahan.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan Betingkuk dan Betanjagh (mempersiapkan makan bersama untuk menjamu tamu undangan), lalu dilanjut makan bersama. Maka selain menjadi tradisi penting bagi petani, Ngumbai Repong ini juga menjadi tempat silaturahim antar masyarakat.
2. Ngumbai Atakh

Memasuki musim haji, masyarakat Lampung Pesisir Barat juga melakukan sebuah tradisi syukuran bernama Ngumbai Atakh. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Saibatin dan telah ada sejak zaman nenek moyang sehingga sangat melekat pada masyarakat.
Apalagi tradisi ini terdapat dalam 5 falsafah hidup masyarakat Lampung Nemui Nyimah. Secara makna, Ngumbai Atakh adalah silaturahmi atau cara bertamu dan menerima tamu, serta ramah tamah dengan kerabat maupun orang luar.
Meski begitu, sama seperti acara syukuran lainnya, dalam acara ini masyarakat juga berdoa untuk kelancaran rezeki termasuk kesuburan tanah dan hasil pertanian mereka. Selain itu, masyarakat juga tak lupa memanjat doa agar dilindungi dari segala macam bala.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada 2 Dzulhjah dan setelah 45 hari pasca penanaman padi. Sehingga dalam satu tahun bisa dilakukan lebih kurang 2 sampai 3 kali.
3. Ngumbai Lawok

Ngumbai Lawok merupakan tradisi dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai ruwat laut. Jika Ngumbai Rempong dan Rumbai Atakh biasa dilakukan oleh petani perkebunan, maka Ngumbai Lawok biasa dilakukan oleh masyarakat nelayan.
Di Lampung, tradisi ini digelar di beberapa wilayah pesisir Lampung di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Tulang Bawang, Pesisir Barat, Tanggamus dan Lampung Timur.
Berbeda dengan syukuran petani perkebunan, dalam Ngumbai Lawok terdapat ritual atau memberikan persembahan berupa sesaji dan kepala kerbau ke laut agar masyarakat pesisir mendapat limpahan rezeki dan keselamatan.
Penggunaan kepala kerbau untuk sedekah laut ini juga sudah dilakukan secara turun-temurun sejak dahulu. Karena menurut warga lokal, jika sesembahan menggunakan kepala sapi, maka sesaji (kepala sapi) tersebut akan kembali lagi atau tidak diterima laut.
4. Ngumbai Sabah

Lalu ada Ngumbai Sabah. Tradisi ini biasa dilakukan oleh petani sawah di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pelaksanaannya yaitu saat petani selesai menanam padi.
Terdapat beberapa tahap kegiatan dalam Ngumbai Sabah yakni persiapan berupa musyawarah masyarakat di masjid dan menyembelih hewan kurban (misalnya ayam dan nantinya daging ayam ini menjadi sajian acara).
Lalu ada penayuhan atau pembacaan doa bersama di masjid, menyantap hidangan, pembagian air cendana pada petani, dan terakhir penancapan pucuk aren berisi darah hewan sembelihan serta menyiram air cendana ke sekeliling sawah.
Ngumbai Sabah merupakan bentuk rasa syukur sekaligus permohonan doa pada Sang Pencipta untuk hasil panen melimpah dan tidak ada serangan dari hama yang merusak padi sawah petani.
Itulah 4 tradisi ngumbai atau syukuran sebagai bentuk rasa syukur sekaligus momen untuk berdoa agar hasil pertanian dapat meningkat. Kamu pernah datang ke acara-acara ini?