Harga Telur di Bandar Lampung dan Lamsel Meroket! Tembus Rp30 Ribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Kenaikan harga telur merata di beberapa daerah di Lampung. Seperti di Bandar Lampung dan Lampung selatan kenaikannya sama yakni sebesar Rp2.000-Rp3.000 atau. Harga sebelumnya Rp26.000-Rp27.000 pekan ini tembus Rp29.000-Rp30.000 per kilogram.
Hal itu disampaikan Jubri, salah seorang pedagang telur di Pasar Natar, Lampung Selatan. Ia mengatakan kenaikan telur ini sudah sejak seminggu sampai 10 hari lalu.
“Udah tujuh sepuluh harian lah, telur sekarang ecerannya 29 sampai 30 ribu. Sebelumnya itu sekitar 26 sampai 27 ribu," katanya, Rabu (24/8/2022).
Harga ini juga hampir merata di beberapa pedagang kelontong di Pasar Natar lainnya. Begitupun harga jual pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung, harga telur juga berada di range angka Rp29.000-Rp30.000 per kilogram.
Baca Juga: Gubernur Lampung Terima Uang Baru 2022, Nomor Seri Tahun Kelahiran!
1. Kenaikan pakan ternak ayam
Jubri mengatakan, kenaikan harga telur ini terjadi tiap harga pakan ternak ayam juga melambung. Ia mencontohkan saat Idul Fitri 2022 lalu, harga pakan ayam naik sehingga harga telur ikut naik hingga mencapai Rp32.000 per kilogram.
“Justru kalau mengikuti musim seperti tahun baru Muharram, natalan, itu gak naik harga telor. Pas pakan naik itu baru mempengaruhi harga juga,” katanya.
Ia juga mengatakan, harga telur naik diakibatkan karena jumlah peternak di Lampung tak sebanyak daerah lain.
“Soalnya di Palembang biasanya itu lebih murah dari sini. Soalnya kan di sana banyak banget kandangnya. Selisih bisa 2.000. Makanya kadang dari Palembang suka dikasih ke sini,” imbuhnya.
2. Kenaikan karena adanya PKH
Lain dengan Jubri, Kartina salah seorang pedagang di Pasar Pasir Gintung Kota Bandar Lampung mengatakan kenaikan telur terjadi setiap adanya pembagian bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kalau sudah PKH (mulai) itu, gak cuma telor aja, kentang, buncis itu juga pada naik semua,” katanya.
Hal itu dikarenakan distributor atau gudang harus mempersiapkan stok barang lebih banyak saat PKH dibanding hari biasanya. Namun meski demikian, Kartini mengaku tidak pernah dibatasi saat membeli barang. Hanya harganya saja yang naik.
3. Pedagang masih mengambil barang dari Lampung
Jubri maupun Kartini, keduanya sama-sama masih mengambil barang dari Lampung. Dikarenakan barang masih mencukupi.
“Saya ngambil barangnya di Jepang atau Kaliasin (Kecamatan Natar), masih Lampung. Kita elgak sampai ngambil dari luar kok. Kalau barang tersedia cuma harganya aja naik,” kata Jubri.
Sedangkan Kartina mengambil lewat distributor masih di daerah Kota Bandar Lampung, karena lebih mudah dan harganya tidak jauh berbeda dengan lainnya.
4. Penurunan pembeli hingga 50 persen
Dampak terkait kenaikan harga ini juga sangat dirasakan keduanya terhadap pendapatan mereka. Jubri mengatakan meski pembeli tidak berkurang tapi jumlah pembeliannya menurun.
“Biasanya misalnya satu kilo nih sekali beli, dia berkurang jadi setengah kilo. Adalah kalau 50 persen berkurang. Biasanya abis 2 krat sekarang 1 krat,” katanya.
Baca Juga: Fakta Unik Lampung Begawi Digelar BI Lampung di Lapangan Saburai