Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Petani Lampung Pakai Bibit Kakao Unggul Monika Program Cocoa Life

WhatsApp Image 2025-09-12 at 8.55.43 PM (2).jpeg
Daksur, petani kakao Desa Padang Manis, Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. (IDN Times/Martin L Tobing).
Intinya sih...
  • Lampung menjadi daerah pertama di Indonesia yang memperoleh bibit kakao unggul Monika
  • Bertani kakao lewat program Cocoa Life membawa perubahan besar dalam cara bertani
  • Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Tengah adalah daerah sentra kakao di Lampung dengan sejumlah tantangan yang perlu diatasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pesawaran, IDN Times - Kabupaten Pesawaran mungkin selama ini lebih identik dengan destinasi wisata pantai terkenal seperti Pulau Pahawang, Kyokko Beach dan Pantai Mutun. Namun dibalik keindahan alamnya, kabupaten ini menyimpan potensi perkebunan kakao yang sangat besar.

Dengan luas wilayah 1.279,60 km² dan jumlah penduduk sekitar 494 ribu jiwa, Pesawaran memiliki lahan kakao terluas di Lampung, yakni mencapai 27.357 hektare. Dari lahan tersebut, Pesawaran mampu memproduksi lebih dari 28.000 ton kakao setiap tahunnya.

Capaian ini menjadikannya sebagai penghasil kakao terbesar nomor 1 di Provinsi Lampung. Jurnalis IDN Times berkesempatan mewancarai dua petani kakao di Pesawaran atas undangan Mondelez Internasional. Berikut ulasannya.

1. Lampung daerah pertama di Indonesia memperoleh bibit kakao unggul Monika

WhatsApp Image 2025-09-12 at 8.55.43 PM (3).jpeg
Ilustrasi kakao dibudidayakan petani di Kabupaten Pesawaran Lampung. (IDN Times/Martin L Tobing).

Toni Efendi, petani kakao asal Desa Wiyono, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran mengatakan, mulanya tertarik mengembangkan komoditas kakao sejak 1990an. Ia lama bergelut sebagai petani kakao dibudidayakan secara tradisional di lahan 0,5 hektare miliknya.

Ia merasakan manfaat sejak berpartisipasi program Cocoa Life Mondelez Internasional sejak 2015. Itu lantaran, produktivitas kebun kakao miliknya semakin meningkat. Dari luas lahan kakao dikelolanya, ia memiliki 520 pohon dengan jarak tanam 2x2,5 meter per pohon.

“Dulu, dari setengah hektare lahan hanya bisa menghasilkan 3 sampai 4 kuintal kering. Sekarang dengan pendampingan dari program, hasil lebih baik dan kualitas biji juga meningkat,” ujarnya.

Ia menambahkan, Lampung menjadi daerah pertama di Indonesia yang memperoleh bibit kakao unggul Monika. “Kalau dulu petani hanya mengandalkan klon lokal, sekarang kita bisa pakai klon baru yang lebih tahan busuk buah dan lebih produktif,” katanya.

Toni juga mengelola kebun entres yang menghasilkan bibit unggul seperti klon Monika 1 dan MCC 02. Bibit tersebut lebih tahan penyakit dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani.

2. Bawa perubahan besar cara bertani

WhatsApp Image 2025-09-12 at 8.55.44 PM (1).jpeg
Mondelez Indonesia berkunjung ke kebun kakao di Pringsewu dan Pesawaran, Kamis (11/9/2025). (Dok. Mondelez Indonesia).

Bertani kakao lewat program Cocoa Life juga dirasakan Daksur, petani kakao Desa Padang Manis, Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran mulai bergabung sejak 2017. Menurutnya, program ini telah membawa perubahan besar dalam caranya bertani.

“Dulu kami hanya mengandalkan cara-cara lama, seperti yang dilakukan orang tua kami. Setelah ikut Cocoa Life, baru paham tentang pemangkasan, pemupukan, sanitasi kebun, sampai cara memilih bibit unggul,” tuturnya.

Ia menyebut, meski sempat tergoda mengikuti tren menanam pepaya California, dirinya tetap bertahan di kakao karena hasilnya lebih menjanjikan. “Setiap minggu tetap ada penghasilan, meski tidak banyak, tapi cukup untuk biaya anak sekolah dan kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.

Dengan luas lahan sekitar 0,6 hektare, Daksur mampu menghasilkan hingga 240 kilogram kakao kering pada 2025. “Hasil ini jauh lebih baik dibanding sebelum bergabung. Saya merasa lebih percaya diri dan yakin kakao bisa menjadi penopang ekonomi keluarga,” ujarnya.

3. Ada sejumlah tantangan

WhatsApp Image 2025-09-12 at 8.55.44 PM.jpeg
Ilustrasi perkebunan kakao di Kabupaten Pesawaran. (IDN Times/Martin L Tobing).

Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Tengah daerah sentra kakao di Lampung. Dari segi harga jual pun cukup baik.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, Elis Martatiasih menjelaskan, tren harga biji kakao kering cukup baik beberapa tahun terakhir turut mendorong minat petani kembali mengembangkan budidaya kakao. Namun, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi.

Ia mencontohkan, di Kabupaten Pringsewu tantangannya produktivitas kakao masih rendah. Itu dipicu tanaman yang sudah berusia tua, berasal dari bibit yang bukan unggul, serta rusak akibat serangan penyakit.

Merujuk hal itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian terus berupaya melakukan perbaikan dengan berbagai langkah strategis. “Kami melaksanakan kegiatan peremajaan tanaman kakao, rehabilitasi menggunakan bibit klon unggul, serta intensifikasi pengelolaan kebun,” ujarnya.

Menurut Elis, peningkatan produksi kakao tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga memerlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta yang selama ini berkontribusi melalui program pemberdayaan petani. Upaya kolaboratif ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam mewujudkan sektor kakao berkelanjutan.

4. Mengenal klon Monika 1 dan Monika 2

WhatsApp Image 2025-09-12 at 8.13.16 PM (2).jpeg
Mondelez Indonesia berkunjung ke kebun kakao di Pringsewu dan Pesawaran, Kamis (11/9/2025). (Dok. Mondelez Indonesia).

Mondelēz International melalui Program Cocoa Life, R&D Crop Science Mondelēz International, mulai melakukan pengembangan klon Monika 1 dan Monika 2 sejak 2017. Dalam pengembangannya, Cocoa Life juga bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka). Setelah melakukan berbagai tes uji di berbagai wilayah seperti Lampung timur, Pesawaran Lampung, serta Jawa Timur, klon Monika 1 dan Monika 2 telah tersertifikasi sejak Desember 2024 dan akan mulai didistribusikan pada tahun ini

Dalam upaya mempercepat proses penyebaran klon-klon unggul bersertifikat Monika 1 dan Monika 2 ke seluruh Indonesia, Mondelēz international juga mengembangkan kebun entres (kebun Induk kakao) seluas 2,5 hektar di Lampung. Kebun entres ini mampu memproduksi 1,733,166 entres (batang untuk dicangkok) setiap tahun.

Spesifikasi Bibit Unggul Monika 1 dan Monika 2

  1. Klon Monika 1
  • Monika 1 telah resmi dilepas sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian pada 2024 dengan nomor 88/Kpts/KB.010/12/2024.
  • Klon Monika 1 mengandung kadar lemak tinggi yakni lebih dari 56%, dengan potensi hasil panen 1,9–2,3 ton/ha/tahun. Klon ini juga menghasilkan biji dengan berat 1,37 gram dan nilai buah 19.
  • Dari sisi ketahanan penyakit, klon monika 1 memiliki tingkat ketahanan moderat terhadap Vascular Streak Dieback (VSD) dan Helopeltis, dan buahnya juga lebih tahan terhadap pembusukan.
  • Berdasarkan hasil uji, Klon Monika 1 memiliki karakteristik cita rasa yang baik dan menghasilkan fine aroma seperti browned, fresh, floral, dan woody.
  1. Klon Monika 2
  • Monika 2 telah resmi dilepas sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian pada 2024 dengan nomor 87/Kpts/KB.010/12/2024.
  • Klon Monika 2 mengandung kadar lemak tinggi yakni lebih dari 56%, memberikan potensi hasil panen 2,0-3,7 ton/ha/tahun, dan berat biji 1,45 gram dengan nilai buah 24,
  • Untuk ketahanan penyakit, monika 2 memiliki tingkat ketahanan moderat terhadap Vascular Streak Dieback (VSD) dan buahnya juga lebih tahan terhadap pembusukan.
  • Berdasarkan hasil uji, Klon Monika 2 memiliki karakteristik cita rasa yang baik dan menghasilkan fine aroma seperti browned, fresh, floral, dan woody.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Petani Lampung Pakai Bibit Kakao Unggul Monika Program Cocoa Life

12 Sep 2025, 22:02 WIBNews